c

Selamat

Selasa, 18 November 2025

KULTURA

24 Agustus 2022

13:55 WIB

Perbedaan Cacar Monyet Dan Cacar Air

Meskipun memuliki gejala umum yang hampir sama, cacar monyet dan cacar air punya perbedaan. Mulai dari penyebab, jenis virus, gejala, masa inkubasi, metode penularan, hingga pemberian vaksin

Perbedaan Cacar Monyet Dan Cacar Air
Perbedaan Cacar Monyet Dan Cacar Air
Ilustrasi MonkeyPox atau Cacar Monyet. dok.Shutterstock

JAKARTA – Kementerian Kesehatan sudah mengkonfirmasi temuan kasus cacar monyet pertama di indonesia. Pasien merupakan seorang laki-laki berumur 27 tahun yang berasal dari DKI Jakarta merupakan pelaku perjalanan dari luar negeri dan memiliki gejala demam dan ruam di beberapa bagian tubuh.

Temuan ini cukup mengkhawatirkan, mengingat rasa trauma akan pandemi covid-19 yang berlangsung lebih dari dua tahun saja masih dialami banyak orang. Tapi seberapa tahu Anda soal penyakit menular ini? Selama ini, masyarakat Indoensia lebih banyak tahu soal cacar air, ketimbang cacar monyet alias monkeypox.

Meskipun memiliki gejala umum yang hampir sama,  jika dilihat lebih lebih teliti, cacar monyet dan cacar air memiliki perbedaan. Mulai dari penyebab, masa inkubasi, penularan, hingga risiko yang ditimbulkan.

Baca juga: Sejarah Penyebaran Cacar Monyet

Cacar monyet termasuk penyakit zoonosis virus, artinya virus yang ditularkan dari hewan ke manusia. Dokter di Medanta Hospital Dr Ramanjit Singh mengatakan, gejala penyakit ini antara lain demam, malaise, sakit kepala dan tenggorokan. Gejala lainnya yakni limfadenopati atau pembengkakan kelenjar getah bening.

Menurut Singh, seperti dikutip dari Medical Daily, semua gejala ini muncul sekitar empat hari sebelum lesi kulit (kerusakan atau ketidaknormalan pada kulit) dan ruam dimulai. Lesi terutama dimulai dari tangan dan mata sebelum menyebar ke seluruh tubuh.

Hal senada diungkapkan direktur medis di Batra Hospital Dr SCL Gupta menambahkan,  gejala penyakit ini meliputi sakit tenggorokan, demam, dan tanda-tanda penyakit akibat virus.

"Tanda utama virus ini ruam pada tubuh yang berisi cairan di dalamnya. Hal ini menyebabkan infeksi virus yang melemahkan daya tahan tubuh. Namun masalah muncul karena komplikasinya," serunya.

Virus dan Gejala

Virus monkeypox sendiri termasuk dalam genus Othopoxvirus dengan famili Poxviridae. Sedangkan cacar air terjadi akibat infeksi akut viurus varicella-zoster.

Untuk masa inkubasi cacar monyet sendiri terjadi dalam 616 hari atau 5-21 hari. Sedangkan masa inkubasi untuk cacar air berlangsung antara 10-21 hari atau 14-16 hari.

Pada kasus cacar monyet, dalam 1-3 hari setelah muncul demam, penderita akan mengalami ruam di bagian wajahdan bagian tubh lainnya. Adapun untuk cacar air, gejala klinisnya dapat dilihat dari munculnya bercak-betcak merah dan gelembung dalam 3-4 hari, lalu mengering dan membentuk kudis.

Baca juga: Cacar Monyet Bisa Menular Dari Ibu Ke Janin

Gejala lainnya, pada kasus cacar monyet, penderita akan mengalami sakit kepala, nyeri otot, pembesaran kelenjar getah bening dan demam akut di atas 38,5° C. Sementara untuk cacar air, umumnya pasien akan mengalami demam, mual, muntah, lemas dan lelah, tidak nafsu makan serta sakit kepala dan nyeri otot.

Untuk tingkat keparahan yang menyebabkan kematian, potenis cacar monyet lebih besar sekitar 1010%. Sedangkan kematian pada cacar air, jarang ditemukan. Penyebab utama pasien Monkeypox meninggal, biasanya dipicu bakteri dari garukan jari maupun tangan yang menginfeksi jaringan paru-paru atau otak.

Contohnya, saat infeksi kulit kemudian terasa gatal, pasien menggaruk kulit kemudian infeksi masuk ke dalam tubuh dan kena bakteri. Jika di paru biasanya karena Peunemonia, atau Meningitis di otak karena bakteri. Bukan karena infeksi kulit cacar monyet.



Cacar air memang  tidak separah cacar monyet, sekalipun tetap menyebabkan ruam kulit. Menurut Mayo Clinic, meskipun ada perawatan medis yang tersedia, pasien cacar air seringkali tidak membutuhkannya dan mereka dibiarkan dalam isolasi untuk sembuh.

“Pada cacar monyet, lesinya lebih besar dari cacar air. Pada cacar monyet, lesi terlihat di telapak tangan dan telapak kaki. Pada cacar air, lesi sembuh sendiri setelah tujuh hingga delapan hari tetapi tidak demikian pada cacar monyet,” kata Dr. Satish Koul dari Fortis Memorial Research Institute.

Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin sendiri mengimbau masyarakat untuk tetap tenang menyikapi temuan kasus cacar monyet. Pasalnya, karakter virus monkeypox tidak seganas SARS-CoV-2 penyebab covid-19.

"Cacar monyet sudah terjadi di dunia sebanyak 35 ribu kasus yang terindentifikasi positif. Pada saat yang sama, kasus covid-19 jumlahnya sudah jutaan pada waktu yang sama," kata Budi.

Baca juga: Pemerintah Upayakan Kesediaan Vaksin Cacar Monyet

Budi juga mengatakan, penularan cacar monyet jauh lebih sulit jika dibandingkan covid-19. Penularan cacar monyet terjadi pada saat sudah bergejala, berbeda dengan covid-19 yang tanpa gejala bisa menularkan orang lain dengan imunitas tubuh yang lemah.

Menurut Budi penularan cacar monyet tidak semudah covid-19 yang bisa menginfeksi dalam kurun waktu inkubasi virus maksimal 14 hari melalui droplet atau cairan mulut. Sementara cacar monyet harus ada kontak fisik dengan pasien.

Budi mengatakan, gejala yang umumnya timbul pada pasien cacar monyet ditandai dengan bintik dan bernanah. "Kalau belum keluar bintik, dia tidak menular. Sehingga menghindarinya jauh lebih mudah," serunya.

"Kalau orang sakit dan sudah bintik-bintik, jangan sampai ada kontak fisik sama yang bersangkutan," lanjutnya.

Menurut Budi saat ini ada dua tipe virus Monkeypox yang beredar di dunia, yakni berasal dari Afrika Barat dan Afrika Tengah. "Yang satu fatal, dan satu tidak fatal. Di Indonesia termasuk yang tidak fatal karena pasiennya masih baik-baik saja," ujarnya.

Untuk pencegahan cacar monyet, masyarakat sebisa mungkin menghindari kontak dengan hewan yang berpotensi membawa virus. Lalu, cuci tangan setelah kontak dengan hewan atau orang yang terinfeksi. Gunakan alat pelindung diri saat merawat pasien cacar monyet. Satu hal yang tak kalah penting, masak daging sampai matang.

Baca juga: Tak Perlu Khawatir Berlebih Soal Cacar Monyet

Perbedaan Vaksin

Selain perbedaan-perbedaan di atas, pemberian vaksin antara cacar monyet dan cacar air juga dilakukan secara berbeda. Dokter Spesialis Penyakit Dalam di RSUI dr. Anindia Larasati, Sp.PD mengatakan, vaksin untuk cacar monyet yakni JYNNEOS (Imvamune/Imvanex) diberikan setelah seseorang terpapar penyakit.

Budi menjelaskan, saat ini pemerintah sudah membeli vaksin cacar monyet yang disiapkan bagi parapenderita serta kalangan dengan imunitas yang rendah.

"Sekarang vaksinnya sudah kita beli, sekarang sedang on the way datang. Obat-obatannya kita sudah terima, antivirus biasa," ujarnya.

Di sisi lain, Menkes juga mengingatkan bagi mereka yang sebelumnya sudah menerima vaksin cacar/smallpox di masa lalu masih terproteksi dari cacar monyet.

Pedoman terbaru dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) mengingatkan, orang-orang harus sangat berhati-hati menghindari penyebaran virus ke anggota rumah tangga mereka termasuk hewan peliharaan.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sendiri mengingatkan vaksin tidak 100% efektif dalam keadaan apa pun. Orang-orang dapat menurunkan risiko terpapar virus antara lain dengan membatasi kontak dekat dengan orang yang diduga atau dikonfirmasi cacar monyet atau dengan hewan yang dapat terinfeksi.

 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar