03 November 2025
14:57 WIB
Potensi Besar Jahe Merah Dalam Pengembangan Obat Herbal Modern
Jahe merah punya banyak khasiat dalam pengobatan tradisional, bukan hanya untuk kekebalan tubuh tapi juga vitalitas.
Penulis: Annisa Nur Jannah
Editor: Satrio Wicaksono
Ilustrasi Jahe Merah. Shutterstock/Masitah Harun
JAKARTA - Sejak lama, Indonesia dikenal sebagai negeri dengan kekayaan rempah yang melimpah. Dari sabang sampai merauke, berbagai jenis tanaman herbal tumbuh subur dan menjadi bagian dari warisan pengobatan tradisional.
Tak heran jika Indonesia dinilai memiliki potensi besar sebagai pemain kunci dalam pengembangan obat herbal modern dunia. Dengan pengetahuan lokal yang diwariskan turun-temurun, diperkuat oleh penelitian ilmiah dan pembentukan ekosistem industri yang terintegrasi, Indonesia sesungguhnya memiliki modal kuat untuk bersaing di kancah global.
Salah satu contoh nyata dapat dilihat dari herbal asli Indonesia yang sudah mendunia, jahe merah. Menurut Ketua Perkumpulan Dokter Pengembangan Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI), dr. Inggrid Tania, kekayaan herbal Indonesia telah lama diakui.
"Di Indonesia, kita bahkan sudah memiliki farmakope herbal untuk standarisasi produk herbal. Ini menunjukkan betapa dalamnya pengetahuan kita tentang khasiat tumbuhan untuk kesehatan. Salah satunya adalah jahe merah yang banyak digunakan masyarakat, terutama saat pandemi covid-19 lalu,” ujar dr. Inggrid dalam keterangan yang diterima.
Jahe merah memang telah lama menjadi bagian penting dalam pengobatan tradisional di berbagai daerah seperti Jawa, Tolitoli, Banjar, Madura, Batak, Dayak, Bugis, dan Sunda. Rimpang berwarna merah gelap ini dikenal ampuh untuk meningkatkan kekebalan dan vitalitas tubuh.
Kini, penelitian modern pun membuktikan kebenaran pengetahuan lokal tersebut. Jahe merah mengandung senyawa aktif seperti gingerol, shogaol, dan zingerone yang bersifat anti-inflamasi, antioksidan, antiemetik (meredakan mual), antibakteri, dan antidiabetes.
Tak heran jika jahe merah sering digunakan untuk meredakan masuk angin, mual, dan meningkatkan daya tahan tubuh. Penelitian yang diterbitkan dalam Phytotherapy Research menunjukkan, jahe merah berpotensi mengurangi gejala arthritis berkat sifat anti-inflamasinya.
Sementara studi lain dalam Journal of Ethnopharmacology, menemukan bahwa ekstrak jahe merah dapat membantu mengontrol kadar gula darah, menjadikannya bahan alami dengan manfaat luas bagi kesehatan. Satu jenis herba saja terbukti memiliki manfaat besar, apalagi jika potensi ribuan tanaman herbal Indonesia digarap dengan serius.
Kini, industri obat herbal nasional terus berkembang, mulai dari usaha kecil hingga industri berskala besar. Standarisasi obat herbal di Indonesia berada di bawah pengawasan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI) untuk memastikan setiap produk yang beredar memenuhi aspek keamanan, kualitas, dan manfaat bagi konsumen.
Aspek Pengembangan Obat Herbal
Dokter Inggrid menjelaskan, ada tiga aspek penting yang harus dipenuhi dalam pengembangan obat herbal, yakni autentisitas, kemurnian, dan mutu. Autentisitas berarti bahan yang digunakan benar-benar sesuai, misalnya jahe merah asli, bukan jenis lain.
Kemurnian berarti produk harus terbebas dari logam berat, mikroba, atau kontaminan lain yang berbahaya. Sedangkan mutu berkaitan dengan konsistensi kadar zat aktif dalam setiap bahan yang digunakan.
"Ekosistem obat herbal dari hulu sampai hilir diperlukan agar produk bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah dari sisi keamanan, kualitas, dan khasiat," jelas dr. Inggrid.
Ekosistem herbal yang ideal mencakup seluruh rantai proses, mulai dari kebun, perbenihan, budidaya bersama petani binaan, pascapanen, ekstraksi, destilasi, hingga riset dan distribusi produk ke tangan konsumen. Dengan sistem terintegrasi seperti ini, kualitas bahan baku dapat ditelusuri dan keberlanjutan usaha bisa terjamin.
Namun, mayoritas industri obat herbal di Indonesia masih menghadapi tantangan besar pada aspek ini. Menurut dr. Inggrid, sebagian besar pelaku industri belum memiliki ekosistem yang lengkap, sehingga sulit menelusuri asal-usul bahan baku, lokasi penanaman, maupun potensi pencemarannya.
Hal-hal inilah yang harus dibenahi bersama melalui kolaborasi antara pelaku usaha, pemerintah, dan organisasi agar produk herbal Indonesia memiliki standar tinggi dan mampu bersaing di pasar global. Dengan kekayaan biodiversitas dan pengetahuan tradisional luar biasa, Indonesia sejatinya memiliki peluang besar untuk menjadi pusat pengembangan obat herbal dunia.
"Jahe merah hanyalah satu dari sekian banyak bukti bahwa kearifan lokal, ketika disinergikan dengan riset ilmiah dan ekosistem industri yang kuat, dapat menjadi kekuatan besar menyehatkan sekaligus mengangkat nama bangsa," pungkasnya.