19 Januari 2024
19:22 WIB
Editor: Rendi Widodo
JAKARTA - Manusia menjadi salah satu makhluk yang beruntung dengan kelengkapan penglihatan di mana retina kita mampu menangkap jutaan warna, sedangkan banyak makhluk lain yang tak memiliki kemampuan melihat warna.
Peneliti berhasil menemukan alasan di balik kemampuan mata manusia menangkap warna ini lewat sebuah retina buatan di Laboratorium John Hopkins University, Amerika Serikat. Temuan ini pun mendorong lebih jauh pemahaman tentang bagaimana manusia memiliki kemampuan melihat warna.
Dikutip dari Science Daily, temuan yang dipublikasikan di PLOS Biology ini juga akan banyak membantu pengetahuan manusia tentang buta warna, kebutaan akibat usia, dan berbagai penyakit lain yang terkait sel fotoreseptor.
Lewat retina tersebut juga ditunjukkan bagaimana gen manusia membentuk retina yang memiliki sel-sel pengindraan warna tertentu, sebuah proses yang diketahui para peneliti dikendalikan oleh hormon tiroid.
Dengan mengutak-atik sifat seluler organoid, para peneliti menemukan bahwa molekul yang disebut asam retinoat menentukan apakah kerucut akan mengkhususkan diri dalam merasakan cahaya merah atau hijau.
Para ilmuwan selama beberapa dekade berpikir kerucut merah terbentuk melalui mekanisme acak di mana sel-sel sembarangan terbentuk untuk merasakan panjang gelombang hijau atau merah. Pada kenyataannya proses tersebut dapat dikendalikan oleh kadar hormon tiroid.
"Mungkin masih ada beberapa keacakan untuk itu, tetapi temuan besar kami adalah bahwa Anda membuat asam retinoat di awal pengembangan," kata profesor biologi yang juga merupakan bagian tim peneliti, Robert Johnston.
Menguji 700 sel retina orang dewasa, para ilmuwan masih belum sepenuhnya memahami bagaimana rasio kerucut hijau dan merah dapat sangat bervariasi pada tiap orang tanpa memengaruhi penglihatan seseorang.
Para peneliti pun terus bekerja untuk membangun pemahaman tentang penyakit seperti degenerasi makula, yang menyebabkan hilangnya sel-sel pengindraan cahaya di dekat pusat retina, yang mana menjadi penyebab utama terjadinya buramnya penglihatan pada usia tua.
"Dengan harapan di masa depan kita bisa menemukan cara untuk mendorong produksi sel-sel retina ini dan akhirnya akan sangat membantu orang dengan masalah penglihatan," kata Johnston.