Relaksasi Lewat Sound Bath, Tren Meditasi Menenangkan Jiwa

JAKARTA - Berendam di air hangat mampu membuat tubuh rileks. Namun, ada 'mandi' lain yang semakin populer karena diyakini memberikan manfaat kesehatan, yaitu sound bath atau mandi suara.

Melansir laman Living Therme, asal-usul sound bath ternyata sudah ada sejak ribuan tahun lalu. Peradaban India, Yunani, dan Mesir kuno meyakini bahwa suara memiliki kekuatan transformatif. 

Catatan Mesir kuno menyebutkan bahwa musik digunakan sebagai mantra penyembuhan. Sementara itu, Aristoteles (323–373 SM) dalam karyanya De Anima, menulis bahwa alunan seruling mampu menyucikan jiwa. Dalam berbagai kebudayaan, suara dan musik juga erat kaitannya dengan ritual spiritual. 

Di Himalaya, bunyi diyakini sebagai medium untuk berkomunikasi dengan dewa sekaligus mengangkat kesadaran manusia. Dari sanalah lahir singing bowl yang banyak digunakan para biksu Buddha Tibet untuk meditasi dan praktik spiritual.

Bahkan di Yunani kuno, tabib menggunakan musik untuk mengatasi gangguan pencernaan, insomnia, hingga masalah mental. Memasuki era modern, tepatnya pada 1960–1970-an, sound bath kembali dipopulerkan lewat gerakan counterculture. 

Berbagai instrumen digunakan untuk menciptakan pengalaman meditatif yang mendalam, sejalan dengan pencarian generasi tersebut akan pengalaman transendental. Kini, sound bath semakin diminati seiring berkembangnya gaya hidup holistik. 

Data SpaSeekers tahun 2023 mencatat, pencarian pengalaman sound bath di Inggris naik hingga 83%. Dukungan media dan media sosial membuat praktik ini melesat, menjadi salah satu tren kesehatan dan kebugaran terpopuler di 2024.

Berbeda dengan mandi sungguhan, dalam praktiknya, tidak ada air yang digunakan saat sound bath. Sebaliknya, sound bath mengajak tubuh untuk berendam dalam gelombang bunyi yang mengalun dari instrumen tradisional seperti gong, singing bowl, hingga alat musik tiup dan perkusi. 

Biasanya, sesi dimulai dengan yoga atau meditasi ringan, lalu peserta diminta berbaring dalam posisi yang paling nyaman. Seorang fasilitator terlatih kemudian memainkan instrumen sehingga tercipta getaran suara mendalam dan berlapis. 

Alunan inilah yang diyakini mampu membawa tubuh masuk ke kondisi meditatif, menenangkan sistem saraf, serta meredam respons fight or flight yang sering muncul saat stres. Menjelang akhir sesi, fasilitator akan membimbing peserta kembali ke kesadaran penuh dan menutup dengan ucapan positif sebagai tanda berakhirnya perjalanan relaksasi.

Manfaat untuk Jiwa dan Raga

Sound bath kini dipandang sebagai salah satu cara sederhana menjaga kesehatan mental di tengah gaya hidup modern yang serba cepat. Banyak orang melaporkan bahwa setelah mengikuti sesi ini, mereka merasa lebih tenang, pikiran lebih jernih, dan suasana hati pun lebih ringan.

Melansir laman Healthline, Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Evidence-Based Complementary & Alternative Medicine tahun 2016, melibatkan 62 orang dewasa, menunjukkan bahwa 'mandi suara' dapat membuat mereka tenang. Efek menenangkan dari getaran suara membantu meredakan ketegangan, kecemasan, hingga rasa lelah yang menumpuk. 

Bagi sebagian orang, mendengarkan alunan Tibetan singing bowl menjelang momen penuh tekanan mampu menurunkan detak jantung sekaligus memberikan rasa tenteram. Tidak jarang, amarah, gelisah, bahkan kebingungan yang membebani pikiran ikut mereda.

Meski belum bisa dijadikan pengganti terapi medis, sound bath sering dipilih sebagai pelengkap gaya hidup sehat karena risikonya rendah dan efeknya menenangkan. Bagi Anda yang penasaran, sesi sound bath kini mudah ditemukan di studio yoga, wellness center, hingga program retreat kesehatan. 

Tidak ada persiapan rumit, Anda cukup datang dengan pikiran terbuka, kenakan pakaian nyaman, lalu biarkan diri larut dalam alunan suara yang menenangkan.