04 November 2025
12:34 WIB
Serius Garap Wisata Budaya, Mesir Buka Museum Terbesar Di Dunia
Museum Besar Mesir dibangun di area seluas sekitar 500.000 persegi. Area ini jauh lebih luas dari Louvre di Paris, museum paling terkenal dan sebelumnya juga dikenal sebagai yang terbesar di dunia.
Editor: Andesta Herli Wijaya
Wisatawan mengunjungi Museum Besar Mesir saat uji coba pembukaan di Giza, Mesir, pada 12 Juni 2025. (ANTARA/Xinhua/Ahmed Gomma)
JAKARTA - Mesir menegaskan posisinya sebagai salah satu wilayah dengan sejarah peradaban terpanjang di dunia dengan membuka Museum Besar Mesir (Grand Egyptian Museum/GEM). Tak sekadar besar, museum satu ini adalah yang terbesar di dunia.
Pembukaan resmi Museum Besar Mesir yang telah lama dinantikan, diperkirakan akan menjadi daya tarik baru pariwisata di Mesir, terutama wisata budaya.
Kepala Komite Pemasaran Pariwisata Budaya di Mesir Hulu Mohamed Othman mengatakan bahwa debut GEM tidak hanya menjadi pencapaian budaya, tetapi, juga katalisator untuk menghidupkan kembali pariwisata budaya. Daya tarik baru itu diharapkan bisa memperpanjang masa tinggal pengunjung, serta membantu Mesir bergerak menuju targetnya untuk menarik 30 juta wisatawan setiap tahun pada tahun-tahun mendatang.
Terletak di Dataran Tinggi Giza, hanya 2 kilometer dari Piramida dan Sphinx, GEM dibangun di area seluas sekitar 500.000 persegi. Luasan ini jauh lebih luas dari area Louvre di Paris, museum paling terkenal dan sebelumnya juga dikenal sebagai yang terbesar di dunia.
Setelah proses pembangunan selama dua dekade, kompleks bernilai miliaran dolar itu resmi dibuka untuk umum pada Sabtu (1/11) malam waktu setempat. Pembukaan ditandai dengan sebuah upacara yang dihadiri oleh puluhan delegasi internasional, termasuk kepala negara dan pemerintahan,menurut laporan Xinhua yang dilansir dari Antara, Senin (3/11).
Museum itu menyimpan lebih dari 100.000 artefak yang mencakup ribuan tahun sejarah Mesir, termasuk patung Raja Ramses II setinggi 12 meter yang berusia 3.200 tahun. Dibangun menghadap ke piramida, desainnya secara simbolis menghubungkan ikon baru ini dengan keajaiban dunia kuno terakhir yang masih bertahan tersebut.
Bagian utama dari museum ini adalah koleksi lengkap raja muda Tutankhamun, dengan 5.992 artefak termasuk topeng emas ikoniknya, peti mati berlapis emas, kereta perang kerajaan, dan harta karun lainnya. Semua itu ditampilkan bersama untuk pertama kalinya sejak ditemukannya makam raja tersebut pada 1922.
"Untuk pertama kalinya, operator tur merancang seluruh program di sekitar museum itu, dengan kunjungan selama sepekan difokuskan sepenuhnya pada eksplorasi harta karunnya," ujar Othman.
Baca juga: Telisik Louvre Sebagai Museum Seni Terbesar Di Dunia
GEM dinilai mencerminkan dampak ekonomi yang kuat terhadap sektor pariwisata. Dia mengatakan bahwa museum tersebut telah mendorong peluang kerja dan bisnis baru di Giza, menciptakan puluhan ribu lapangan kerja langsung maupun tidak langsung.
Museum itu juga mendorong pengunjung untuk melanjutkan tur wisata ke Luxor dan Aswan untuk melihat situs-situs tempat ditemukannya banyak artefak yang dipamerkan, menciptakan arus pariwisata baru dari Kairo ke Mesir Hulu, alih-alih bersaing dengannya.
Pariwisata merupakan salah satu sumber utama devisa Mesir, bersama dengan remitansi, pendapatan Terusan Suez, dan ekspor. Pendapatan pariwisata negara ini mencapai 15,3 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp16.625) pada 2024, naik 9 persen dari setahun sebelumnya, dengan jumlah kunjungan wisatawan meningkat 5 persen menjadi 15,7 juta, menurut data resmi. Pemerintah menargetkan sekitar 18 juta wisatawan pada 2025.