22 April 2024
16:04 WIB
Rekor Taylor Swift Berlanjut Di "The Tortured Poets Department"
The Tortured Poets Department menjadi salah album dengan pekan pertama terbesar di era modern sejak rekor Adele dengan album 25 yang mencatat penjualan 3 juta copy pada tahun 2015 silam.
Penulis: Andesta Herli Wijaya
Editor: Rendi Widodo
Artwork album "The Tortured Poets Department". Instagram/@taylorswift13
JAKARTA - Album terbaru Taylor Swift, The Tortured Poets Departement terjual 1,4 juta copy di hari pertama penjualannya, Jumat (19/4) lalu. Album studio ke-11 Swift ini menjadi rilisan terbesar tahun ini di Amerika Serikat, sekaligus menandai debut album terbesar sang penyanyi sejauh ini.
Dilaporkan oleh Billboard, penjualan hari pertama album The Tortured Poets Departement melampaui penjualan pekan pertama 1989 (Taylor's Version) sebesar 1,3 juta. Angka 1,4 juta penjualan itu mencakup rilisan dalam format CD, vinyl, serta kaset, berdasarkan data Luminate.
Jika digabungkan dengan data unduhan digital, The Tortured Poets Departement total mencatat 1,6 juta penjualan pada. hari pertamanya. Angka ini setara pencapaian penjualan minggu pertama album 1989 yang dirilis akhir tahun.
Dengan begitu, The Tortured Poets Department menjadi salah album dengan pekan pertama terbesar di era modern sejak rekor Adele dengan album 25 yang mencatat penjualan 3 juta copy pada tahun 2015 silam.
Rekor streaming Taylor Swift tak kalah besar. Di hari pertamanya, The Tortured Poets Departement dicatat oleh Spotify sebagai rilisan terbesar dalam sejarah platform tersebut. Album ini mencetak 243 juga stream, dengan single utama “Fortnight” mencatatkan stream tertinggi. Lagu-lagu lainnya yang paling banyak diputar termasuk “The Tortured Poets Department” (14 juta), “Down Bad” (13,3 juta), “My Boy Only Breaks His Favorite Toys” (12,7 juta) dan “So Long, London” (12,6 juta) .
Jumlah stream tersebut lagi-lagi jauh lebih tinggi, lebih dari dua kali lipat dari jumlah streaming yang dihasilkan pada hari pertama 1989 (Taylor’s Version).
The Tortured Poets Departement melanjutkan rekor penjualan Taylor Swift dalam karirnya selama ini. Album ini adalah album Swift ketujuh yang terjual setidaknya satu juta kopi dalam satu minggu. Rekor itu membuat Swift menjadi satu-satunya artis dengan tujuh album berbeda yang masing-masing terjual setidaknya satu juta kopi dalam satu minggu di era modern.
The Tortured Poets Departement album yang dirilis dalam dua bagian, keduanya dirilis pada Jumat lalu. Bagian pertama berisi 16 lagu, lalu 15 lagu lagi pada bagian kedua.
Swift mengumumkan albumnya saat Grammy Awards pada Februari lalu, dan di saat yang sama mulai membuka penjualan untuk pre-order.
Album Paling Personal
The Tortured Poets Departement adalah album yang ditunggu-tunggu para Swifties di seluruh dunia. Album ini telah lama dibicarakan oleh Swift melalui media sosialnya. Album ini merangkum 31 lagu yang secara luas dianggap adalah lagu-lagu yang mengungkapkan pergolakan batin terdalam sang bintang.
Rolling Stone menyebut The Tortured Poets Departement merupakan album paling personal Taylor Swift sejauh ini. Anggapan itu beralasan mengingat Swift sendiri berulangkali mengatakan betapa personalnya album tersebut.
Swift mengatakan bahwa dengan albumnya, periode luka dalam hidupnya telah berakhir. “Bab ini ditutup dan ditutup. Tidak ada yang perlu dibalas, tidak ada yang perlu diselesaikan setelah luka telah sembuh," kata Swift, dilansir dari BBC.
“Setelah kita menceritakan kisah paling menyedihkan kita, kita bisa terbebas darinya,” lanjutnya.
The Tortured Poets Departement Ini berisi lagu-lagu yang mengungkap sisi personal Swift, termasuk “So Long, London”, yang secara luas dianggap tentang mantan pasangannya, aktor Inggris Joe Alwyn. Swift yang bersama Alwyn selama enam tahun sebelumnya pernah pindah ke London tempat tinggalnya.
Lagu lainnya, “But Daddy I Love Him”, juga dianggap membahas wacana seputar kisah asmara Swift yang dilaporkan namun tidak pernah dikonfirmasi dengan vokalis The 1975 Matty Healy, tahun lalu.
Bahkan baru-baru ini di media sosial, berkembang opini di kalangan penggemar terkait lagu “Loml” dalam album tersebut. Itu kata yang sudah sering diungkap Swift di media sosial namun tak dimengerti maknanya dengan persis selain oleh sang musisi sendiri.
Lewat lagu “Loml”, para Swifties mencoba menebak-nebak arti kata tersebut. Ada yang menganggap itu berarti ‘lost of my live’, yang lainnya menganggap itu artinya ‘lost of my love’.