15 Desember 2022
12:08 WIB
Penulis: Mahareta Iqbal
Editor: Rendi Widodo
JAKARTA - Tawangmangu, Solo, Jawa Tengah mungkin menjadi sebuah kecamatan yang tidak asing bagi kebanyakan pehobi traveling. Lokasinya yang sejuk di kaki Gunung Lawu, menjadikan wilayah ini salah satu destinasi terasri di Pulau Jawa. Namun, tahukah kalian kalau wisata edukasi tentang minyak atsiri juga ada di lokasi ini.
Tepatnya ada di Desa Plumbon, adalah Rumah Atsiri Indonesia yang beberapa waktu belakangan mulai ramai dikunjungi oleh banyak orang karena keunikan bangunan dan perjalanan sejarahnya.
Dilansir dari laman resmi Rumah Atsiri, Rumah Atsiri Indonesia mengambil lokasi yang dulunya adalah kompleks pabrik minyak atsiri. Di fasad bangunan pabrik tersebut terdapat fasilitas penyulingan citronella yang sudah ada dari tahun 1963.
Pabrik penyulingan tersebut menjadi yang terbesar di Asia pada saat itu yang kemudian diberi nama Pabrik Citronella. Pabrik ini sendiri inilah yang menjadi saksi kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Bulgaria yang waktu itu menjadi salah satu pemain besar minyak atsiri di dunia.
Desa Plumbon sendiri dipilih sebagai lokasi pendirian pabrik karena memiliki potensi alam yang sesuai dengan penanaman salah satu bahan baku minyak atsiri, seperti serai.
Baca juga: Kampung Mbako, Wisata Edukasi Tembakau Lereng Sumbing
Seiring berjalannya waktu, pabrik tersebut mengalami serangkaian pertukaran kepemilikan. Pada tahun 1986, pabrik ini sempat berganti kepemilikan dari pemerintah ke swasta.
Tetapi, pada tahun 2015 lalu, pabrik ini berhenti karena masalah bahan baku dan perekonomian perusahaan. Tak ingin pabrik ini terbengkalai begitu saja, PT. Rumah Atsiri Indonesia memutuskan untuk resmi mengambil alih pendirian destinasi wisata edukasi di bidang agro di tahun yang sama.
Hadirnya kembali pabrik penyulingan ini ke tengah masyarakat dalam konsep wisata edukasi, secara tidak langsung, melestarikan dan menghidupkan kembali pengetahuan, keterampilan dan inovasi terkait minyak atsiri di Indonesia.
Di Rumah Atsiri Indonesia, berbagai kegiatan-kegiatan seru dan menambah wawasan dapat ditemukan, seperti proyek pendidikan, penelitian, pengembangan dan pelatihan, serta kolaborasi lintas industri dan marketplace.
Beberapa titik di lokasi wisata ini masih memiliki bangunan-bangunan sisa pabrik di masa lalu yang masih dilestarikan. Ada ruangan untuk workshop, taman dan museum. Museumnya sendiri pun baru resmi dibuka untuk umum pada pertengahan Oktober 2019.
Baca juga: Menelurusi Tempat Wisata Menarik Di Jaksel
Berkunjung ke Rumah Atsiri Indonesia, beberapa hal yang bisa kita lakukan di sini seperti praktik membuat minyak atsiri yang dipandu oleh para guide, mengikuti workshop ragam jenis produk turunan dari minyak atsiri seperti essential oil, bath bombs, hand sanitilizer, sampai lilin beraroma terapi, hingga menikmati peleburan arsitektur modern dan sisa bangunan pabrik lama.
Di tempat ini kalian juga bisa lebih mengenal seluk beluk tanaman atsiri. Selain itu kalian juga bisa mendapatkan pengetahuan lebih tentang macam-macam tanaman atsiri.
Bagi kalian yang penasaran dengan alat-alat yang digunakan dalam pengolahan di Rumah Atsiri Indonesia, alat-alat itu bisa ditemukan di museum. Beragam alat yang dulu digunakan, seperti alat penyulingan, alat pencacah, alat laboratorium bisa kita temukan di sini.
Dengan HTM Rp50 ribu, edukasi agro dan keindahan lanskap Rumah Atsiri Indonesia terasa sangat menarik jika kita berkesempatan melancong ke Tawangmangu.