10 Mei 2022
10:13 WIB
Penulis: Tristania Dyah Astuti
Editor: Satrio Wicaksono
JAKARTA - Saat mengonsumsi makanan, tubuh akan menyerap berbagai kandungan dalam makanan seperti karbohidrat, protein, dan lemak, untuk digunakan sebagai bekal metabolisme tubuh. Dalam proses metabolisme, ketiganya akan diolah untuk disulap menjadi energi.
Sisa-sisa lemak yang tidak “terpakai” akan tersimpan di sel-sel lemak. Namun, sebelum disimpan, sisa lemak ini akan diubah menjadi trigliserida.
Barulah ketika tubuh membutuhkan energi, trigliserida akan dilepaskan dan diubah menjadi energi.
Akan tetapi, jika lemak yang masuk ke dalam tubuh lebih banyak dibandingkan energi yang dibutuhkan, maka akan banyak sisa lemak tidak terpakai. Hal ini yang dapat menyebabkan kadar trigliserida tinggi.
Trigliserida yang tinggi dapat memicu berbagai penyakit, seperti penebalan dinding pembuluh darah. Jika hal ini terjadi bisa menimbulkan terjadinya risiko penyakit stroke dan jantung.
Trigliserida hampir sama dengan kolesterol, karena keduanya berada di dalam darah. Jika salah satu kadarnya tinggi turut mempengaruhi yang lainnya, maka risiko kesehatan meningkat.
Karena itu, sebagai langkah pencegahan, sangat penting untuk memperhatikan asupan makanan harian, terutama membatasi makanan yang mengandung tinggi lemak.
Spesialis Gizi Klinik, dr. Yohan Samudra, mengatakan tubuh mendapatkan sebagian besar trigliserida dari makanan, seperti mentega, minyak goreng, daging berlemak, keju, dan krim. Trigliserida juga bisa berasal dari gula dan alkohol.
“Ada tiga penyebab trigliserida bisa tinggi, obesitas, makanan tinggi lemak dan minyak, produk bakery atau minuman manis creamy, ini yang perlu dihindari,” ujar dr. Yohan dihubungi Senin (9/5).
Minuman manis dan creamy, termasuk pula kopi susu kekinian yang terdapat kandungan gula tambahan, susu, maupun whipped cream atau boba di dalamnya, sangat berisiko meningkatkan kadar trigliserida.
Hal lain yang perlu diingat, trigliserida ini juga dapat dihasilkan secara alami oleh tubuh melalui organ hati. Walau kadarnya sangat rendah, namun tentu mempengaruhi jumlah kada trigliserida dalam tubuh.
Sebab itu, Yohan mengingatkan untuk menjalani pola hidup sehat, terutama rajin mengkonsumsi makanan rendah lemak dan tinggi protein serta rajin berolahraga agar.
“Olahraga itu tujuannya untuk kesehatan secara keseluruhan, jadi akan berguna untuk menurunkan semua sindrom metabolik, termasuk trigliserida,” kata Yohan.