07 Juli 2023
16:44 WIB
Editor: Rendi Widodo
JAKARTA - Perkembangan teknologi memungkinkan adaptasi metaverse ke dalam kehidupan nyata semakin mungkin. Tak terkecuali area kesenian.
Maestro pianis sekelas Ananda Sukarlan pun meyakini metaverse dapat mentransformasikan kesenian, sebab saat ini konsep dunia virtual tersebut mulai relevan untuk digunakan di dunia nyata.
"Dalam skenario seperti itu, tidak sulit membayangkan hasil transformatif apa yang dapat dibawa oleh jaringan dunia virtual yaitu metaverse ini ke sistem komunikasi serta kolaborasi kesenian global," kata Ananda dikutip dari Antara, Jumat (7/7).
Untuk itu, Ananda mengatakan Indonesia tidak boleh ketinggalan dalam mengembangkan teknologi metaverse.
CEO Myriad.Social, media sosial berbasis teknologi blockchain, Jean-Daniel Gauthier juga menyampaikan hal senada. Menurutnya, metaverse memiliki peran yang sangat penting dari sisi budaya.
"Metaverse sebagai tempat maya, dapat menjadi titik pertemuan antar budaya, yang juga memfasilitasi penyelenggaraan acara apapun untuk semua netizen," kata pria yang akrab disapa Danny itu.
Meski demikian, Danny mengatakan bahwa dalam memastikan adopsi yang luas dan berkelanjutan dari metaverse, pengembangan solusi teknologi yang memungkinkan partisipasi secara mudah dan inklusif bagi pengguna dengan beragam tingkat aksesibilitas merupakan tantangan yang harus diatasi.
Selain itu, kata dia, penting juga untuk mengevaluasi manfaat nyata yang dihasilkan oleh metaverse.
"Keberhasilan metaverse tidak hanya bergantung pada kemampuan teknologi, tetapi juga pada manfaat yang dapat ditawarkan dalam konteks komunikasi, kolaborasi, dan pertukaran budaya," ujar Jean.
Menurutnya, pendekatan yang holistik dan berfokus pada aspek budaya, inklusivitas, dan manfaat nyata, membuat metaverse berpotensi untuk mengubah paradigma komunikasi dan kolaborasi di era digital.
“Dengan terhubungnya manusia secara virtual melalui metaverse, terbuka peluang baru untuk pertukaran budaya dan pengalaman lintas batas yang sebelumnya sulit dicapai secara fisik. Inilah momentum yang menarik bagi generasi Z dan seluruh masyarakat global untuk mengeksplorasi potensi metaverse dalam menciptakan hubungan antarbudaya yang mendalam dan bermanfaat,” demikian Danny menjelaskan.