c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

KULTURA

22 September 2025

10:27 WIB

Perawatan Paliatif Tingkatkan Kualitas Hidup ODHA  Secara Signifikan 

Studi terbaru mencatat peningkatan kualitas hidup ODHA dengan perawatan paliatif, dengan peningkatan skala kualitas hidup dari rata-rata 61 menjadi 84 persen.

Penulis: Arief Tirtana

Editor: Andesta Herli Wijaya

<p>Perawatan Paliatif Tingkatkan Kualitas Hidup ODHA &nbsp;Secara Signifikan&nbsp;</p>
<p>Perawatan Paliatif Tingkatkan Kualitas Hidup ODHA &nbsp;Secara Signifikan&nbsp;</p>

Illustrasi HIV dan AIDS. Sumb: Pexels.

JAKARTA - Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) bukan hanya harus bergelut dengan kondisi fisik yang berkaitan dengan masalah medis. Mereka juga masih harus menghadapi berbagai tekanan psikologis dan juga stigma sosial, yang kerap memicu kecemasan, depresi, dan penurunan kualitas hidup yang signifikan.

Karena itu proses perawatan pasien ODHA tidak bisa hanya dilakukan pada aspek kesehatan fisiknya saja. Lebih dari itu harus dilakukan secara menyeluruh, atau dengan perawatan paliatif (palliative care).

Perawatan paliatif merupakan pendekatan perawatan menyeluruh yang tidak hanya berfokus pada aspek medis (fisik), tetapi juga pada kebutuhan psikologis, sosial, budaya, dan spiritual pasien.

Sejumlah peneliti dari Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair), Surabaya, membuktikan efektivitas perawatan paliatif ini dalam penelitian terbaru. Penelitian yang dilakukan oleh Dr. dr. Wiwiek Indriyani Maskoep, SpPD., FINASIM dan kawan-kawan bertujuan untuk mengetahui pengaruh perawatan paliatif terhadap kualitas hidup dan aspek psikoneuroimun endokrin pada ODHA, terutama mereka yang menderita kecemasan, seperti yang ditunjukkan oleh kadar hormon kortisol.

Penelitian ini melibatkan sebanyak 30 ODHA dengan kecemasan, yang dipilih berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Penelitian ini menggunakan desain kuantitatif dengan pendekatan kuasi-eksperimental satu kelompok pra-tes dan pasca-tes.

Dalam penelitian, intervensi perawatan paliatif yang diberikan mencakup perawatan fisik untuk mengatasi nyeri, mual, kelelahan, dan infeksi; pendampingan psikologis melalui relaksasi, konseling, dan terapi perilaku; dukungan sosial untuk meningkatkan interaksi dan aktivitas sehari-hari; serta pembinaan spiritual guna memperkuat integritas diri, pemahaman nilai kehidupan dan memotivasi pasien untuk meningkatkan kegiatan religinya.

Setelah data dianalisis menggunakan statistik deskriptif dan uji-t berpasangan untuk menilai dampak intervensi terhadap kualitas hidup dan kadar hormon kortisol, hasilnya menunjukkan terjadinya peningkatan skor Karnofsky secara signifikan atau skala penilaian indikator kemampuan menjalankan aktivitas harian para ODHA. Skalanya meningkat dari rata-rata 61 menjadi 84,67 setelah menjalani perawatan paliatif.

"Peningkatan ini dinyatakan signifikan secara statistik," kata Wiwiek dalam laporannya, Minggu (21/9).

Baca juga: Survei Visi: Simpati Publik Terhadap ODHA Cukup Tinggi

Selain kualitas hidup, penelitian ini juga mengukur kadar hormon kortisol sebagai indikator stres biologis. Hasilnya rata-rata kadar kortisol menurun dari 296,06 ng/ml menjadi 289,74 ng/ml setelah intervensi.

Penurunan ini tidak cukup signifikan secara statistik, karena pengaruh sejumlah faktor yang memengaruhi, antara lain tingkat kepatuhan pasien terhadap terapi yang belum optimal, serta penggunaan obat antiretroviral Efavirenz, yang dapat meningkatkan kadar kortisol.

"Hasil ini menunjukkan bahwa palliative care berperan penting dalam membantu ODHA menjalani hidup dengan kualitas yang lebih baik. Dengan pelaksanaan yang lebih intensif dan pemantauan yang tepat, metode ini berpotensi memberikan manfaat yang lebih luas, termasuk dalam mengurangi beban stres biologis pasien," yakin Wiwiek.

Penelitian Wiwiek dan tim menjadi salah satu yang terbaru yang mengungkap signifikansi perawatan paliatif dalam peningkatan kualitas hidup ODHA, memperkuat temuan-temuan lain yang telah dipublikasikan selama ini.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar