21 Agustus 2021
15:15 WIB
JAKARTA – Ketenaran rendang sebagai makanan terenak di dunia sudah diakui banyak kalangan. Tapi, pengakuan tersebut dirasa belum cukup tanpa pengakuan secara resmi oleh Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO).
Karena itulah, Ibu Negara Iriana Joko Widodo menginginkan agar rendang dapat dicintai dan diakui oleh UNESCO dan dunia.
"Kita memasak rendang bersama, kita tunjukkan kepada dunia kekayaan kuliner Indonesia dan kita yakinkan kepada dunia bahwa rendang layak dicintai dan diakui oleh UNESCO dan dunia," katanya melalui sambungan konferensi video dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Sabtu.
Ia menyampaikan hal tersebut dalam acara "Virtual Memasak Rendang Se-Dunia", dalam rangka pencatatan rendang sebagai warisan budaya dunia dari Sumatera Barat, Indonesia ke UNESCO.
Acara tersebut diselenggarakan oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Barat bersama Lantamal II, Dharma Pertiwi, Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas), Minang Diaspora, Dekranasda, Ikatan Ahli Boga (Ikaboga) dan Bhayangkari Sumbar. Acara memasak rendang sedunia yang dilakukan secara virtual itu diikuti oleh pemasak rendang dari sejumlah negara.
Dalam acara tersebut, masyarakat juga diminta untuk memasak kaliyo (rendang setengah jadi yang masih berwarna kecoklatan) terlebih dahulu. Sehingga saat pelaksanaan acara, rendang ada di atas kuali dan kompor dengan api menyala menjelang matang.
"Pada tahun 2011 rendang telah dinobatkan sebagai hidangan terlezat dalam daftar 50 hidangan di dunia oleh CNN Internasional," kata Iriana.
Selanjutnya, rendang juga diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia dari Sumatera Barat pada 2013 oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan menempati posisi ke- 11 sebagai makanan terenak di dunia pada 2011 dan 2021 versi CNN Travel.
Namun, menurut Iriana, hal tersebut belum cukup. "Tapi itu tidak cukup, kita harus berjuang lebih. Target kita adalah rendang bisa dinobatkan Warisan Budaya Tak Benda dari Indonesia oleh UNESCO," tuturnya.
Ibu Negara juga berharap agar rendang dapat tersaji di berbagai tempat di dunia. "Kita ingin rendang tersaji dan dicintai di dunia. Selamat memasak," serunya.
Rendang atau randang adalah masakan daging asli Indonesia yang berasal dari Minangkabau. Masakan ini dihasilkan dari proses memasak suhu rendah dalam waktu lama menggunakan aneka rempah-rempah dan santan. Shutterstock/dok
Persiapan Dokumen
Sejak 2019 lalu, sejatinya Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) sendiri sudah mengusulkan rendang sebagai warisan budaya dunia UNESCO, mendampingi bekas tambang batu bara Sawahlunto yang telah ditetapkan lebih dulu.
Proses untuk menyiapkan dokumen itu diakui bukan perkara mudah. Butuh penelitian dan kajian yang panjang, bahkan bisa bertahun-tahun. Sejumlah pihak yang dinilai memiliki kompentensi untuk melengkapi dokumen yang dibutuhkan akan dilibatkan dalam proses tersebut.
Di antaranya terkait kandungan rempah serta manfaat rendang untuk kesehatan. Hasil penelitian sebelumnya memastikan rendang yang ditenggarai makanan yang mengandung kolestrol tinggi, ternyata tidak tepat. Rendang disimpulkan sebagai makanan sehat meski dimasak menggunakan santan.
Ia menyebutkan pengusulan itu nanti akan bersaing pula dengan pengusulan dari provinsi lain di Indonesia. Tetapi jika dokumen dari Sumbar lebih lengkap, bisa jadi prioritas untuk didahulukan.
Kepala Bidang Warisan Budaya Dinas Kebudayaan Provinsi Sumbar, Afrimas mengatakan alur pengusulan warisan budaya dunia itu dimulai dari pemerintah daerah. Jika memenuhi syarat akan ditetapkan terlebih dahulu menjadi warisan budaya Indonesia, setelah itu baru diusulkan ke UNESCO.
Setelah diusulkan ke UNESCO itu masih panjang jalan yang harus dilewati penyeleksian, penelitian pendokumentasian dan diskusi hingga finalisasi dokumen. Berkaca pada penetapan "Ombilin Coal Mining Heritage of Sawahlunto", prosesnya telah dimulai pada 2015 dan baru ditetapkan pada 2019.