25 September 2025
20:49 WIB
Segmen Penonton Cair, Animasi Dewasa Kini Jadi Tontonan Arus Utama
Para kreator dan produser animasi makin berani menghadirkan tema-tema kompleks serta cerita yang lebih matang, sehingga film dan serial animasi semakin relevan bagi banyak orang.
Editor: Andesta Herli Wijaya
Tampilan grup Huntr/x dalam film animasi "KPop Demon Hunters" di platform Netflix. (Netflix)
JAKARTA - Film ataupun serial animasi dewasa belakangan semakin diminati oleh pecinta tontonan di seluruh dunia. Jenis tontonan ini bertranformasi dari semula hanya menjadi tontonan kalangan penonton tertentu, menjadi tontonan arus utama.
Contoh terbaiknya adalah K-pop Demon Hunters yang baru-baru ini menarik perhatian penonton di seluruh dunia. Animasi dewasa Netflix ini menjadi fenomena global, menjadi film Netflix terlaris sepanjang masa. Film ini bahkan menarik banyak penggemar sampai ke bioskop untuk pengalaman menonton alternatif selain menonton lewat platform streaming.
Tren itu diulas oleh Hannah Myers, produser di balik serial animasi populer Big Mouth. Katanya, dunia animasi dewasa kini sudah menjadi sesuatu yang mainstream.
"Sepanjang waktu saya terlibat di animasi, ada begitu banyak acara yang masuk dengan semangat zaman yang lebih luas. Dulu ada The Simpsons, tapi saya pikir animasi dewasa telah menjadi lebih mainstream," kata Myers, dilansir dari The Hollywood Reporter, Kamis (225/9).
Dia menyebutkan, para kreator dan produser animasi telah semakin berani menghadirkan tema-tema kompleks serta cerita yang lebih matang. Hal itu menurutnya faktor yang membuat jangkauan film atau serial animasi dewasa semakin luas, menjangkau semua kalangan.
Sebagai informasi, animasi dewasa bisa diartikan sebagai film atau serial animasi yang menyasar penonton usia remaja dan dewasa. Karya-karya animasi kategori ini umumnya memiliki cerita yang kompleks, sering berbalut komedi dan satir, atau mengeksplorasi topik-topik mendasar tentang manusia dan kehidupan.
Melansir Antara, Myers menyebutkan bahwa animasi dewasa dalam sejarah awalnya tertuju pada penonton remaja laki-laki, banyak yang mengeksplorasi tema pubertas yang rumit namun juga kocak. Tapi belakangan segmen itu semakin cair, animasi ditonton oleh laki-laki dan perempuan, baik remaja maupun kalangan yang lebih dewasa.
K-pop Demon Hunters, misalnya, ditonton oleh semua umur di seluruh dunia, terutama kalangan remaja perempuan. Big Mout yang ditangani Myers juga populer di kalangan remaja dan dewasa. Beberapa judul lainnya yang bisa dibicarakan dalam konteks ini termasuk Bojack Horseman, film Soul, serta sitkom Rick and Morty
Myers menyaksikan animasi dewasa semakin menyesuaikan dengan budaya populer yang sedang digemari penonton masa kini.
"Saya datang ke animasi dewasa pada waktu yang menarik," ujar Myers.
Pandemi COVID-19, menurut Myers, diduga menjadi katalisator bagi pertumbuhan ini. Banyak produksi yang terpaksa beralih ke sistem kerja jarak jauh, memaksa para kreator untuk berinovasi dan menemukan cara-cara baru dalam menghasilkan konten berkualitas dari rumah.
"(Orang-orang) harus beradaptasi dengan kerja jarak jauh akibat pandemi. Setiap acara televisi (dibuat untuk) membantu semua orang belajar dari rumah," kata Myers.
Myers menyoroti bagaimana produksi animasi kini mampu mewujudkan ide-ide kreatif yang paling berani sekalipun, didukung oleh teknologi dan keahlian tim produksi. Pengalaman produksi yang menantang juga datang dari episode dari Big Mouth internasional yang setiap sketsanya direkam dalam bahasa asli negara yang ditampilkan.
Upaya itu membutuhkan pemilihan aktor yang fasih berbahasa lokal dan proses rekaman yang kompleks, namun hasilnya dianggap luar biasa dan menunjukkan jangkauan global dari pertunjukan tersebut.
Baca juga: Geser Squid Game, KPop Demon Hunters Jadi Konten Netflix Terlaris
Ia mengibaratkan pengalamannya di Big Mouth sebagai "sekolah pascasarjana komedi," di mana ia mampu menerjemahkan keahliannya dari produksi acara live-action ke dalam medium animasi.
Myers berharap animasi dewasa dapat terus berkembang dengan memasukkan lebih banyak cerita yang berpusat pada karakter wanita, seperti serial KPop Demon Hunters.
Secara tradisional, kata dia, animasi dipandang sebagai media untuk remaja laki-laki. Namun ia pikir belum seluruh pasar yang dimanfaatkan.
"Big Mouth melakukan pekerjaan yang sangat baik dalam menggabungkan cerita perempuan. Ini adalah pertunjukan tentang pubertas, dan kami dapat mengeksplorasi semua gender, semua identitas. Saya harap pembuat acara juga terus melakukan itu, karena ada penontonnya," kata Myers.