c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

KULTURA

29 Agustus 2025

12:28 WIB

Peran Penting Bahasa Dan Sastra Dalam Etnomedisin Masyarakat Tetun 

Bahasa dan sastra punya peran penting dalam praktik dan upaya pelestarian etnomedisin masyarakat Tetun, NTT.  

Editor: Satrio Wicaksono

<p>Peran Penting Bahasa Dan Sastra Dalam Etnomedisin Masyarakat Tetun&nbsp;</p>
<p>Peran Penting Bahasa Dan Sastra Dalam Etnomedisin Masyarakat Tetun&nbsp;</p>

Ilustrasi menumbuk ramuan tradisional. Freepik

JAKARTA - Bahasa dan sastra memiliki peran penting dalam praktik pengobatan tradisional. Bahasa berfungsi sebagai sarana transmisi pengetahuan medis, sedangkan sastra menjadi wadah pelestarian nilai budaya yang menyertai proses penyembuhan. 

Hal ini diungkapkan Maximus M. Taek, Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unwira Kupang, Nusa Tenggara Timur, ketika memaparkan hasil risetnya tentang leksikon etnomedisin masyarakat Tetun, NTT. 

Ia menjelaskan, pengetahuan tradisional ini mencakup kepercayaan, praktik, bahan-bahan, ritual, hingga metode pengobatan yang diwariskan turun-temurun.

Maximus menegaskan, sastra yang merujuk pada ekspresi budaya melalui tulisan, seperti cerita rakyat, mitos, legenda, mantra, doa, dan lain-lainnya. Jadi, bahasa sebagai media transmisi pengetahuan medis tradisional, yang mengandung konsekuensi budaya tentang penyakit, obat, dan kehormatan.

"Bahasa berperan penting dalam ritual penyembuhan, sedangkan sastra itu sendiri menjadi wadah pelestarian pengetahuan entomedisin," jelas Maximus dalam webinar Eksplorasi Bahasa dan Sastra dalam Etnomedisin Masyarakat Etnik di Perbatasan.

"Penguatnya sendiri dengan segala macam aspek yang berkaitan, sedangkan bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan pengetahuan," tambahnya, dikutip dari Antara.

Menurutnya, sastra yang hidup dalam masyarakat Tetun, seperti cerita rakyat, mitos, legenda, doa, dan mantra, tidak hanya berfungsi sebagai ekspresi budaya, tetapi juga bagian dari terapi psikologis. Mantra, pantun, dan doa yang diucapkan dalam ritual penyembuhan memberi ketenangan batin bagi pasien sehingga dianggap memiliki efek terapeutik.

"Dukun-dukun itu dalam praktiknya selalu diiringi dengan material batin dan sastra. Dengan demikian, bahasa dan sastra adalah bagian yang tidak terpisahkan dari wadah itu sendiri," ujarnya. 

Degradasi Bahasa dan Sastra

Namun, ia mengingatkan adanya degradasi bahasa dan sastra tradisional akibat pergeseran budaya. Dalam praktiknya, etnomedisin masyarakat Tetun terbagi atas dua kategori, yakni non-herbal berupa pantangan, anjuran, dan larangan; serta herbal berupa ramuan yang diminum, digunakan untuk pijat, atau mandi. 

Pengobatan tradisional ini biasanya dilakukan oleh dukun, yang dalam bahasa Tetun disebut dok atau mabdok, yakni orang yang mewarisi pengetahuan dari nenek moyang dan dipercaya memiliki kemampuan melihat jauh.

Max lantas memerinci hasil risetnya yang memperoleh data 112 spesies dari 62 famili tumbuhan yang dapat digunakan sebagai obat. Diungkapkannya, masih banyak resep-resep yang belum tercatat. Sebagian besar adalah tumbuhan liar yang diyakini memiliki kekuatan penyembuhan lebih besar dibanding tanaman budidaya.

"Dalam kepercayaan masyarakat kami, tumbuhan liar dianggap spesial karena mampu bertahan dari angin, hujan, atau diinjak orang. Kekuatan itu dipercaya dapat ditransfer kepada manusia sebagai true medicine atau obat yang sebenarnya," tegasnya.

Eksplorasi bahasa dan sastra dalam pengobatan tradisional ini tidak hanya bermanfaat bagi dokumentasi pengetahuan etnomedisin, tetapi juga berfungsi menghidupkan kembali kosakata bahasa Tetun yang kian jarang digunakan. Revitalisasi sastra lisan seperti mantra, doa, pantun, mitos, dan legenda menjadi penting agar warisan budaya masyarakat Tetun tetap terjaga.

Sehubungan dengan itu, Kepala Organisasi Riset Arkeologi, Bahasa, dan Sastra (OR Arbastra) BRIN, Herry Yogaswara, menekankan pentingnya riset ini tidak hanya bagi pelestarian pengetahuan tradisional, tetapi juga dalam mengenalkan nilai-nilai tersebut kepada generasi muda.

"Pertemuan ini menjadi sangat penting untuk kita berbagi, sharing pengetahuan terkait dengan tradisi medisinal. Namun, yang paling penting adalah bagaimana memperkenalkan hal-hal yang bersifat tradisi kepada generasi baru, generasi milenial, yang tentu membutuhkan teknik-teknik khusus," ujarnya. 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar