15 Oktober 2024
19:33 WIB
Rumah Hakka Tulou, Ikon Wisata Budaya Baru Di Kalimantan Barat
Rumah adat Hakka tercatat menjadi yang kedua hadir di Asia Tenggara, setelah bangunan serupa lebih dulu ada di TMII Jakarta.
Penulis: Siti Nur Arifa
Editor: Rendi Widodo
Replika Rumah Hakka Tulou di Pontianak Indonesia. Shutterstock/lcwang
JAKARTA - Kalimantan Barat memiliki ikon wisata baru dari segi budaya, yakni Rumah Adat Hakka atau dikenal juga dengan istilah Tulou, yang berlokasi di Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya.
Bagi pembaca yang mungkin belum familiar, Rumah Hakka atau Tulou merupakan bangunan rumah pedesaan China dengan bentuk bulay dan menyerupai benteng. Rumah ini memang dibangun oleh orang Hakka sebagai tempat tinggal sekaligus benteng, dan sudah ada sejak era Dinasti Song (960-1279).
Pada versi aslinya, rumah adat ini dibangun dari campuran material tanah liat dan tanah pasir. Karena keunikan dan nilai sejarahnya pula, Tulou juga sudah tercatat menjadi bagian dari World Cultural Heritage Sites sejak tahun 2008.
Rumah Hakka Kalbar
Seperti diketahui Kalimantan Barat hingga kini menjadi salah satu wilayah di tanah air yang banyak ditinggali oleh masyarakat etnis Tionghoa.
Tak heran, jika ikon wisata budaya baru yang mencerminkan masyarakat setempat dalam bentuk Tulou akhirnya diresmikan pada Jumat (11/20), untuk menambah identitas dan daya tarik wilayah tersebut.
Tulou di Kalimantan Barat ini juga sekaligus menandai keberadaan rumah adat Hakka kedua di Asia Tenggara, setelah bangunan serupa yang sudah lebih ada dalam bentuk monumen di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta.
Dirancang oleh seorang arsitek lokal bernama Hendy Lim, rupanya pembangunan Rumah Hakka di Kalbar memakan waktu lama lantaran sempat terhenti akibat pandemi yang terjadi pada tahun 2020 lalu.
Berdiri di atas lahan seluas 3.180 meter persegi, diketahui jika total anggaran yang dihabiskan untuk proyek ini mencapai Rp11,5 miliar.
Menariknya, sebagaimana budaya China yang memiliki penanggalan khusus, peletakan batu pertama proyek bangunan ini dilakukan pada 27 September 2017, atau tepat pada penanggalan Imlek tanggal 8 bulan 8, pukul 08.00 WIB, menandai waktu yang dipercaya membawa keberuntungan.
Saat peresmian, Pejabat (Pj) Gubernur Kalimantan Barat Harisson mengatakan, sebagai salah satu suku terbesar di Kalimantan Barat, keberadaan Rumah Hakka diharapkan dapat menjadi icon sekaligus kebanggaan masyarakat Kalbar khususnya warga Tionghoa.
Dirinya berharap, Rumah Adat Hakka ini menjadi simbol kerukunan dan toleransi di Kalbar yang miliki beragam etnis dan budaya.
"Saya yakin ini akan menjadi salah satu destinasi wisata, baik wisatawan lokal, domestik dan mancanegara. Karena di sini ada sejarah yang merupakan satu rumah yang sebenarnya kadang dihuni oleh 1.000 warga di dalam nya," ujarnya dalam pernyataan resmi.