13 Desember 2024
11:39 WIB
Sering Memangku Laptop Bisa Sebabkan Kerusakan Hingga Kanker Kulit
Kebiasaan menggunakan laptop dengan memangkunya bisa menyebabkan kerusakan kulit permanen yang ditandai dengan munculnya ruam-ruam merah. Ruan juga bisa saja berkembang menjadi kanker.
Editor: Satrio Wicaksono
Ilustrasi Perempuan Sedang Menggunakan Laptop. Shutterstock/ViDI Studio
JAKARTA - Apakah Anda termasuk orang yang sering menggunakan laptop dengan meletakkan atau memangku? Jika, segera ubah kebiasaan itu. Pasalnya rutinitas memangku laptop hangat dapat menyebabkan kerusakan kulit secara permanen.
Selain itu, kebiasaan menggunakan bantal yang dapat dipanaskan untuk menghilangkan rasa sakit juga dapat mengakibatkan kondisi serupa. Sebagaimana dilansir Medical Daily, dokter kulit bersertifikat, dr. Mark Strom mengatakan, eritema ab igne atau sindrom kulit terpanggang disebabkan oleh paparan panas jangka panjang pada kulit.
"Hal-hal yang dapat menyebabkannya adalah bantal pemanas, terutama yang digunakan untuk nyeri atau kram akibat endometriosis, pemanas ruangan, dan bahkan laptop panas yang selalu diletakkan di pangkuan Anda," kata Storm, dikutip dari Antara.
Pernyataan dr. Mark Strom yang diunggah melalui video di TikTok tersebut merupakan tanggapan terhadap sebuah video yang diunggah oleh @faith_harrell, yang memperlihatkan ruam yang berubah warna dengan pola yang tidak teratur di perutnya.
Menurut dr. Storm, banyak orang tidak menyadari pentingnya berhati-hati terhadap paparan panas pada kulit. Meski paparan itu tidak menimbulkan rasa sakit atau terbakar, paparan panas jangka panjang dapat menyebabkan ruam dan perubahan warna permanen.
"Jika Anda mulai melihat perubahan warna pada kulit Anda, Anda harus segera menghentikan paparan panas tersebut, mudah-mudahan sebelum perubahan warna tersebut menjadi permanen," katanya.
Adapun tanda-tanda umum sindrom kulit terbakar termasuk ruam bercak-bercak yang awalnya tampak merah muda dengan pola jala ikan. Seiring waktu, ruam bisa berubah menjadi merah, ungu, atau cokelat. Dalam beberapa kasus, ruam mungkin terasa gatal, terbakar, atau nyeri.
Meskipun sangat jarang, ruam ini terkadang dapat berkembang menjadi kanker kulit seperti karsinoma sel skuamosa (SCC) atau karsinoma sel Merkel, bertahun-tahun setelah pertama kali muncul.
Berkonsultasi dengan dokter kulit dapat membantu kita memantau bagaimana penyembuhan berlangsung dan, jika gejalanya menetap, mereka mungkin merekomendasikan biopsi kulit untuk menyingkirkan kanker.
Menghindari sumber panas adalah langkah pertama untuk mencegah kondisi memburuk. Perubahan kebiasaan sederhana, seperti menggunakan laptop di meja alih-alih di pangkuan atau tidak menggunakan penghangat jok mobil, dapat memberi waktu bagi kulit untuk pulih.
Jika mengandalkan bantalan pemanas untuk meredakan nyeri kronis, pertimbangkan untuk mendiskusikan alternatif dengan dokter, seperti obat-obatan atau akupuntur, untuk mengelola nyeri tanpa risiko kerusakan lebih lanjut.