19 Oktober 2023
16:18 WIB
Penulis: Andesta Herli Wijaya
Editor: Rendi Widodo
JAKARTA - Para sineas Indonesia beroleh dukungan di Busan International Film Festival (BIFF) 2023. Di samping partisipasi dalam berbagai segmen penayangan dan kompetisi, beberapa proyek film terbaru dari sejumlah sutradara juga turut menjajal peluang pendanaan di ajang festival film terbesar di Asia Tenggara tersebut.
Hasilnya, beberapa proyek film pulang membawa dana segar untuk menjalankan produksinya. Proyek film terbaru Makbul Mubarak berjudul Watch It Burn berhasil memenangkan One Cool Award di ajang Asian Project Market (APM), rangkaian dari BIFF 2023.
Proyek film Watch It Burn diproduseri Yulia Evina Bhara dari KawanKawan Media, rumah produksi yang sebelumnya mengantarkan debut film panjang Makbul Mubarak, Autobiography melaju ke Oscar 2024.
Watch It Burn memenangkan One Cool Award setelah bersaing dengan total 29 film dari berbagai negara. Dalam ajang ini, seluruh proyek film berkompetisi selama 7-10 Oktober, di mana 11 proyek terbaik dipilih untuk menerima hadiah berupa uang tunai.
Dalam ajang yang sama, selain Makbul Mubarak, adalah sutradara Teddy Soeriaatmadja yang juga mendapatkan hadiah serupa untuk proyek filmnya berjudul Tarkam.
Kemudian proyek film milik Khozy Rizal, sutradara yang sebelumnya sukses dengan Basri & Salma in A Never-ending Comedy, juga beroleh penghargaan. Khozy berpartisipasi dalam ajang BIFF Asian Film Academy (BAFA), program yang dirancang untuk menemukan generasi baru pembuat film Asia dan mengkatalisasi jaringan yang beragam di antara para talenta muda.
Pada tahun ini, BAFA diikuti 503 pendaftar dari 37 negara. Dengan finalis terdiri dari 12 proyek film.
Partisipasi sinema Indonesia yang besar di BIFF tahun ini tampaknya membuahkan hasil signifikan. Meski bukan pencapaian atas kompetisi film, di mana dua film Indonesia sempat ikut berkompetisi dua segmen utama di BIFF.
Di samping pencapaian itu, aktris Laura Basuki dan sutradara Kamila Andini juga memboyong penghargaan Asia star Awards, penghargaan yang diberikan Marie Claire bekerja sama dengan BIFF.
Angga Yunanda ‘Go Internasional’
Kabar baik lainnya, aktor muda Indonesia Angga Yunanda mendapatkan kesempatan terlibat dalam proyek film karya sutradara Taiwan, Lim Lung-Yin yang berjudul Malice. Seturut siaran resmi delegasi Indonesia di Busan, dikutip Kamis (19/10), Angga akan terlibat sebagai pemeran utama di film tersebut.
Malice merupakan ko-produksi antara Taiwan, Indonesia, dan Republik Ceko. Di film ini, Angga akan berperan bersama dua aktor Taiwan Hsueh Shih Ling dan Jieh Wen King. Produksi ini turut melibatkan produser Yulia Evina Bhara.
Diketahui, ratusan pelaku film tanah air turut meramaikan gelaran BIFF 2023. Sineas dan film-film Indonesia menjadi sorotan, salah satunya lewat program fokus Renaissance of Indonesian Cinema yang digelar BIFF tahun ini. Partisipasi insan film Indonesia di BIFF tahun ini diketahui mendapat dukungan dari Kemendikbudristek.
Total ada 15 judul film panjang, film pendek, dan serial dari Indonesia berpartisipasi di festival film terbesar di Asia tersebut. Sebagian di antaranya melakukan penayangan perdana, lainnya terseleksi dalam program kompetisi.
Film 24 Jam Bersama Gaspar (karya sutradara Yosep Anggi Noen) tayang perdana dan berkompetisi di program Jiseok. Lalu, ada film pendek The Rootless Bloom (Rein Maychaelson) yang berkompetisi di program Wide Angle.
Serial Gadis Kretek (Kamila Andini & Ifa Isfansyah) juga melakukan penayangan perdana dalam program Renaissance of Indonesian Cinema, bersama-sama dengan 11 film Indonesia lainnya.
Termasuk dalam program ini yaitu film pendek Basri and Salma in A Never Ending Comedy (Khozy Riza), What They Don’t Talk About When They Talk About Love (Mouly Surya), Laut Memanggilku (Tumpal Tampubolon), hingga Perempuan Tanah Jahanam (Joko Anwar).