02 Februari 2023
17:14 WIB
Penulis: Annisa Nur Jannah
Editor: Satrio Wicaksono
JAKARTA - Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan, sampai dengan saat ini total kasus XBB 1.5 atau Kraken di Indonesia menjadi tiga orang. Kasus terbaru dialami seorang wanita berdomisili di Pamulang, Tangerang Selatan.
Adapun kasus pertama varian yang saat ini dikenal dengan Kraken dilaporkan pertama kali di Indonesia pada 6 Januari 2023.
Menanggapi hal tersebut, Epidemiolog dari Griffith University, Dicky Budiman mengatakan bahwa varian Kraken yang masih masuk dalam kategori Omicorn tidak perlu dikhawatirkan, karena tidak berbahaya seperti varian-varian sebelumnya.
Namun demikian, Dicky tetap mengimbau masyarakat untuk tetap mewaspadai potensi besar yang menyebabkan infeksi dan reinfeksi, dengan keadaan tanpa gejala atau bergejala ringan.
“Kategori orang-orang yang rentan seperti lansia, ibu hamil, atau dengan komorbit. Varian ini bisa menimbulkan reaksi serius dan risiko terbesarnya jika mereka belum mendapatkan vaksin booster,” ujar Dicky dalam keterangan yang diterima Validnews.id, Rabu (2/2).
Baca juga: Vaksin Booster Covid-19 Tak Lagi Gratis
Di sisi lain, untuk kelompok rentan akan berisiko mengalami long covid. Long covid adalah kondisi di mana seseorang penyitas covid-19 masih merasakan gejala penyakit dalam waktu yang lama, bahkan setelah mereka dinyatakan sembuh sekalipun.
“Keluhan-keluhan yang dirasakan pasien bahkan bisa bertahan hingga tiga bulan, dan varian ini bisa membuat penyakit yang sebelumnya belum ada lalu menjadi timbul. Misalnya, hipertensi, diabetes, dan lainnya,” lanjutnya.
Kasus yang lebih parah, varian ini bisa membuat kelompok rentan meninggal dunia.
Namun, angka kematian pada varian ini memang jauh lebih kecil daripada varian-varian sebelumnya, karena hampir seluruh masyarakat memiliki modal imunitas dan vaksinasi yang baik.
Oleh karena itu, risiko tersebut harus mendapat perhatian lebih karena bisa berdampak pada penurunan sumber daya manusia (SDM) secara jangka panjang. Kelompok yang terkena long covid cenderung lebih rentan terserang penyakit.
Jika kasus ini terjadi dalam jumlah besar, dampaknya negara akan merugi karena masyarakat tidak produktif.
“Jadi, kedatangan Kraken atau varian lain sangat memungkinkan akan tetap ada ke depan dan harus diwaspadai. Namun, kewaspadaan bukan lagi karena menimbulkan keparahan kematian tetapi soal potensi long covid yang jauh lebih besar,” jelasnya.
Baca juga: Potensi H5N1 Mengkhawatirkan Di Tengah Pandemi Covid-19
Diminamalisir dengan Booster 2
Menurut Dicky, varian Kraken sangat efektif dalam menginfeksi satu manusia ke manusia lain, karena tidak memerlukan reseptor Angiotensi converting enzyme 2 (ACE 2) atau enzim yang menempel pada permukaan luar sel-sel di beberapa organ seperti paru-paru, arteri, ginjal, jantung, dan usus yang terlalu banyak. Cukup sedikit saja, virus Kraken bisa menempel dan mulai menginfeksi.
Setelah varian tersebut menempel, virus tidak mudah lepas dan akan menetap lebih lama dibandingkan subvariant sebelumnya. Efeknya akan berpotensi menyebabkan kerusakan di dalam tubuh jauh lebih besar.
“Untuk itu, vaksin booster dan vaksin tambahan akan membuat antibodi seseorang jauh lebih kuat dan membuat efektivitas vaksinnya jauh lebih lama,” tutur Dicky.
Meski orang yang sudah menerima vaksin booster masih bisa terinfeksi, durasi infeksinya akan jauh lebih singkat dan dapat mengurangi risiko berbahaya dari varian Kraken.