04 Maret 2025
13:28 WIB
Selebrasi 22 Tahun, D’MASIV Klaim Nama Halte Transjakarta Petukangan
Bertepatan dengan perayaan 22 tahun usia D’MASIV, Rian dkk. berhasil mengklaim penamaan untuk salah satu halte Transjakarta tersibuk di Koridor 13, rute Puri Beta – Pancoran.
Penulis: Andesta Herli Wijaya
Halte Transjakarta Petukangan D’MASIV di Petukangan, Pesanggrahan, Jakarta Selatan. Dok: Validnews/ Andesta.
JAKARTA – Halte Transjakarta di Petukangan, Pesanggrahan, Jakarta Selatan baru-baru ini mendapat sorotan publik di media sosial. Pasalnya, halte yang semula bernama Petukangan Utara tersebut tiba-tiba berganti nama menjadi Petukangan D’MASIV. Perubahan itu mengejutkan banyak orang karena membawa entitas band terkenal di Indonesia.
Semula, ada yang percaya dan tidak dengan perubahan nama halte Petukangan Utara itu. Namun semuanya menjadi jelas ketika Transjakarta dan D’MASIV resmi mengumumkan nama baru tersebut pada Senin (3/3), langsung dengan hadir dan menyapa penumpang di halte Petukangan D’MASIV.
Rian Ekky Pradipta, vokalis D’MASIV, mengatakan, pelekatan nama band mereka pada nama halte Transjakarta merupakan sebuah mimpi yang menjadi kenyataan. Bertepatan dengan perayaan 22 tahun usia band, Rian dkk. berhasil mengklaim penamaan untuk salah satu halte Transjakarta tersibuk di Koridor 13, rute Puri Beta – Pancoran tersebut.
“Kita sangat bersyukur 22 tahun D’MASIV bisa menghadiahi diri kita sendiri dengan hadiah yang sangat spesial. Ini mungkin pertama kali ya ada band yang melakukan naming rights,” ungkap Rian dalam acara seremoni yang digelar di kawasan Petukangan, Senin (3/3).
Dengan nama baru, layanan perjalanan melalui halte ini pun punya ciri khas baru. Layanan suara yang diputar di dalam bus Transjakarta kini mengambil salah satu lirik ikonik dari band D’MASIV, lagu “’Jangan Menyerah”. Layanan suara baru itu sekaligus diperkenalkan secara resmi saat seremoni.
"Pemberhentian berikutnya, Petukangan D’MASIV. Periksa kembali barang bawaan anda, hati-hati melangkah, dan jangan menyerah. Terima kasih,” bunyi layanan suara baru yang diluncurkan.
Penamaan halte Transjakarta adalah sesuatu yang bersifat komersial sekaligus kolaboratif. D’MASIV membeli hak penamaan dari Transjakarta dalam nominal tertentu, dan bersamaan juga menjalankan kerjasama dengan Transjakarta untuk mengkampanyekan layanan transportasi publik.
“Kita akan menjaga amanah ini, semoga dengan adanya Petukangan D’MASIV, akan makin banyak orang-orang yang cinta dengan transportasi umum, khususnya Transjakarta,” kata Rian.
“Yang pasti mulai hari ini saya akan ngajak anak-anak juga untuk mulai naik busway kalau mau ke studio,” imbuhnya lagi.
D’MASIV maupun pihak Transjakarta enggan merinci nilai transaksi di balik penamaan halte di Petukangan yang notabennya adalah kawasan yang menjadi saksi tumbuh dan perjuangan para personil D’MASIV. Band ini kini menjadi ambassador, untuk mengkampanyekan gaya hidup yang baru yang melekat dengan transportasi publik.
“Biayanya biar kami berdua yang tahu. Itu transaksi bisnis antara kami, transksi yang sifatnya confidential antara kami,” ungkap Direktur Utama Transjakarta, Welfizon Yuza saat ditanyai soal nilai transaksi.
“Dan juga sudah adar arahan dari Pak Wagub, agar kita bisa merangkul lebih banyak musisi, sekolah-sekolah seni sehingga public transport Transjakarta yang saat ini sudah melayani 1,3jt perjalanan setiap harinya, juga bisa menjadi platform yang bisa dimanfaatkan bersama,” tambahnya.