18 Agustus 2025
08:17 WIB
Potensi Kuat Wisata Kebugaran, Gastronomi Dan Bahari
Minat terhadap wisata kebugaran, gastronomi dan bahari terus tumbuh sehingga diyakini akan menjadi pendorong utama pertumbuhan pariwisata Indonesia di masa depan.
Editor: Andesta Herli Wijaya
Kementerian Pariwisata menyelenggarakan aktivasi bertajuk "Indonesia Maju, Pariwisata Naik Kelas" dalam rangka menyemarakkan HUT ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia, Canna Beach Club, Bali, Sabtu (16/8/2025). (ANTARA/HO-Kementerian Pariwisata).
JAKARTA - Kementerian Pariwisata (Kemenpar) merayakan HUT ke-80 Republik Indonesia dengan kampanye "Indonesia Maju, Pariwisata Naik Kelas". Agenda ini menyoroti kekuatan pariwisata Indonesia yang bertopang pada sektor industri kebugaran, gastronomi serta bahari.
Kampanye ini mengaktivasi kagiatan pariwisata di dua lokasi, yaitu di KidZania, Jakarta serta Canna Beach Club, Bali. Menggandeng para mitra program co-branding "Wonderful Indonesia", pemerintah mempromosikan pesona Indonesia di sektor industri kebugaran, kuliner serta bahari atau wisata perairan.
"Kegiatan ini merupakan refleksi semangat kemerdekaan dalam wajah baru pariwisata Indonesia. Oleh karena itu, ketiga sektor unggulan tersebut diharapkan dapat menjadi kekuatan utama dalam membentuk pariwisata yang berkelanjutan dan berdaya saing di tingkat global," ungkap Deputi Bidang Pemasaran Kemenpar Ni Made Ayu Marthini dalam keterangan resminya, dilansir dari Antara, Minggu (17/8).
Berdasarkan data dari Global Wellness Institute, potensi industri kebugaran Indonesia pada 2025 diperkirakan mendekati 50 miliar dolar AS dari total 5,6 triliun dolar AS kebutuhan masyarakat dunia akan industri kesehatan dan kebugaran. Hal ini diperkuat dengan riset dari Lokadata yang menunjukkan lebih dari 69 persen generasi muda menempatkan sektor kesehatan sebagai prioritas utama dalam keseharian mereka lewat layanan telehealth dalam bentuk aplikasi digital.
Gastronomy pun turut mengalami pertumbuhan signifikan dengan penetrasi internet yang memungkinkan pelaku UMKM meluaskan pasarnya melalui e-commerce, media sosial, maupun layanan pesan-antar.
Data Statista mencatat bahwa pada 2025, penjualan produk makanan melalui e-commerce di Indonesia diperkirakan mencapai 13,25 miliar dolar AS. Jumlah ini diprediksi terus meningkat, dengan 74,6 juta konsumen Indonesia akan mengakses produk makanan melalui platform digital pada 2029.
Sementara itu, Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki potensi bahari yang sangat besar dan menjanjikan. Oleh karena itu, pengembangan fasilitas penunjang harus didukung dan menjadi prioritas khusus, sehingga wisata bahari menjadi daya tarik utama dalam mendatangkan wisatawan mancanegara.
Baca juga: Lokasi Wisata Gratis Di Jakarta Bagi Lansia, Difabel Dan Penerima KJP
Selain menyajikan ragam kekayaan Nusantara kepada pengunjung, pada aktivasi kali ini Kemenpar juga menghadirkan pop-up booth tematik yang menawarkan pengalaman interaktif berbeda pada masing-masing area, serta ragam permainan interaktif. Misalnya pada area kebugaran, pengunjung dapat mengenal berbagai produk kesehatan, serta mencicipi minuman herbal dari sejumlah mitra co-branding.
"Aktivasi ini juga menawarkan pengalaman kepada pengunjung dalam mengeksplorasi ragam kekayaan kuliner Nusantara dan merasakan secara langsung cita rasa produk olahan makanan Indonesia dari berbagai daerah di area gastronomi," kata Made.
Sementara itu, pada area bahari, pengunjung diajak berpartisipasi di communal painting wall sebagai wahana kreatif yang memvisualisasikan kekayaan bahari Indonesia. Wahana ini juga menjadi media bagi pengunjung untuk menyampaikan kepedulian terhadap pelestarian alam bawah laut.