29 Mei 2023
08:52 WIB
MATARAM - Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) Dedy Asriady menyatakan, ajang Rinjani 100 Ultra bisa menjadi sarana promosi efektif. Paling tidak, dalam upaya mendatangkan turis asing untuk mendaki Gunung Rinjani di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat.
"Memang sangat efektif untuk menarik wisatawan luar negeri sebab, penyelenggaraannya berskala internasional, sehingga harapannya semakin banyak kunjungan wisatawan dari luar negeri," kata Dedy Asriady di Mataram, Senin (29/5) seperti dilansir Antara.
Dia mengatakan, Rinjani 100 Ultra atau lari lintas alam di Gunung Rinjani sudah digelar selama delapan kali. Pesertanya tidak hanya dari Indonesia, namun dari berbagai negara di kawasan Asia, Afrika, Eropa dan Amerika.
Khusus pada 2023, Dedy menyebutkan lomba tersebut diikuti sebanyak 596 peserta yang berasal dari 34 negara. Kegiatan berlangsung pada 26-28 Mei 2023.
Rinjani 100 Ultra edisi ke-8 terbagi menjadi lima kategori, yakni 162 kilometer (km) cut off time (COT) 50 hours, 119 km COT hours, 75 km COT 25 hours, 36 km COT 16 hours, dan 27 km COT 9 hours.
Penyelenggaraan lomba tersebut melibatkan berbagai pihak terkait. Antara lain, BTNGR, Pemerintah Kabupaten Lombok Timur, Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Lombok Timur, dan pemangku kepentingan lainnya.
"Kami mendukung kegiatan tersebut sejak penyelenggaraan pertama hingga edisi ke-8 yang digelar pada Mei 2023. Kami mendukung karena itu bagian dari upaya promosi keindahan Gunung Rinjani," ujarnya.
Menurut dia, para peserta dari luar negeri yang ikut berlomba tentunya bisa menjadi agen promosi setelah kembali ke negara asalnya. Mereka diharapkan menceritakan berbagai pengalaman menarik tentang keindahan Gunung Rinjani.
Dengan begitu, kata Dedy, akan semakin banyak orang di luar negeri mengetahui Gunung Rinjani dan diharapkan tertarik untuk datang melakukan wisata pendakian.
Semakin banyak turis asing yang melakukan wisata pendakian ke Gunung Rinjani, lanjutnya, tentu akan berdampak terhadap kesejahteraan masyarakat lingkar kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani.
"Wisatawan luar negeri yang ke Gunung Rinjani membutuhkan berbagai paket layanan, mereka pakai jasa trekking organizer, porter, guide, transportasi, tempat penginapan dan kebutuhan lainnya. Tentu akan banyak masyarakat lokal menikmati," ucapnya.
Data BTNGR tercatat, jumlah wisatawan yang melakukan pendakian Gunung Rinjani periode Maret-Desember 2022 sebanyak 55.348 orang. Terdiri atas wisatawan nusantara sebanyak 45.390 orang dan wisatawan mancanegara sebanyak 9.958 orang.
Jumlah pendaki pada 2022, mengalami peningkatan dibandingkan periode April-Desember 2021 sebanyak 39.226 orang. Terdiri atas wisatawan nusantara sebanyak 38.785 orang dan wisatawan mancanegara sebanyak 441 orang.

Jalur Baru
Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Lombok Barat, NTB menginginkan agar pemerintah pusat, segera membuka jalur pendakian baru Gunung Rinjani melalui Desa Pakuan. Diharapkan, jalur baru ini akan memberikan dampak ekonomi bagi warganya.
Bupati Lombok Barat Fauzan Khalid, di Kabupaten Lombok Barat, Senin, mengatakan sudah berkoordinasi dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), terkait pembukaan jalur pendakian Gunung Rinjani melalui Desa Pakuan.
"Perlu saya informasikan, saat sekarang ini secara bersamaan usaha sedang kita lakukan dengan melobi Kemenparekraf, dan ke otoritas Gunung Rinjani, ke KLHK. Dan tentunya setelah ini baru secara resmi membuka jalur pendakian Rinjani via Pakuan," tuturnya.
Dia menegaskan, pembukaan jalur pendakian Gunung Rinjani melalui Pakuan sudah direncanakan sejak 2019. Tetapi dibatalkan karena pandemi covid-19 sejak awal 2020 hingga sekarang ini.
"Namun, berkat berbagai usaha semua pihak, usaha untuk membuka jalur pendakian Gunung Rinjani lewat Pakuan bisa segera terealisasi," ujarnya.
Setelah melakukan penjelajahan, menurutnya, jalur pendakian melalui Desa Pakuan cukup menarik. Pasalnya, jalur ini dekat dengan dengan pusat kota kecamatan di Kabupaten Lombok Barat. Bahkan, dekat dengan Kota Mataram Ibu Kota Provinsi NTB.
Selain itu, jarak tempuh jalur pendakian Rinjani via Pakuan tidak terlalu jauh dibanding dengan jalur tradisional selama ini, yakni melalui Senaru di Kabupaten Lombok Utara, Aik Berik di Kabupaten Lombok Tengah, maupun Timbanuh dan Sembalun di Kabupaten Lombok Timur.
"Dari sisi historis jalur kita ini juga dikenal sebagai jalur Anak Agung dulu. Kalau mau ke Rinjani ada jalur semacam jalur keramatlah untuk Umat Hindu. Kemudian belum lagi menyangkut keindahan alamnya," ucap Fauzan.
Jika nantinya resmi dibuka, Fauzan meminta kepada masyarakat agar jalur pendakian Pakuan diusahakan untuk dimanfaatkan segala potensi yang dimiliki. Baik untuk masyarakat Desa Pakuan sendiri, maupun warga desa lainnya di lingkar jalur pendakian.