06 Januari 2024
11:02 WIB
Penulis: Andesta Herli Wijaya
Editor: Rendi Widodo
JAKARTA - NOAH resmi menyatakan ‘pamit’ dari belantika musik Indonesia. Pengumuman lewat media sosial resmi NOAH baru-baru ini memberi sinyal ambigu, bahwa band ini di satu sisi pamit, namun di sisi lain menjanjikan perjumpaan kembali di lain waktu bersama Ariel, Lukman dan David.
Dengan kata lain, kata pamit itu bisa dimaknai sebagai pengumuman hiatus atau istirahat panjang, sampai waktu yang belum ditentukan.
Hiatusnya NOAH relatif tak mengejutkan karena isu ini sudah santer sejak beberapa bulan terakhir. NOAH pertama kali mengumumkan akan memasuki masa ‘istirahat’ panjang, saat menggelar konser The Great Journey of NOAH di Lembang, September 2023 lalu.
Namun tetap saja, pengumuman hiatus NOAH tentunya disayangkan banyak penggemar. NOAH telah memberi warna bagi industri musik Indonesia, dan tercatat merupakan salah satu band sukses di tanah air.
NOAH telah aktif lebih dari satu dekade, sejak grup itu mengumumkan namanya pada 2012 silam. Jika dibentang lebih jauh lagi, Ariel dan Lukman telah menyemarakkan belantika musik sejak 2000 silam, sejak mereka tampil dengan nama Peterpan.
Bagaimana perjalanan Noah atau Ariel dkk. selama ini? Berikut kilas balik NOAH, dirangkum dari berbagai sumber;
Era Peterpan
Ariel dan Lukman pertama kali muncul dengan grup band Peterpan, mengorbit dari Bandung pada tahun 2000, satunya di vokal dan satu lagi memegang gitar. Grup ini mengusung formasi lima personil, tiga lainnya yaitu Uki (gitar), Indra (bass) dan Andika (piano). Seiring kemunculan mereka di belantika,Peterpan pun turut diperkuat Reza (drum).
Bermula dari band yang tampil reguler di cafe-cafe di Bandung, band ini akhirnya mendapatkan kesempatan untuk masuk ke dapur rekaman. Pada awalnya lagu mereka “Mimpi yang Sempurna” terpilih masuk dalam album kompilasi Musica pada 2002, Kisah 2002 Malam.
Potensi Peterpan terlihat sejak album tersebut, yang membuat Musica Studio’s membuka pintu bagi band tersebut. Tak menunggu lama, Peterpan dan Musica menyepakati kontrak kerja sama, dan lahirlah album debutan Taman Langit, album yang melahirkan hit “Yang Terdalam”, “Semua Tentang Kita” hingga “Topeng”.
Dua tahun kemudian, Peterpan merilis album kedua bertajuk Bintang di Surga. Album yang mencakup lagu “Ada Apa Denganmu” hingga “Mungkin Nanti” ini mendulang sukses besar, terjual lebih dari 3 juta kopi. Album kedua ini melambungkan nama Peterpan sebagai band papan atas di Indonesia.
Tak berhenti di album kedua, Peterpan merilis album ketiga sebagai OST film Alexandria (2005). Album ini melahirkan hit “Tak Bisakah”, “Jauh Mimpiku” hingga “Menunggu Pagi”.
Konflik Internal hingga Kasus Hukum Sang Vokalis
Di tengah kesuksesannya, Peterpan dilanda konflik internal yang pada akhirnya tak terselesaikan. Pada 2006, Andika dan Indra keluar dari Peterpan dan membentuk band baru bernama The Titans. Posisi Andika digantikan oleh David pada kibor, dan Indra digantikan oleh Luki pada bass.
Hengkangnya Andika dan Indra merupakan kelokan sejarah penting bagi Peterpan. Andika adalah pihak yang memberi nama Peterpan pada band tersebut, sehingga kepergiannya di kemudian hari menuntut Ariel dkk. pun melepas nama Peterpan.
Sepeninggal Andika dan Indra, Peterpan masih memiliki kontrak dengan labelnya untuk merilis album. Maka lahirlah album Hari yang Cerah pada 2007 yang direncanakan sebagai album terakhir Peterpan.
Namun perjalanan Peterpan belum berakhir. Sepanjang 2008 hingga 2009, Ariel dkk. masih tampil dengan mengusung nama Peterpan, hingga merilis album kompilasi Sebuah Nama, Sebuah Cerita. Album ini memuat lagu-lagu lama Peterpan dengan ditambah beberapa lagu baru, di antaranya “Walau Habis Terang” dan “Tak Ada yang Abadi”.
Album kompilasi menandai berakhirnya eksistensi Peterpan di belantika musik Indonesia. Ariel dkk. mengumumkan melepas nama tersebut, dan bersiap mengumumkan nama baru untuk band yang ketika itu digawangi Ariel, Lukman, Reza, Uki dan David.
Anak-anak eks. Peterpan menjadwalkan akan mengumumkan nama baru kepada publik pada 2010. Namun malang, di awal tahun itu, Ariel sang vokalis terjerat hukum terkait skandal video seks. Dari situ, grup tersebut relatif vakum, dan tak ada nama baru yang diumumkan dalam waktu lama.
Namun kelompok musisi eks.Peterpan itu tidak terpecah. Ariel mendapatkan dukungan yang besar dari para personel lainnya, hingga membuat grup mereka tetap dinanti, suatu hari akan kembali ke industri musik.
Benar saja, sinyal itu bahkan teah diperlihatkan sejak Ariel berada dalam penjara, dengan dirilisnya single “Dara” hasil ciptaan sang vokalis pada awal 2012.
Era Baru: NOAH
Pada pertengahan tahun 2012, Ariel resmi bebas bersyarat. Tak menunggu lama, ia dan kawan-kawan segera mengumumkan nama baru yang sudah dipersiapkan sejak dua tahun, yaitu NOAH, bermakna membuat kenyamanan, ketenangan dan panjang umur.
Tak menunggu lama, NOAH merilis single “Separuh Aku”, dilanjutkan dengan album studio pertamanya Seperti Seharusnya. Album itu seperti terikat dengan kesuksesan komersial Peterpan, sehingga tak butuh waktu lama untuk meraih Multi Platinum, terjual di atas 1 juta kopi.
Masih di tahun 2012 itu pula, NOAH menggelar konser di lima negara dalam satu hari, dimulai di Melbourne, Hong Kong, Kuala Lumpur, Singapura dan Jakarta. Sebuah selebrasi comeback yang istimewa, membuat NOAH memecahkan rekor MURI.
NOAH merayakan masa tumbuh mereka dengan menciptakan banyak karya. Termasuk buku, serta sebuah film dokumenter berjudul NOAH: Awal Semula yang dirilis di bioskop.
Perubahan Formasi Waktu ke Waktu
Sepanjang 2014 hingga 2016, NOAH merilis seri album Second Chance, yaitu proyek produksi ulang lagu-lagu lama dari era Peterpan, serta beberapa lagu baru. Sayangnya, di periode ini pula NOAH ditinggal drumernya, Reza.
Di masa-masa setelahnya, NOAH banyak menjalankan proyek kolaborasi hingga merilis ulang lagu-lagu legendaris. NOAH merilils album Sings Legends pada 2016, berisikan daur ulang lagu-lagu yang mereka anggap legendaris, di antaranya Sajadah Panjang dari Bimbo hingga “Andaikan Kau Datang” yang dulunya dipopulerkan Koes Plus.
NOAH terus eksis dan tampil dalam berbagai panggung nasional dengan formasi tanpa drumer tetap. Sampai pada 2019, setelah merilis album studio kedua Keterikatan Keterikatan, Uki mengumumkan pengunduran dirinya dari NOAH. Dengan begitu, tersisa Ariel, David dan Lukman di band tersebut.
Ada banyak cerita terkait hengkangnya Reza hingga Uki dari NOAH. Namun faktanya, mereka meninggalkan NOAH dengan ‘damai’, tanpa adanya polemik yang terjadi di kemudian hari.
Pamitnya Tiga Personil
NOAH dengan formasi Ariel, Lukman dan David bertahan hingga sebelum akhirnya mereka mengumumkan hiatus. Sejak 2019, NOAH terus tampil di berbagai panggung dengan tiga personil tetap, serta beberapa personil additional.
Selama 2019 hingga 2022, NOAH menyelesaikan sejumlah proyek musik, di antaranya merilis album Taman Langit, Bintang di Surga hingga Hari yang Cerah versi NOAH. Termasuk juga perilisan video musik “Yang Terdalam” yang kemudian menjadi trending dan banyak diparodikan di media sosial pada 2021 silam.
Album-album tersebut menjadi kelanjutan dari proyek Second Chance yang telah diumumkan NOAH di tahun 2014 sebelumnya.
NOAH menjelma band sukses, menyamai bahkan melampaui sukses Peterpan sebelumnya. Hal ini dibuktikan dengan besarnya massa penggemar yang memenuhi panggung-panggung pertunjukan mereka di berbagai kota di Indonesia.
Sejak berakhirnya pandemi di 2022 dan makin maraknya helatan musik digelar, NOAH hampir selalu masuk dalam jajaran penampil.
NOAH mengelar tur konser The Great Journey of NOAH di beberapa kota besar di Indonesia sepanjang akhir 2022 lalu. Rangkaian konser ini pula yang menjadi seri pertunjukan terakhir NOAH, sebelum mereka resmi mengumumkan ‘pamit’.