17 September 2022
17:33 WIB
Penulis: Andesta Herli Wijaya
Editor: Rendi Widodo
JAKARTA - Jakarta Film Week (JFW) kembali hadir tahun ini, memasuki penyelenggaraannya yang kedua kali sejak pertama kali hadir tahun 2021 silam. JFW tahun ini hadir dengan berbagai rangkaian program menarik, serta bakal diramaikan film-film terbaik dari berbagai negara.
Program-program JFW 2022 di antaranya yaitu Jakarta Film Fund. Sebuah program fasilitasi dan pendampingan bagi para pelaku film muda untuk berproduksi dan memperkuat kompetensinya di bidang film.
Program ini telah berjalan, di mana ada 214 proposal dari seluruh Indonesia yang telah mendaftar. Dari situ, sebanyak tiga proposal film terbaik telah ditentukan, di mana para pemenang telah menjalankan proses produksi filmnya.
Tiga film hasil Jakarta Film Fund yaitu “Sunat Racing”, “Bukan Anak Meriam” dan “PESAN(A)N Terakhir”. Ketiga film tersebut nantinya akan ditayangkan dan juga berkompetisi dalam helatan JFW 2022 yang akan berlangsung pada 13-16 Oktober mendatang.
Selain itu, ada program Film Submission, yang merupakan ruang kompetisi film dalam festival ini. program kompetisi tahun ini diramaikan oleh ratusan 461 film dari 28 negara.
Program Manager JFW 2022, Novi Hanabi mengatakan, di tahun lalu, kompetisi JFW terdiri dari empat kategori, yaitu Global Feature, Global Short, Direction Award dan Jakarta Film Fund. Namun tahun ini, ada tambahan dua kategori baru, yaitu Series of the Year dan Global Animation Award.
“Tambahannya, tahun ini kita merespon kondisi industri bahwa perkembangan series itu sudah cukup bagus, kita ingin apresiasi teman-teman di series. Juga terakhir spesial award untuk animasi, karena kita merasa pembuat film animasi ini kita juga perlu kasih apresiasi, kasih kesempatan,” ungkap Novi dalam sesi konferensi pers JFW 2022 yang dipantau via daring, jumat (16/9).
Sejumlah film telah dipastikan hadir dalam program kompetisi JFW tahun ini. Di kategori film panjang ada “Before, Now & Then (Nana)” karya Kamila Andini, hingga “Arnold Is A Model Student” karya Sorayos Prapapan, yang merupakan produksi kolaborasi dari Thailand, Singapura, Prancis, Belanda dan Filipina.
Ada pula film “Balada Si Roy karya sutradara Fajar Nugros dari IDN Pictures, film produksi Peru-Meksiko berjudul “HUESERA”, hingga “Galang” yang merupakan film karya sineas Indonesia Adriyanto Dewo. Hadir juga dalam kompetisi ini yaitu film “Mencuri Raden Saleh” yang merupakan produksi Visinema Pictures dari sutradara Angga Dwimas Sasongko.
Di kategori kompetisi film pendek, juga ada banyak karya menarik. Beberapa di antaranya yaitu “Moshari” karya Nuhasih Humayun (Bangladesh),”Nauha” karya Pratham Khurana (India), “Sweet Squad” karya Haris Supiandi (Indonesia), hingga “Buried Bulled” karya Ali Nazha dari Lebanon.
Seperti banyak festival lainnya, tentunya ada juga sesi World Premier di JFW tahun ini. Film-film yang akan menggelar world premier yaitu “Balada Si Roy” yang sekaligus jadi film pembuka JFW 2022, “Galang” dan “The Conquest of Cartenz--Temata” karya Rahabi Mandra.
Lab bagi Produser hingga Eksibisi
Di samping program kompetisi yang umumnya menjadi sesi paling utama di festival, masih ada banyak program lainnya di JFW tahun ini. Ada Road to Jakarta, program yang melibatkan komunitas di kampus-kampus sekitar Jabodetabek dalam format diskusi dan kolaborasi. Program ini telah berlangsung sejak beberapa bulan lalu, dengan output hasil kolaborasi berupa 24 film karya komunitas yang ditayangkan di platform Vidio.
Yang tak kalah menarik adalah Producer’s Lab, program yang memfasilitasi para produser baru untuk meningkatkan kompetensi dan jejaring. Program ini masih terbuka untuk diikuti oleh para produser di tanah air, di mana nantinya akan diseleksi 10 proposal film panjang terbaik yang akan mendapat kesempatan terlibat dalam Platform Busan, bagian dari Asian Film Festival 2023.
Selain itu, akan ada pula program Talks bersama para aktor, hingga program Festival Talk bersama para pembicara dari berbagai pengelola festival di dunia.
Juga program Collaboration, yang merupakan wujud kerjasama JFW dengan sejumlah festival maupun lembaga terkait. Dalam program ini, akan ada rangkaian sesi diskusi, dan juga penayangan film-film dari Madani Film Festival, Cinema World, serta film-film spesial yang bercerita tentang kota Jakarta di masa silam yang merupakan hasil digitalisasi yang dikelola Kemdikbudristek.
Terakhir, ada program Exhibition, yang merupakan ajang perayaan film yang lebih jauh dari sekadar menonton film di dalam studio. Eksibisi akan hadir di CGV Grand Indonesia, di mana JFW 2022 akan menghadirkan pameran yang memperkenalkan berbagai hal terkait konten dari kolaborator yang terlibat.
“Supaya film ini nggak sekadar karya audio visual, tapi di sini pengunjung bisa juga merasakan universe film-film ini. Ini juga ruang bagi misalnya bagi Vidio, untuk menampilkan apa yang ada dalam Vidio. Atau ada juga dari ada juga IDN Media,” jelas Novi terkait program eksibisi.
“Kedepanannya kita berharap ini juga akan jadi ajang eksibisi bagi talent, anak muda yang punya penemuan baru terkait industri perfilman, misalnya, untuk tampil. Juga ada juga both dimana pengunjung bisa menyampaikan pesan dan harapannya akan Jakarta Film Week,” imbuh Novi.
Secara keseluruhan, total ada sekitar 70 film yang akan diputar selama penyelenggaraan JFW 2022 pada 13-16 Oktober nanti. Seluruh rangkaian JFW akan berlangsung di tiga lokasi, yaitu CGV Grand Indonesia, Kineforum Taman Ismail Marzuki, dan Ashley Hotel Jakarta.
Tiket untuk menonton film-film di JFW 2022 akan dapat diakses secara gratis mulai 1 Oktober melalui TIX.ID atau akses langsung di lokasi festival.