c

Selamat

Senin, 17 November 2025

KULTURA

04 Juni 2024

11:34 WIB

Perunggu, Orang-Orang Kantor Yang Serius Ngeband

Perunggu menjadi band yang unik dengan citra pekerja kantoran yang dibawa membuat mereka pun memiliki sebutan Band Pulang Kantor.

Penulis: Andesta Herli Wijaya

Editor: Rendi Widodo

<p>Perunggu, Orang-Orang Kantor Yang Serius <em>Ngeband</em></p>
<p>Perunggu, Orang-Orang Kantor Yang Serius <em>Ngeband</em></p>

Perunggu dalam konferensi pers tur “Besok Hari Senin Tour 2024” di Jakarta, Sabtu (1/6). Validnews/Andesta

JAKARTA - Perunggu adalah salah satu band dengan citra yang unik. Mereka kerap disebut sebagai Band Pulang Kantor merujuk aktivitas para personelnya yang menyempatkan bermain band di sela-sela kesibukan mereka sebagai pekerja kantoran.

Jika umumnya mereka yang bekerja di sektor formal menjadikan bermain musik atau ngeband sebagai aktivitas relaksasi di waktu senggang atau libur, para awak Perunggu justru menjadikan band sebagai aktivitas kedua yang notabenenya industrial.

Tak sekadar ngeband, mereka menekuni musik sekaligus berupaya membangun kiprah di industri musik. Dan berhasil, band yang dibentuk pada 2019 itu kini menjadi salah satu nama yang menghiasi belantika musik tanah air.

Adam Adenan, Ildo Hasman dan Maul Ibrahim, mereka merupakan bagian dari generasi pekerja kota hari ini. Sehari-hari menghabiskan waktu bekerja di perusahaan, menjadi bawahan yang bekerja dengan pengawasan di kantor, dan menerima gaji secara rutin setiap bulannya.

Namun sejak 2019, ketiganya mulai meniti jalan ke industri dengan merilis single perdana, “Menyala", sebuah persembahan rock alternatif yang membius, memperkenalkan nama Perunggu ke para pecinta musik Indonesia.

Dari situ, satu persatu lagu terus dirilis, hits-hits bermunculan, mulai dari “Pastikan Riuh Akhiri Malammu”, “33x” hingga “Biang Lara”. Pada 2022, mereka merilis album perdana, Memorandum.

Terlihat mudah, tapi bagaimana itu bisa terjadi?

Maul Ibrahim, vokalis sekaligus gitaris Perunggu, mengatakan ia dan kedua temannya adalah orang-orang yang sangat menyukai musik. Rasa cinta itulah yang menurutnya jadi faktor krusial, yang memungkinkan mereka yang pekerja kantoran bisa sekaligus menjadi profesional musik.

Menurutnya, waktu akan selalu ada untuk bermusik atau menciptakan karya, meski seseorang juga bekerja harian. Tinggal bagaimana mengatur waktu dan skala prioritas agar dua kepentingan tersebut bisa berjalan bersamaan.

“Selama suka sama apapun yang kita lakukan, pasti waktu itu bisa didapatkan. Jadi ketika lo suka, lo ngerasain gimana nikmatnya itu, pasti lo akan mendapatkan waktunya untuk ngerjainnya,” ungkap Maul, berbicara tentang cara dirinya mendapatkan waktu menulis lagu di sela kesibukan pekerjaan, ditemui di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Di sisi lain, dunia pekerjaan pun bisa memberi insight tersendiri untuk karya-karya Perunggu. Maul yang banyak menulis lagu untuk Perunggu, misalnya menyerap berbagai cerita dari rekan-rekan kerjanya, di samping pengalamannya sendiri, untuk dijadikan inspirasi penulisan lagu.

Barangkali karena berangkat dari pengalaman keseharian orang-orang di sekelilingnya, lagu-lagu Perunggu terasa autentik dan dekat bagi banyak orang. Mereka bercerita tentang kenangan seorang putra akan sosok ayahnya dalam lagu “Kalibata, 2012” misalnya, berbagi asa atas sakit perjuangan pekerja urban dalam “33X”.

“Kalau Memorandum dari mana inspirasinya, itu akumulasi dari lahir kayaknya, ragam koleksi cerita prbadi maupun cerita dari teman yang menurut gue sangat menarik dan pengen gue tulis dan jadikan lagu,” ucap Maul tentang lagu-lagu awal mereka yang akhirnya dirangkum dalam album perdana.

Kini Perunggu telah tumbuh besar, dan menuntut perhatian yang besar pula dari para personelnya. Namun Perunggu memastikan, mereka tetaplah ‘band pulang kantor’. Ketiga personelnya mengusung prinsip khusus, yakni skala prioritas yang menderetkan keluarga sebagai yang pertama, pekerjaan setelahnya, barulah kemudian band.

“Kantor kita pada tahu sih kita memang ada kegiatan band. Beres main band, itu kan recharge juga buat ketika balik kerja lagi. Semua bos kami tahu kami main band, dan cukup serius. Jadinya alhamdulillah sampai hari ini dan mudah-mudahan sampai kapan pun nggak akan ada protes,” ungkap Ildo Hasman, drumer Perunggu.

Para awak perunggu dalam waktu dekat akan menggelar tur perdana mereka, bertajuk “Besok Hari Senin Tour 2024”. Mereka akan melakukan tur ke lima kota, mulai dari Tangerang hingga Malang pada bulan Juni hingga Agustus mendatang.

Adam Adenan, basis Perunggu, mengatakan bahwa tur perdana akan memberikan banyak tantangan bagi mereka. Mengingat tur dilakukan di lima kota, dan semuanya akan berlangsung di hari Minggu, hari terakhir libur akhir pekan bagi pekerja kantoran.

Adam Cs mungkin akan mengalami momen-momen penuh tekanan selama rangkaian konser mereka nanti karena harus mengatur waktu secara ketat. Hari Minggu konser di Malang, misalnya, lalu di Senin subuh mereka harus terbang untuk kembali ke Jakarta, masuk bekerja seperti para pekerja lainnya.

“Ya pasti penuh tantangan, karena kembali lagi kami semua juga kerja, lalu bisa punya waktu weekend buat tampil. Nah sekarang kita coba bikin ‘Besok Hari Senin Tour 2024. Mau nggak mau, semua jadwalnya itu di hari Minggu, maka kami senin paginya masih harus masuk kantor,” tutur Adam Adenan.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar