c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

KULTURA

13 Oktober 2025

11:02 WIB

Robotic Skin Sparing Mastectomy, Bedah Robot Untuk Pasien Kanker Payudara

Robotic Skin Sparing Mastectomy merupakan metode bedah robotik untuk pasien kanker payudara dengan tetap mempertahankan bentuk anatomi alami payudara.

Penulis: Annisa Nur Jannah

Editor: Satrio Wicaksono

<p><em>Robotic Skin Sparing Mastectomy</em>, Bedah Robot Untuk Pasien Kanker Payudara</p>
<p><em>Robotic Skin Sparing Mastectomy</em>, Bedah Robot Untuk Pasien Kanker Payudara</p>

Ilustrasi alat deteksi kanker. Shutterstock/Serhii Bobyk

JAKARTA - Kanker payudara merupakan salah satu masalah kesehatan paling serius yang dihadapi perempuan di seluruh dunia. Berdasarkan laporan World Cancer Research Fund tahun 2022, penyakit ini tercatat sebagai jenis kanker dengan jumlah penderita terbanyak kedua secara global. 

Fakta tersebut menunjukkan bahwa kanker payudara masih menjadi ancaman besar terhadap kesehatan perempuan lintas usia dan wilayah. Sementara itu, data dari Global Cancer Observatory (GCO) 2022 memperlihatkan kondisi yang lebih memprihatinkan di Indonesia. Kanker payudara menempati posisi pertama, dengan jumlah kasus baru terbanyak mencapai 66.271 kasus dalam satu tahun. 

Kanker payudara juga tercatat sebagai penyebab kematian tertinggi pada perempuan, melampaui kanker serviks dan ovarium. Kondisi ini membuat banyak perempuan harus menjalani perjalanan panjang pengobatan, termasuk operasi pengangkatan payudara atau mastektomi. 

Meski menjadi langkah medis yang penting untuk menyelamatkan nyawa, keputusan menjalani operasi tersebut kerap disertai kecemasan mendalam. Tak sedikit pasien yang mengaku khawatir akan perubahan bentuk tubuh pascaoperasi. 

Kekhawatiran ini bukan tanpa alasan, setelah mastektomi, sebagian atau seluruh jaringan payudara diangkat untuk mencegah penyebaran sel kanker, yang tentu mengubah tampilan tubuh secara signifikan. Dalam banyak kasus, perubahan itu menimbulkan perasaan kehilangan dan membuat perempuan perlu waktu untuk menyesuaikan diri, baik secara fisik maupun emosional.

Namun, seiring dengan pesatnya kemajuan dunia medis dan teknologi bedah rekonstruktif, kini semakin banyak pilihan yang memungkinkan pasien kanker payudara untuk memulihkan kembali bentuk dan kepercayaan diri mereka setelah operasi. Salah satu inovasi terbaru datang dari PT Bundamedik Tbk (BMHS) melalui RSU Bunda Jakarta yang menghadirkan prosedur Robotic Skin Sparing Mastectomy, sebuah teknik mastektomi minimal invasif berbasis robotik.

Prosedur ini menggunakan teknologi bedah robot untuk mengangkat jaringan kanker di payudara dengan presisi tinggi, sekaligus mempertahankan kulit dan bentuk anatomi alami payudara. 

Dokter Spesialis Bedah Onkologi RSU Bunda Jakarta, Reza Musmarliansyah menjelaskan, teknologi bedah robotik ini memungkinkan pembedahan dengan tingkat presisi yang jauh lebih tinggi dibandingkan metode konvensional. 

"Jaringan kanker dapat diangkat secara optimal sambil tetap mempertahankan jaringan sehat. Bagi pasien, keunggulan ini bukan hanya mengenai efektivitas medis, tetapi juga memberi pemulihan lebih cepat, menekan risiko komplikasi, dan menghasilkan hasil estetika yang lebih baik sehingga kualitas hidup pasca operasi tetap terjaga," ujar dr. Reza.

Dalam operasi ini, fokus pembedahan selain mengangkat jaringan kanker, juga menghadirkan hasil rekonstruksi yang alami. Dengan mempertahankan anatomi sekaligus membentuk kembali payudara pada saat yang sama, pasien dapat melalui proses pemulihan dengan lebih cepat dan lebih percaya diri. 

Pendekatan multidisiplin ini memastikan pasien pulih secara fisik dan juga psikologis. Teknologi robotik ini juga menghadirkan standar baru dalam dunia pembedahan pada pasien kanker payudara. 

Dengan tangan robotik yang mampu bergerak 360 derajat, kamera 3D berdefinisi tinggi mampu memperbesar area operasi hingga sepuluh kali lipat, serta sistem mengurangi tremor untuk stabilitas tindakan, sehingga dokter dapat bekerja dengan tingkat presisi yang sebelumnya sulit dicapai. 

Keunggulan ini memungkinkan prosedur dilakukan melalui sayatan minimal berukuran 3–5 mm. Hal ini berdampak pada trauma operasi lebih ringan, risiko komplikasi lebih rendah, serta proses pemulihan yang lebih singkat. 

Selain itu, teknik robotic skin sparing mastectomy memungkinkan anatomi alami payudara tetap dipertahankan, sehingga pasien tidak hanya mendapatkan manfaat medis, tetapi juga hasil rekonstruksi yang lebih alami dan mendukung kepercayaan diri mereka.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar