c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

KULTURA

26 September 2025

20:08 WIB

Peran Mikroalgae Menyerap Emisi Karbon Secara Alami

Mikroalgae merupakan organisme fotosintetik yang mampu mengikat karbon dioksida lebih efektif dibandingkan tumbuhan darat.

Penulis: Gemma Fitri Purbaya

Editor: Satrio Wicaksono

<p>Peran Mikroalgae Menyerap Emisi Karbon Secara Alami</p>
<p>Peran Mikroalgae Menyerap Emisi Karbon Secara Alami</p>

Ilustrasi mikroalgae. Foto: its.ac.id.

JAKARTA - Di tengah meningkatnya kekhawatiran akan perubahan iklim, emisi karbon menjadi salah satu isu utama yang terus dicarikan solusinya. Padahal berbagai upaya telah dilakukan guna menekan jumlah karbon di atmosfer, mulai dari penghijauan hingga penggunaan teknologi ramah lingkungan.

Laporan Institute of Development of Economics and Finance (INDEF) tahun 2023 menunjukkan, kadar emisi gas kaca atau CO2 yang bersumber dari kendaraan bermotor di Jakarta adalah sekitar 81,17 juta ton per hari. Sedangkan rata-rata 1 pohon berumur 10 sampai 20 tahun hanya menyerap 22 kg CO2 per tahun atau 60 gram CO2 per hari.

Maka itu, setidaknya diperlukan 1,35 miliar pohon untuk bisa menyerap CO2 dari emisi kendaraan, serta inovasi untuk mewujudkan keberlanjutan Bumi yang lebih baik. Salah satunya dengan pemanfaatan mikroorganisme kecil yang menyimpan potensi besar, seperti mikroalgae.

Mikroalgae yang mampu menyimpan potensi besar bisa membantu menyerap emisi karbon secara alami. Mikroalgae sendiri dikenal sebagai organisme fotosintetik yang mampu mengikat karbon dioksida lebih efektif dibandingkan tumbuhan darat.

Tidak hanya itu, mikroalgae juga dapat dikembangkan menjadi bahan baku energi terbarukan dan produk bernilai tambah lain, sehingga pemanfaatannya menghadirkan manfaat ganda. Melihat potensi itu, Semen Merah Putih pun tengah mengembangkan inovasinya dengan pemanfaatan mikroalgea.

Melihat potensi tersebut, mikroalgae diharapkan bisa menjadi salah satu solusi inovatif dalam upaya mengurangi jejak karbon sekaligus mendukung keberlanjutan lingkungan. Mikroalgae bahkan mampu menyerap karbon dioksida dalam jumlah besar, yakni sekitar 10 sampai 50 kali lipat dari rata-rata satu pohon.

"Mikroalgae memang bukan material konstruksi, tetapi perannya sangat signifikan dalam konteks keberlanjutan. Organisme ini mampu menyerap karbon dioksida dalam jumlah 10 sampai 20 kali lipat dibanding pohon dan masa tunggu yang hanya empat minggu, lebih singkat dibanding menunggu pohon dewasa sehingga dapat menjadi solusi cepat dalam mengurangi emisi yang dihasilkan dari aktivitas industri, termasuk konstruksi," kata Head of Marketing Semen Merah Putih, Nyiayu Chairunnikma dalam keterangan tertulisnya.

Melalui inovasi tersebut, diharapkan mikroalgae dapat digunakan sebagai bahan baku alternatif di berbagai sektor, mulai dari pangan, energi, hingga material konstruksi ramah lingkungan. Dengan menjadikan mikroalgae sebagai bagian dari perjalanan eksplorasi berkelanjutan, tidak hanya menciptakan terobosan tetapi juga menanam investasi bagi generasi mendatang.

Pada akhirnya, gaya hidup yang berpihak pada keberlanjutan adalah langkah nyata menuju kebaikan masa depan.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar