13 November 2023
15:46 WIB
Penulis: Andesta Herli Wijaya
Editor: Satrio Wicaksono
JAKARTA - Umat Hindu di seluruh dunia tengah merayakan Diwali, salah satu festival keagamaan terbesar di India. Dimulai pada Minggu (12/11), festival ini akan berlangsung lima hari dengan beragam bentuk perayaan yang diikuti segenap umat Hindu, tak hanya di India, namun juga seluruh dunia.
Diwali atau dikenal juga dengan nama Deepawali, Deepavali adalah festival cahaya. Perayaan ini lazim dirayakan tak hanya oleh umat Hindu, namun juga Jain, Sikh dan Budha.
Perayaan ini identik dengan aktivitas masyarakat menyalakan lampu di jalan-jalan dan di rumah-rumah. Seperti Lebaran. Masyarakat Hindu merayakan momentum ini juga dengan berpesta, menyalakan kembang api, mudik hingga mengunjungi kerabat.
Pada tataran filosofis, Diwali adalah perayaan cahaya. Kata “Diwali” berasal dari kata “deepa” yang bermakna cahaya, serta avali yang berarti “baris” atau “deret”. Deret cahaya yang melambangkan kegembiraan dan kemegahan, menyimpan makna dalam bagi masyarakat Hindu.
Baca juga: Mengenal Ragam Upacara Sambut Nyepi
Dilansir dari laman Diwali Festival dari Society for the Confluence of Festival India, Perayaan ini memiliki makna penting di kalangan umat Hindu, yang menandai kemenangan cahaya atas kegelapan, atau dalam tataran lainnya juga kemenangan pengetahuan atas ketidaktahuan. Juga kemenangan kebaikan atas kejahatan.
Kemenangan itu dirayakan dengan kegembiraan oleh masyarakat Hindu, dengan barisan lampu dekorasi yang menyala di penjuru India.
Sejarah Diwali bertumpu pada cerita mitologi yang berkaitan dengan kitab suci agama Hindu. Pertama dan yang paling populer yaitu merujuk kisah kembalinya Rama kembali ke kerajaan Ayodya, setelah mengalahkan kekuatan jahat Rahwana.
Kepulangan dan kemenangan raja itu disambut oleh masyarakat dengan menyalakan deretan lampu di seantero negeri.
Selain perayaan atas menangnya kebaikan Rama atas kejahatan Rahwana, Diwali masih memiliki tautan mitologis lainnya. Di antaranya kisah kemenangan Dewa Khrisna atas Narkasura, iblis yang digambarkan berlumuran tanah dan amat jahat.
Kemudian kisah gunung Govardhan yang diangkat oleh Khrisna untuk menyelamatkan penduduk dari amukan Dewa Indra, hingga kisah kembalinya Guru keenam dalam masyarakat Sikh dari musuh penawan kota, Gwalior.
Baca juga: Galungan Dan Kemerdekaan Sama-sama Bermakna Kemenangan
Perayaan lima hari lazim dilakukan sekaligus untuk memuja dewi Laksmi, simbol kemakmuran, kesehatan dan kesejahteraan. Lampu-lampu yang dinyalakan menerangi rumah-rumah dan seluruh kota, diyakini akan mengundang kedatangan dewi Laksmi untuk memberi berkah kepada manusia.
Karena itu pula, festival Diwali juga lazim dianggap sebagai festival keberuntungan. Dalam festival ini banyak orang saling membagikan hadiah kepada keluarga atau teman. Dengan harapan, mereka pun akan menuai keberuntungan dari dewi.
Sebagai festival budaya sekaligus keagamaan, Diwali bergulir lewat berbagai ritual dan tradisi. Termasuk mendekorasi rumah dengan berbagai warna, menyalakan lilin atau lampu, berdoa, mengenakan pakaian baru, membakar kembang api, bertukar permen hingga bersedekah. Setiap kota di India memiliki tradisi spesifik masing-masing dalam merayakannya.
Baca juga: Tradisi Penampahan Untuk Sambut Hari Raya Galungan
Secara keseluruhan, lima hari diawali dengan perayaan Dhanvantari Triodasi di mana masyarakat membersihkan rumah dan melakukan doa. Hari kedua disebut Narak Chaturdashi, dimaknai sebagai hari terbebasnya dunia dari rasa takut. Hari ketiga adalah perayaan utama, disebut Lakshmi Pujan, hari di mana masyarakat menyembah dewi kemakmuran.
Kemudian di hari keempat yaitu Govardhan Pooja, di mana masyarakat merayakan kemenangan Khrisna atas Indra dalam kisah gunung Govardhan. Terakhir hari kelima disebut Bharati Dooj, perayaan ikatan saudara kakak dan adik, serta keluarga.
Diwali sudah dirayakan sejak zaman India kuno, di mana tradisi perayaannya sudah tercatat sejak abad ke-7 masehi. Festival ini diperkirakan terkait dengan upacara panen di masa kuno, hingga kemudian menjadi hari penting yang dirayakan umat Hindu di seluruh dunia, termasuk Indonesia.