11 Mei 2022
12:31 WIB
Penulis: Andesta Herli Wijaya
Editor: Rendi Widodo
JAKARTA - Komunitas Salihara kembali menghelat festival musik jazz tahunan, Salihara Jazz Buzz.
Digelar pada 13-22 Mei 2022, agenda ini menghadirkan para musisi dengan beragam eksplorasi warna baru dalam skena musik jazz.
Salihara Jazz Buzz 2022 mengusung tema “Next Sound”, yang menandai orientasi kegiatan ini pada hal-hal baru, kreativitas, ataupun tawaran-tawaran kebaruan dari para musisi.
Termasuk, kebaruan dalam cara menyajikan musik di era pandemi yang juga telah banyak berubah. Semangat eksplorasi tanpa batas tercermin lewat pilihan musisi yang ditampilkan tahun ini.
Pertama, ada Aryo Adhianto, seorang komposer dan produser musik elektronik yang telah terlibat dalam beberapa klinik musik yang diprakarsai oleh Sacred Bridge Foundation. Ia diketahui pernah terlibat dalam Rhythm Salad: A Bowl of Roots Music (2008), GAUNG: the 21st Century Global Music Education (2009), dan beberapa lainnya.
Penampil lainnya yaitu Fascinating Rhythm, sebuah band jazz kontemporer berbasis di Jakarta. Lalu, ada Sandy Winarta, musisi Jazz dengan proyek eksperimental yang dinamakan Sandrums, yaitu eksplorasi spektrum suara elektronik yang luas dan digunakan dalam improvisasi musik yang berakar pada jazz secara harmonis dan berirama.
Musisi keempat yaitu Agam Hamzah Project, grup musik baru dari Agam Hamzah yang sebelumnya dikenal melalui grup musik Ligro Trio. Agam Hamzah adalah musisi yang konsisten menciptakan karya musik dengan konsep fusion sejak tahun 90an. Konsep fusion adalah satu genre musik di mana idiom idiom musik seperti jazz, rock, kontemporer klasik dan musik etnik dipadukan menjadi satu karya yang utuh.
Kurator musik Komunitas Salihara, Tony Prabowo, menjelaskan tahun ini menjadi perayaan satu dekade Salihara Jazz Buzz yang telah konsisten digelar sejak tahun 2012.
Festival musik ini telah banyak menampilkan sejumlah musisi tanah air, seperti Dewa Budjana, Tohpati, Indra Lesmana, hingga generasi terbaru, seperti Monita Tahalea, Sri Hanuraga, hingga Tesla Manaf.
Karena itu, menurut Tony, penyelenggaraan Salihara Jazz Buzz kali ini menjadi perayaan atas kebaruan, sekaligus perayaan atas satu dekade perjalanan festival ini dalam memfasilitasi jalannya ekosistem eksperimental dalam skena jazz.
“Satu dekade ini tentu tidak semudah yang kita harapkan. Memilih musisi yang terbaik agar penonton bisa hadir tentu membutuhkan diskusi yang panjang, terutama bagaimana terus bisa menawarkan kebaruan tersebut,” ungkap Tonny dalam keterangannya, Rabu (11/5).
Lebih lanjut, munculnya beragam aliran baru dalam musik jazz, seperti free jazz, contemporary jazz, avant-garde jazz serta lainnya, memicu Salihara Jazz Buzz membuka ruang untuk menawarkan ragam kebaruan yang terjadi itu kepada publik.
“Musik-musik yang avant-garde dan hanya didengar oleh kalangan tertentu, tentu menjadi PR bagi kami kedepannya,” lanjutnya.
Salihara Jazz Buzz selama ini dikenal selalu konsisten menampilkan ragam pilihan genre, komposisi, dan konsep bermusik yang baru dari tahun ke tahun.
Festival skala kecil nan unik ini juga terus bisa beradaptasi dengan perubahan situasi dari masa ke masa, termasuk di masa pandemi. Tahun ini, untuk kedua kalinya Salihara Jazz Buss dihelat secara daring.
Rangkaian konser yang akan disiarkan melalui kanal Youtube Komunitas Salihara Arts Center, akan menampilkan empat musisi jazz tanah air yang telah disebutkan.
Tony menambahkan, dari penampilan dari keempat musisi dan grup tersebut, Salihara Jazz Buzz 2022 diharapkan bisa menyajikan kebaruan dan dapat membawa semangat jazz buzz tentang musik “lintas batas” yang mampu memperkaya musik jazz.