c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

KULTURA

01 Agustus 2024

08:17 WIB

Peran Penting Deteksi Dini Hepatitis Untuk Mencegah Epidemi Global

Ada ratusan juta orang di dunia menderita hepatitis B maupun C, dengan jumlah kematian yang tinggi. Sayangnya, banyak pasien tidak terdiagnosa, karenanya deteksi dini menjadi penting.

Penulis: Annisa Nur Jannah

Editor: Satrio Wicaksono

<p>Peran Penting Deteksi Dini Hepatitis Untuk Mencegah Epidemi Global</p>
<p>Peran Penting Deteksi Dini Hepatitis Untuk Mencegah Epidemi Global</p>

Ilustrasi Penyakit Hepatitis. Shutterstock/dok

JAKARTA - Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), memperkirakan sebanyak 354 juta orang di seluruh dunia menderita hepatitis B atau C, dengan lebih dari satu juta orang meninggal karena hepatitis setiap tahunnya. Di Indonesia sendiri, diperkirakan sekitar 20 juta orang menderita hepatitis dengan prevalensi tertinggi pada kasus hepatitis B. 

Jika kondisi ini terus terjadi, virus hepatitis dapat membunuh lebih banyak orang di dunia setiap tahunnya daripada gabungan malaria, tuberkulosis, dan HIV/AIDS pada tahun 2040. 

Melansir laman Kementerian Kesehatan, hepatitis adalah peradangan pada hati yang bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk infeksi virus, konsumsi alkohol berlebihan, obat-obatan tertentu, serta kondisi medis lainnya. Ada lima jenis hepatitis yaitu hepatitis A, B, C, D, dan E.

Di mana masing-masing disebabkan oleh virus dan memiliki cara penularan serta dampak kesehatan yang berbeda. Penyakit hepatitis kerap muncul tanpa menimbulkan gejala dan mungkin baru timbul saat pasien telah memasuki stadium lanjut. 

Alhasil, sebagian besar masyarakat hidup dengan hepatitis yang tidak terdiagnosis. Bahkan, ketika hepatitis berhasil didiagnosis, jumlah masyarakat yang melakukan pengobatan dan perawatan untuk bertahan hidup dari penyakit ini sangatlah kecil.

Gejala umum dari hepatitis yang perlu diwaspadai antara lain adalah feses berwarna pucat, nyeri perut, kelelahan, penyakit kuning, urin berwarna gelap, demam ringan, penurunan nafsu makan, dan nyeri pada sendi. 

Praktik preventif terbaik untuk mengurangi risiko hepatitis meliputi vaksinasi, terutama untuk hepatitis A dan B, menjaga kebersihan tangan, memastikan makanan dan minuman yang dikonsumsi dalam keadaan bersih dan matang, serta menghindari penggunaan jarum suntik secara bergantian. Dengan demikian, seseorang dapat mengurangi prevalensi hepatitis yang tidak terdiagnosis dan meningkatkan peluang pengobatan dini. 

Dalam mendukung terwujudnya dunia bebas hepatitis pada tahun 2030 yang dicanangkan WHO, perusahaan yang bergerak dibidang peralatan dan perlengkapan medis, IRRA mendorong upaya deteksi dini penyakit hepatitis di dalam negeri. 

Hal ini dilakukan dengan melakukan distribusi Reagen Abbott. Reagen Abbott adalah solusi diagnostik unggulan dalam skrining hepatitis, khususnya virus HBsAg pada Hepatisis B dan Anti HCV pada Hepatitis C. 

Sejak tahun 2017, pibaknya berperan penting dalam menyediakan alat diagnostik berkualitas tinggi kepada lebih dari 75 fasilitas kesehatan di seluruh Indonesia.

"Yang kami distribusikan memiliki sensitivitas 100%, sehingga bisa dipastikan bahwa sangat minim apabila terjadi kesalahan dalam pembacaan," jelas Heru Firdausi Syarif, Direktur Utama PT Itama Ranoraya Tbk.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar