31 Oktober 2025
08:20 WIB
Penyebab Pria Lebih Berisiko Terkena Stroke Dibanding Wanita
Meski tidak berbeda jauh, namun risiko pria terkena stroke lebih tinggi dibanding wanita. Penyebabnya karena faktor risiko yang dialami pria lebih banyak.
Penulis: Gemma Fitri Purbaya
| Ilustrasi seorang penderita penyakit stroke. Shutterstock/Mangkorn Danggura |
JAKARTA - Stroke masih menjadi salah satu penyebab kematian dan disabilitas tertinggi di dunia. Data Kebijakan Kesehatan Indonesia memperlihatkan, setiap tahun terdapat sekitar 550 ribu pasien baru stroke di Indonesia.
Stroke sendiri adalah bagian dari penyakit tidak menular dan kerap menjadi penyakit akibat gaya hidup. Stroke merupakan suatu kumpulan gejala atau kelainan yang disebabkan karena adanya sumbatan atau pecahnya pembuluh darah.
Gejalanya beragam, tetapi secara singkat dikenal dengan istilah SeGeRa Ke RS. Yakni, senyum tidak simetris, gerak separuh badan lemah, dan bicara tidak jelas, kebas badan, rabun atau hilang penglihatan dalam sekejap, serta sakit kepala yang terjadi secara hebat atau berlebihan.
Dibandingkan dengan wanita, pria disebut lebih berisiko terkena stroke. Hal tersebut diungkapkan oleh spesialis neurologi RS Pondok Indah dr. Bambang Tri Prasetyo.
"Sebenarnya tidak berbeda jauh, tergantung faktor risikonya. Namun kalau pria lebih banyak faktor risiko, seperti stres tinggi dan perokok, lalu ada faktor hipertensi yang tidak tertangani dan jumlahnya lebih banyak dibanding wanita," kata dr. Bambang.
Sementara hipertensi sendiri merupakan faktor risiko stroke. Hipertensi dapat merusak dinding arteri otak dan pembuluh darah besar, sehingga lemak dan kolesterol mudah menempel dan terbentuk plak.
Plak tersebut menyempitkan pembuluh atau pecah dan membentuk bekuan darah. Bekuan ini bisa menyumbat aliran darah ke area otak dan menyebabkan jaringan otak mati sehingga terjadilah stroke.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun menyebut orang dengan hipertensi memiliki risiko empat sampai enam kali lipat lebih tinggi mengalami stroke dibandingkan orang dengan tekanan darah normal. Maka itu, dr. Bambang menekankan pentingnya memperhatikan faktor risiko stroke.
"Menurut saya, kalau faktor risikonya tidak dikontrol, baik pria maupun wanita sama-sama berisiko stroke. Memang secara teori wanita yang haid memiliki risiko stroke yang lebih ringan karena ada perlindungan hormon, tetapi setelah menopause tidak ada perlindungan hormon, jadi risikonya sama saja dengan pria," tutup dokter yang juga subspesialis neurovaskular.