c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

KULTURA

25 Oktober 2025

10:16 WIB

Seberapa Panjang Jejak Islam Di Rusia? Masjid Berusia 13 Abad Jadi Saksi

Di kota Derbent, sebuah masjid tua masih berdiri kokoh. Dikenal dengan nama  Masjid Juma, rumah ibadah ini menandai jejak awal kehadiran Islam di Rusia sejak abad ke-8.

Editor: Andesta Herli Wijaya

<p>Seberapa Panjang Jejak Islam Di Rusia? Masjid Berusia 13 Abad Jadi Saksi</p>
<p>Seberapa Panjang Jejak Islam Di Rusia? Masjid Berusia 13 Abad Jadi Saksi</p>

Masjid Juma, masjid tertua di Rusia yang berada di Kota Derbent, Republik Dagestan. Sumber foto: Wikimedia Commons.

JAKARTA - Rusia adalah salah satu negara dengan tingkat keberagaman paling menakjubkan di dunia. Selain dikenal multietnis, masyarakat di negara ini juga memiliki latar belakang agama yang beragam. Islam termasuk salah satu agama yang tak hanya terus tumbuh, namun juga memiliki sejarah panjang di sana.

Salah satu jejak penting kehadiran Islam di Rusia ada di kota Derbent, Republik Dagestan (bagian dari Federasi Rusia). Di wilayah ini, berdiri sebuah masjid tua berusia ratusan tahun. Namanya Masjid Juma, tercatat sebagai masjid tertua di Rusia yang diperkirakan sudah ada selama lebih dari 13 abad.

Kehadiran masjid setua itu di Derbent tak terlepas dari sejarah kota tersebut yang memang dikenal sebagai gerbang masuk Islam ke Rusia pada abad ke-8 melalui Khalifaf Bani Umayyah. Karenanya, Derbent hari ini menjadi salah satu destinasi wisata religi dan sejarah populer di Rusia, sementara Republik Dagestan menjadi salah satu negara federasi dengan mayoritas penduduknya beragama Islam.

Melansir laman Rusia Beyond, Masjid Juma dulunya dibangun untuk menampung warga kota menjalankan ibadah salat Jumat. Beberapa ilmuwan berpendapat bahwa situs bersejarah ini bisa jadi lebih tua dari usianya kini. Sebelum menjadi masjid, bangunan ini kemungkinan pernah berfungsi sebagai kuil.

Sumber lain menyebutkan masjid ini awalnya dibangun pada 733 M, atas perintah Maslamah bin Abdul-Malik yang merupakan seorang panglima perang Islam. Ia memerintahkan pembangunan masjid ini sebagai fasiltas ibadah umat dan prajuritnya saat berperang melawan Kekaisaran Bizantium. Masjid ini selesai dibangun dan digunakan sejak tahun 734.

Masjid Juma telah melewati berbagai era sejarah Rusia, hadir bahkan jauh sebelum era para Tsar yang terkenal, jauh sebelum konsep federasi Rusia digagas. Bangunan masjid ini telah melewati berbagai peristiwa, termasuk kerusakan parah akibat becana alam hingga alih fungsi.

Pada abad ke-14, Masjid Juma mengalami kerusakan parah akibat gempa, namun langsung dipulihkan pada 1368 – 1369. Masjid ini juga menghadapi masa-masa sulit pada era Uni Soviet, di mana temoat ibadah bagi umat Muslim ini ditutup  Tempat ibadah bagi umat Islam itu ditutup pada 1930 oleh rezim komunis. Sebagaimana diketahui, ideologi komunis kerap diidentikkan dengan ateisme.

Baca juga: Jejak Sukarno Di Makam Imam Bukhari

Di halaman dalam Masjid Juma hari ini, ada pohon Platanus kuno yang disebut-sebut berasal dari abad ke-9. Menurut legenda, pohon-pohon itu ditanam oleh seorang sufi tersohor asal Persia, Al-Junaid al-Baghdadi. Pohon-pohon itu kini berdiri kokoh melindungi masjid dari segala fenomena alam yang membahayakan.

Keempat pohon yang kemungkinan telah berusia lebih dari 2.000 tahun itu menyerap kelembaban dari tanah. Akar-akarnya yang kuat menahan tanah sehingga melindungi masjid dari risiko gempa bumi.

Meski ini adalah masjid Syiah, Masjid Juma hari ini adalah tujuan wisata religi bagi semua kalangan umat Islam. Tak sedikit pula pengikut Sunni yang pergi ke masjid itu untuk melaksanakan ibadah salat.

Masjid Juma lebih dari sekadar masjid. Kompleks masjid ini mencakup madrasah dan rumah bagi para ulama. Masjid ini, salah satu yang termegah di Rusia, tercatat dalam daftar UNESCO sebagai Situs Warisan Budaya Dunia.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar