c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

KULTURA

27 Februari 2024

17:02 WIB

Sandi Tanggapi Syarat Sangu Rp6,5 Juta Untuk Liburan Ke Thailand

Menurut Sandi, aktivitas wisata tidak hanya diukur dari tebal kantong para turis, karena ada aspek-aspek lain yang bisa didapat tempat tujuan wisata itu sendiri.

Penulis: Siti Nur Arifa

Editor: Satrio Wicaksono

Sandi Tanggapi Syarat Sangu Rp6,5 Juta Untuk Liburan Ke Thailand
Sandi Tanggapi Syarat Sangu Rp6,5 Juta Untuk Liburan Ke Thailand
Menparekraf Sandiaga Uno dalam agenda Weekly Brief. Foto: Validnews/Siti Nur Arifa.

JAKARTA - Kebijakan Thailand yang mewajibkan turis asing, termasuk Indonesia, membawa atau memiliki uang minimal Rp6,5 juta sebagai salah satu syarat masuk ke Negeri Gajah Putih itu menimbulkan pro kontra. Terbaru, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno juga mengaku tidak setuju dengan pendekatan tersebut.

Dalam agenda Weekly Brief with Sandi Uno yang berlangsung di Jakarta, Senin (26/2), Sandi menilai jika kegiatan pariwisata tidak dapat hanya dinilai berdasarkan nominal uang saja.

“Itu kan diarahkan supaya kita spending. Kita di Thailand itu paling tidak minimal yang datang yang mempunyai uang, jadi tidak hanya membeli yang murah-murah,” ungkap Sandi.

Memang, Sandi tidak menampik jika dampak ekonomi akan sangat terasa ketika wisatawan banyak melakukan transaksi untuk berbelanja. Hal itu tentu menguntungkan negara tujuan destinasi. Namun menurutnya, kualitas wisata juga harus memperhatikan aspek kebermanfaatan lain yang dilakukan oleh wisatawan, misalnya dari segi kegiatan positif dan ilmu yang diberikan saat mereka datang.

"Pariwisata jangan hanya dilihat dari tebalnya kantong, tapi bagaimana kalau mereka datang berwisata misal untuk memberikan ilmu atau kontribusi pengetahuan untuk keberlanjutan lingkungan, ikut kegiatan seperti spiritual tourism. Mungkin dari segi spending tidak besar, tapi dampak terhadap lingkungan dan ilmu pengetahuan itu lebih terasa," tambahnya lagi.

Saat ditanya mengenai apakah Indonesia akan menerapkan kebijakan serupa, baik kepada wisman asal Thailand atau negara lainnya, Sandi mengaku untuk saat ini belum memiliki niat tersebut.

“Karena walaupun pariwisata kita berkualitas, tapi kita harus inklusif. Kita harus menyediakan pariwisata bukan hanya untuk yang berduit, tapi yang ingin berwisata dan melakukan aktivitas dengan dampak lingkungan yang baik, misalnya kegiatan bersih pantai atau bersih sungai,” ujarnya.

Di saat bersamaan, Sandi juga menanggapi perihal isu scam yang kerap terjadi dan menimpa wisatawan di Thailand. Lebih tepatnya mengenai aksi kejahatan yang menimbulkan korban penawaran paket, transaksi keuangan, dan lain sebagainya yang merugikan, sehingga membuat para wisatawan tidak mendapatkan pengalaman wisata yang layak.

"Kita menyampaikan semua harus hati-hati, karena selain terjadi di Thailand juga bisa terjadi di destinasi lainnya, Indonesia juga harus hati-hati untuk memitigasi jangan sampai kita memberikan pengalaman yang tidak menyenangkan, harus tegas kepada para pelaku scam tersebut untuk ditindak secara hukum,”

Menanggapi banyaknya keluhan yang disuarakan masyarakat atau wisatawan yang hendak atau biasa bepergian ke Thailand, Sandi menilai jika kondisi ini bisa saja menjadi momentum agar wisawatan lokal lebih memprioritaskan berlibur di dalam negeri.

“Bagi masyarakat Indonesia yang biasa ke Thailand tapi sekarang harus membawa 6,5 juta. Ya sudah, tidak usah jauh-jauh ke Thailand, cukup berwisata di Indonesia aja, karena kalau nabung dan berkariernya di Indonesia, menghabiskan uangnya juga di Indonesia,” pungkasnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar