21 Agustus 2021
17:31 WIB
Penulis: Chatelia Noer Cholby
Editor: Satrio Wicaksono
JAKARTA – Selain dipakai buat melindungi kaki, sepatu juga menjadi item penting untuk menjadikan penampilan semakin kece. Sebab itu, sepatu perlu dirawat agar tetap terlihat bersih sehingga tampilan kalian pun terlihat rapi.
Kebanyakan orang memilih membersihkan sepatu sendiri dengan sabun yang memiliki kandungan bahan kimia. Maka tak jarang umur sepatu menjadi cepat rusak, lantaran kandungan kimia. Lebih dari, mencuci dengan bahan kimia juga mencemarkan lingkungan.
Untuk mengatasi hal itu, empat mahasiswa Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) menciptakan sebuah inovasi produk pembersih khusus sepatu. Para mahasiswa itu adalah Shima Faradilla Sulhin, Khamidatunnisa, Salsabila Alfi Amalia, Eni Andaru Raditya Raafi dan Achmad Ridwan Fauzi.
“Hasil kolaborasi ini berhasil menciptakan inovasi suatu produk yang bermanfaat dan bernilai jual tinggi. Produk ini yaitu sabun cuci sepatu yang terbuat dari limbah kulit udang dan ekstrak biji lerak,” jelas Shima Faradilla Sulhin, ketua tim, dikutip dari laman Unsoed, Sabtu (21/8).
Inovasi tersebut memiliki kreativitas yang cukup tinggi, sebab sabun cuci sepatu ini berbeda dari produk sejenisnya. Bukan hanya mementingkan upaya membuat sepatu bersih, namun juga memperhatikan pencemaran lingkungan akibat limbah cair.
Permasalahan limbah tersebut memang masih menjadi masalah yang cukup krusial dan harus diselesaikan. Kontribusi pencemaran limbah cair di Indonesia didominasi oleh rumah tangga, sebab memakai sabun detergen dan bahan kimia yang cukup berbahaya secara berlebihan.
“Limbah cair yang berasal dari sabun detergen dan bahan kimia lainnya akan sulit terdegradasi (non-biodegradable) sepenuhnya oleh lingkungan, sehingga berpotensi menimbulkan pencemaran air,” ungkap mahasiswa Jurusan Kimia tersebut.
Dengan kondisi seperti itu, para mahasiswa ini menciptakan produk yang berasal dari limbah udang dan biji lerak. Bahan-bahan tersebut dipilih karena 100% biodegradable, tidak berbahaya, non-toxic, dan ketersediaannya yang melimpah.
Berdasarkan kajian literatur sebelumnya, ekstrak biji lerak ini menghasilkan saponin alami yang mudah terurai. Jadi, bahan tersebut membuat produk sabun ini ramah lingkungan. Lalu, mereka juga memanfaatkan limbah kulit udang karena pengelolaan limbahnya masih sangat rendah.
“Biasanya limbah ini langsung dibuang tanpa pengolahan terlebih dahulu, sehingga dengan memanfaatkan kulit udang tersebut bisa menghasilkan nilai tambah yang bermanfaat,” ujarnya.
Ternyata, produk inovasi ramah lingkungan ini mendapatkan respons positif dari para konsumen. Sabun cuci sepatu ini pun telah terjual kurang lebih sebanyak 50 botol ukuran 100ml dengan harga Rp 20 ribu.
Untuk memasarkan produk ini, mereka memanfaatkan sosial media dan e-commerce. Selain itu, mereka juga melakukan kerja sama dengan mitra terkait dalam strategi dan penjualan produk. Salah satunya dengan usaha jasa cuci sepatu di Purwokerto-Purbalingga.
“Kami ingin berupaya lebih banyak seperti memberdayakan limbah-limbah kulit udang agar pencemaran bisa terminimalkan. Kemudian, meningkatkan kerja sama kepada banyak mitra untuk membantu dalam distribusi maupun mencapai target penjualan,” pungkasnya.