c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

KULTURA

19 Mei 2025

14:36 WIB

Risiko Metabolisme Tubuh Dari Diet Sekali Makan Sehari

Ketimbang melakukan diet ekstrem seperti One Meal A Day (OMAD) atau makan hanya sekali sehari, pola makan gizi seimbang jauh lebih baik untuk kesehatan tubuh. 

<p>Risiko Metabolisme Tubuh Dari Diet Sekali Makan Sehari</p>
<p>Risiko Metabolisme Tubuh Dari Diet Sekali Makan Sehari</p>

Ilustrasi seorang wanita dengan menu makanan sehat. Freepik

JAKARTA - Ada banyak cara diet yang bisa dijalani untuk menurunkan berat badan, ada yang dilakukan secara ekstrem, tapi ada pula yang menjalankan pola diet secara terstruktur sesuai dengan arahan dokter atau ahli.

Salah satu yang biasa ditemui adalah pola diet One Meal A Day (OMAD), atau sekali makan dalam sehari. Artinya, orang yang menerapkan pola seperti ini hanya mengisi perut sekali dalam satu hari. Padahal pola makan yang dianjurkan sejak dulu adalah tiga kali sehari. 

Pakar kesehatan yang juga dokter spesialis penyakit dalam dari Divisi Endokrin, Metabolik, dan Diabetes Rumah Sakit Umum Pusat Nasional dr. Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dr. Farid Kurniawan mengungkapkan, sebenarnya diet OMAD sangat berisiko bagi metabolisme tubuh. 

"Kalau One Meal A Day, saya pribadi tidak setuju, terlalu ekstrem. Itu terlalu berbahaya untuk metabolisme tubuh," katanya, seperti dikutip dari Antara.

Karenanya, dia lebih merekomendasikan untuk menjalankan diet gizi seimbang sebagai alternatif. "Daripada melakukan diet ekstrem yang jelas berbahaya, saya sarankan cukup jalani diet gizi seimbang," katanya.

Dengan menerapkan diet seimbang, metabolisme tubuh akan lebih terjaga, dan asupan yang dimakan benar-benar sesuai kebuhuhan gizi tubuh. 

"Mau makannya tiga kali sehari yang porsi besar dua kali, snacking atau porsi kecil, boleh silakan. Yang penting jumlah dan komposisinya yang pas. Kalorinya enggak kelebihan, kemudian komposisi karbohidrat, protein, lemaknya juga pas," papar dr, Farid.

Dia menekankan pentingnya konsistensi dan durasi dalam penerapan diet untuk menurunkan berat badan. "Enggak perlu diet aneh-aneh, diet OMAD, ketogenik, OCD. Selama orang itu melakukan diet yang seimbang dan dilakukan jangka panjang, hasilnya jauh lebih bagus," ujarn.

"Small step (langkah kecil) tapi konsisten. Enggak ada orang kalau mau sehat, dietnya cuman setahun," ia menambahkan.

Perencanaan makan juga penting dalam pelaksanaan diet untuk menurunkan berat badan. Pedoman makan Isi Piringku dari Kementerian Kesehatan bisa dijadikan sebagai acuan dalam penerapan diet. Menurut pedoman itu, setiap kali makan separuh piring sebaiknya diisi dengan makanan pokok dan lauk pauk dan separuhnya diisi dengan sayur dan buah.

Pedoman Isi Piringku juga memuat ajakan untuk mengonsumsi setidaknya delapan gelas air setiap hari, melakukan aktivitas fisik setidaknya 30 menit setiap hari, dan mencuci tangan menggunakan air dan sabun sebelum dan setelah makan. 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar