c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

KULTURA

22 Juli 2025

18:04 WIB

Ramayana "Padhang Bulan", Menikmati Kisah Cinta Magis Rama-Shinta

Tak sekadar pertunjukan, Sendratari Ramayana Prambanan "Padhang Bulan" ajak pengunjung untuk ikut serta prosesi pembersihan dan kirab. Memberikan pengalaman yang unik di bawah sinar purnama.

Penulis: Nuzulia Nur Rahma

<p>Ramayana &quot;Padhang Bulan&quot;, Menikmati Kisah Cinta Magis Rama-Shinta</p>
<p>Ramayana &quot;Padhang Bulan&quot;, Menikmati Kisah Cinta Magis Rama-Shinta</p>

Pementasan Sendratari Ramayana Prambanan "Padhang Bulan" di Panggung Terbuka Ramayana, Komplek Candi Ptambanan, Sleman. ANTARA/HO-IDM

JAKARTA - Kisah cinta legendaris Rama dan Shinta disajikan dengan penuh magis dan kesakralan dalam pertunjukan Sendratari Ramayana Prambanan "Padhang Bulan". Pertunjukan ini menjadi suguhan budaya unggulan baru dari unit Teater dan Pentas InJourney Destination Management (IDM). 

"Pertunjukan yang diadakan saat bulan purnama ini menggabungkan keindahan seni pertunjukan, spiritualitas, dan tradisi Jawa yang magis," kata General Manager GM Teater dan Pentas IDM, Esti Wahyujati di Prambanan, Sleman, Yogyakarta, Selasa (22/7).

Bukan hanya sekadar pertunjukan, sendratari ini merupakan sebuah pengalaman budaya yang kontemplatif dan sarat makna serta estetika Jawa.

Guna mendukung pengalaman yang berkesan, pihaknya membangun atmosfer yang mendukung pertunjukan ini dengan cermat dan teliti, seperti pencahayaan, penari penyambut, kuliner jajanan ndalu (jajanan khas malam) moco weton (hitungan penanggalan Jawa) dan lainnya.

"Pertunjukan ini dibangun dengan atmosfer natural. Saat pertunjukan, kami mengutamakan pencahayaan panggung dari sinar rembulan, dan meminimalisir penggunaan lampu sorot panggung. Kami hadirkan nuansa yang syahdu, sakral, dan tentu saja tetap menghadirkan hiburan khas Ramayana," katanya, dikutip dari Antara.

Ia mengatakan, pertunjukan Sendratari Ramayana "Padhang Bulan" berbeda dengan pertunjukan Sendratari Ramayana Prambanan yang digelar reguler. Selain pencahayaan alami dari bulan purnama, pengunjung diajak turut serta dalam satu prosesi pembersihan sebelum mengikuti prosesi kirab menuju area pertunjukan.

"Hal ini menjadi bentuk satu penghormatan terhadap budaya dan filosofi Jawa," katanya.

Esti mengatakan, suasana syahdu semakin lengkap dengan hadirnya jajanan ndalu (malam), yakni sajian kuliner malam khas Jawa seperti wedang ronde, mendoan, telo (singkong) rebus, dan camilan tradisional lainnya.

"Hidangan ini menjadi elemen tambahan yang memperkuat suasana dan menyempurnakan pengalaman budaya malam hari di kawasan Prambanan," katanya.

Sendratari Ramayana Prambanan "Padhang Bulan" akan digelar kembali pada Minggu,10 Agustus 2025 pukul 22.00 WIB di Panggung Terbuka Ramayana Prambanan, Sleman, Yogyakarta.

Tiket untuk Kelas Khusus sebesar Rp500.000, Kelas 1 Rp350.000 dan tiket Anak-anak sebesar Rp250.000.

Ia berharap pementasan Ramayana "Padhang Bulan" tidak hanya menjadi suguhan wisata malam yang unik, memperkaya pengalaman wisata di Prambanan, tetapi juga menjadi perayaan warisan budaya yang kaya dan penuh nilai.

"Kembalinya tradisi ini, yang pernah digelar beberapa dekade silam, diharapkan bisa dicintai oleh wisatawan domestik maupun mancanegara serta mampu memperkuat posisi Prambanan sebagai destinasi budaya kelas dunia. Semoga pentas ini menjadi cahaya baru dalam panggung seni dan budaya kita," katanya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar