23 Juli 2025
19:48 WIB
Rinjani Tutup Semua Jalur Pendakian
Semua jalur pendakian Gunung Rinjani akan ditutup selama 10 hari, mulai 1 Agustus besok. Bagi calon pendaki yang sudah membeli eticket untuk tanggal tersebut bisa lakukan refund atau reschedule.
Editor: Satrio Wicaksono
Pendaki turun dari jalur pendakian Bawak Nao Gunung Rinjani, Sembalun, Lombok Timur, NTB, Jumat (28/ 7/2023). AntaraFoto/Ahmad Subaidi
JAKARTA - Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) menutup seluruh jalur pendakian Gunung Rinjani di Lombok, Nusa Tenggara Barat, mulai 1 Agustus 2025. Penutupan semua jalur pendakian itu berdasarkan hasil rapat koordinasi tindak lanjut penanganan kecelakaan yang terjadi di Jalur Danau Segara Anak Rinjani.
"Penutupan ini berlaku 10 hari mulai tanggal 1 hingga 10 Agustus 2025," ujar Kepala Balai TNGR Yarman, di Mataram, Rabu (23/7).
Penutupan enam jalur pendakian itu tertuang dalam surat pengumuman nomor: PG.5/T.39/TU/KSA.04.01/B/07/2025.
Menurut dia, rapat koordinasi penguatan aspek keselamatan dan kesiapan penanggulangan insiden kedaruratan di Gunung Rinjani yang diselenggarakan oleh Kementerian Koordinator Bidang Politik dan Keamanan serta Nota Dinas Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian Kehutanan pada Selasa (22/7), memutuskan agar semua jalur ditutup sementara.
Bagi calon pendaki yang telah memiliki tiket masuk (eticket) tanggal 1 hingga 10 Agustus 2025 dapat melakukan penjadwalan ulang (reschedule) selama sisa musim pendakian tahun 2025.
"Pendaki dapat melakukan klaim pengembalian (refund) biaya pembelian tiket masuk dan asuransi apabila membatalkan rencana pendakian di Gunung Rinjani," ujarnya.
Adapun enam jalur yang ditutup sementara oleh BTNGR yakni jalur pendakian Senaru di Kabupaten Lombok Utara; jalur pendakian Torean di Kabupaten Lombok Utara; jalur pendakian Sembalun di Kabupaten Lombok Timur; jalur pendakian Timbanuh di Kabupaten Lombok Timur; jalur pendakian Tetebatu di Kabupaten Lombok Timur; jalur pendakian Aik Berik di Kabupaten Lombok Tengah.
Seperti diketahui, dalam beberapa belakangan terjadi sejumlah kecelakaan pendakian, bahkan sampai menimbulkan korban jiwa. Pada Sabtu (21/6), pendaki asal Brasil, Juliana de Souza Pereira Marins, jatuh ke jurang sekitar Cemara Nunggal, pada kedalaman 400 meter dari titik awal jatuhnya. Korban kemudian dinyatakan meninggal dunia dan berhasil dievakuasi pada Rabu (25/6).
Kemudian, turis pria berkebangsaan Swiss bernama Beneditk Emmenegger mengalami kecelakaan pada 16 Juli 2025. Lokasi kejadian diperkirakan sekitar 25 menit sebelum Jembatan Besi menuju Danau Segara Anak.
Kemudian, sehari setelahnya pada 17 Juli 2025, turis perempuan asal Belanda bernama Sarah Tamar van Hulten juga terjatuh saat mendaki di Gunung Rinjani. Dia terjatuh pada jalur Pelawangan Sembalun menuju Danau Segara Anak.