c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

KULTURA

05 Juli 2025

11:34 WIB

Ratoh Jaroe Tampil Memukau Di Instagram Apple, Warisan Budaya Tanah Aceh

Dalam sebuah video pendek, tari tradisional Ratoh Jaroe ada d iunggahan akun Instagram resmi Apple. 

Penulis: Annisa Nur Jannah

Editor: Satrio Wicaksono

<p id="isPasted">Ratoh Jaroe Tampil Memukau Di Instagram Apple, Warisan Budaya Tanah Aceh</p>
<p id="isPasted">Ratoh Jaroe Tampil Memukau Di Instagram Apple, Warisan Budaya Tanah Aceh</p>

Tarian tradisional Aceh, Ratoh Jaroe. Sumber foto: acehprov.go.id

JAKARTA - Sebuah kebanggaan besar kembali datang dari dunia seni pertunjukan Indonesia. Tarian tradisional Ratoh Jaroe yang berasal dari Aceh, tampil memukau dalam unggahan terbaru akun Instagram resmi Apple. 

Video berdurasi pendek yang menampilkan tarian Ratoh Jaroe itu telah meraih lebih dari 173 ribu penyuka dari para pengguna Instagram. Tampilan menawan ini merupakan hasil kolaborasi Apple dengan kreator visual asal Indonesia, Agung Pambudi yang dikenal dengan pendekatan sinematiknya dalam mengangkat warisan budaya lokal. 

Dalam video tersebut, puluhan penari perempuan duduk berjajar dengan formasi rapi dan simetris, membawakan gerakan tangan yang cepat, selaras, dan penuh kekuatan ritmis. Latar belakang air terjun, pencahayaan dramatis, serta kostum bernuansa hitam dan emas mempertegas nuansa kemegahan yang begitu elegan.

Meski dikemas secara modern dan sinematik, keaslian serta identitas budaya dari Ratoh Jaroe tetap terjaga. Narasi visual yang tersusun apik berhasil menyampaikan keindahan gerak dan kekompakan tarian ini secara emosional. 

Mengenal Tarian Ratoh Jaroe

Melansir laman Indonesia.go.id, Ratoh Jaroe merupakan taroan khas dari Nanggroe Aceh Darussalam. Secara historis, Ratoh Jaroe tergolong tarian modern dalam khazanah budaya Aceh. 

Tarian ini merupakan hasil ciptaan seniman Aceh bernama Yusri Saleh atau lebih dikenal dengan panggilan Dek Gam. Tarian ini pertama kali dikembangkan sekitar tahun 2000, saat Dek Gam merantau ke Jakarta sambil membawa alat musik tradisional Aceh, rapa’i.

Dari perjalanannya itulah, lahir koreografi yang kemudian dikenal sebagai Ratoh Jaroe, perpaduan dari berbagai unsur tarian Aceh seperti Rateb Meuseukat, Likok Pulo, Rapai Geleng, dan seni gerak Aceh lainnya. Ratoh Jaroe diciptakan sebagai bentuk penghormatan dan kebangkitan semangat perempuan Aceh yang dikenal pemberani, gigih, dan saling menguatkan.

Setiap hentakan, ayunan, dan pekikan dalam Ratoh Jaroe membawa pesan keberanian dan solidaritas. Para penari mendendangkan lagu sambil menepuk dada, menjentikkan jari, menggelengkan kepala, hingga berdiri di atas lutut, semuanya dilakukan dengan tempo yang terus meningkat. 

Iringan alat musik rapa’i, perkusif khas Aceh yang dimainkan dengan cara dipukul, sehingga menghidupkan suasana dan menjadi detak jantung dari setiap penampilan. Dalam beberapa bagian, para penari juga melantunkan syair untuk membalas bait dari syahi, sang pemimpin tabuhan rapa’i. 

Sesekali, terdengar suara melengking dari salah satu penari. Kostum yang dikenakan pun tak kalah menarik memiliki warna cerah seperti kuning, merah, dan hijau dipadukan dengan kain songket Aceh serta hijab dan ikat kepala yang senada.

Berbeda dari Tari Saman yang didominasi gerakan badan dan dibawakan oleh laki-laki, Ratoh Jaroe justru tampil sebagai ekspresi kekuatan kolektif perempuan Aceh. Tarian ini lebih menonjolkan gerakan tangan yang energik dan terkoordinasi, berpadu dengan ayunan badan yang mengikuti tempo musik. 

Biasanya, tarian ini dibawakan oleh penari perempuan dalam jumlah genap, duduk bersisian membentuk barisan simetris. Kini, Ratoh Jaroe telah menjadi bagian dari kegiatan ekstrakurikuler di sekolah-sekolah dan universitas, serta tampil dalam berbagai acara penyambutan tamu penting di Aceh. 

Meskipun belum masuk dalam daftar tarian tradisional tua, kiprahnya di panggung nasional hingga internasional telah memperkuat eksistensinya sebagai representasi budaya Aceh yang dinamis. Tampilnya Ratoh Jaroe di akun resmi Apple juga menjadi prestasi seni yang membanggakan serta pengakuan global terhadap kekayaan budaya Indonesia. 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar