05 Desember 2023
13:13 WIB
Editor: Satrio Wicaksono
JAKARTA - Retinopati diabetik merupakan penyakit komplikasi yang bisa dialami penyandang diabetes tipe 1 maupun 2. Kondisi ini disebabkan karena pembuluh darah di retina mata yang terganggu karena kadar gula darah tinggi.
Dokter spesialis mata, dr Sesaria Rizky Kumalasari menjelaskan, retinopati diabetik umumnya terjadi pada penyandang diabetes yang tidak mengelola kondisinya dengan baik. Selain itu, juga memiliki penyakit penyerta lainnya seperti kadar kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, dan kerap mengalami hiperglikemia.
Dijelaskan, mulanya retinopati diabetik tidak menimbulkan gejala yang berarti dan sejumlah gejala seperti penglihatan kabur, bintik-bintik mengapung, perubahan penglihatan warna, hingga kehilangan penglihatan baru akan dirasakan ketika retinopati diabetik berada pada tahap yang lebih parah.
"Karenanya, pemeriksaan foto fundus mata setiap tahun penting dilakukan oleh penyandang diabetes untuk mengidentifikasi retinopati diabetik di tahap awal,” katanya.
Oleh karena itu, demi mencegah komplikasi termasuk retinopati diabetik, pasien diabetes disarankan melakukan pemeriksaan kesehatan menyeluruh secara rutin seperti kadar gula darah, fungsi ginjal dan pemantauan kondisi kaki. Untuk kaki, pasien bisa menjalani pemeriksaan USG Doppler apabila terasa nyeri pada kaki, demi mencegah terjadinya infeksi lebih lanjut atau penyakit kaki diabetes yang dapat berujung pada amputasi.
Selain itu, mereka juga harus melakukan terapi pengobatan dan tetap beraktivitas fisik serta berolahraga ringan dengan pengawasan dokter. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menganjurkan orang sehat berusia 18-64 tahun untuk melakukan aktivitas fisik dengan durasi 150 menit per minggu. Hal ini juga berlaku bagi para penyandang diabetes.
Pakar kedokteran olahraga, dr. Grace Joselini Corlesa mengatakan, olahraga dapat membantu mengontrol berat badan, mencegah seseorang mengalami kelebihan berat badan atau obesitas dan membantu mengelola kadar gula darah dalam tubuh.
"Ketika berolahraga, otot memerlukan lebih banyak glukosa sebagai sumber energi. Hal ini mampu membantu mengurangi kadar gula darah yang tinggi dan meningkatkan sensitivitas tubuh terhadap insulin," kata dr. Grace.
Dirinya menambahkan, olahraga juga dapat mengurangi stres, meningkatkan kualitas tidur, dan meningkatkan suasana hati yang juga memiliki efek positif terhadap kesehatan mental dan kualitas hidup secara keseluruhan.
Tetapi, meski memiliki segudang manfaat, penyandang diabetes tetap harus memerhatikan beberapa hal dalam berolahraga sehingga sangat direkomendasikan untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum berolahraga.
Di sisi lain, pasien perlu memastikan kadar gula darah tetap normal selama berolahraga, melakukan pemanasan sebelum berolahraga dan pendinginan setelah berolahraga, serta memastikan asupan cairan cukup dan tidak memaksakan diri atau berhenti apabila sudah terlalu lelah.