c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

KULTURA

15 Agustus 2022

16:32 WIB

Penulis Salman Rushdie Berjuang Pulih Dari Serangan Penikaman

Kebencian dan ancaman pembunuhan terhadap Salman Rushdie bukan sesuatu yang baru, novel The Satanic Verses adalah biangnya.

Penulis: Andesta Herli Wijaya

Editor: Satrio Wicaksono

Penulis Salman Rushdie Berjuang Pulih Dari Serangan Penikaman
Penulis Salman Rushdie Berjuang Pulih Dari Serangan Penikaman
Salman Rushdie. Shutterstock/andersphoto

JAKARTA - Salman Rushdie, pengarang novel kontroversial The Satanic Verses (Ayat-Ayat Setan) mengalami serangan pada Jumat lalu, di Chautauqua Institution, New York. Akibat serangan itu, Rushdie mengalami luka serius dan harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit.

Agen Mr. Rushdie mengatakan pada hari Minggu, bahwa Rushdie saat ini berada dalam fase pemulihan di sebuah rumah sakit di Erie, Pennsylvania. Sebelumnya ia harus dibantu ventilator, namun kini mulai dapat berbicara sedikit demi sedikit.

“Jalan menuju pemulihan telah dimulai. Ini akan lama; lukanya parah, tetapi kondisinya menuju ke arah yang benar,” ungkap agen Rushdie, Andrew Wylie, dilansir dari The New York Times.

Rushdie diserang seorang pria asal New Jersey, bernama Hadi Matar (24 tahun). Ia ditikam sekitar 10 kali oleh pelaku di bagian leher, lengan hingga mata. Penyerangan itu terjadi di atas panggung, beberapa saat sebelum Rushdie mulai menyampaikan ceramahnya.

Pelaku yang langsung ditangkap di tempat kejadian, kini didakwa dengan percobaan pembunuhan tingkat dua dan penyerangan dengan senjata.

Di pengadilan setempat pada hari Sabtu, Jaksa mengatakan bahwa serangan terhadap penulis telah direncanakan dan ditargetkan. Matar melakukan perjalanan dengan bus ke tempat acara dan membeli tiket untuk menghadiri ceramah yang akan disampaikan oleh Rushdie pada Jumat pagi itu.

Penyerangan atas Rushdie bukan sesuatu yang mengejutkan, mengingat selama bertahun-tahun penulis India berkebangsaan Inggris ini telah hidup di bawah ancaman dari penjuru dunia. 

Rushdie diketahui telah lama berada dalam kecaman maupun pelarangan, dan menghadapi ancaman percobaan pembunuhan sejak tahun 1989, sekitar enam bulan setelah penerbitan novelnya “The Satanic Verses.”

Buku itu menjadi biang dari segala kebencian terhadap Rushdie. Buku yang memuat bagian-bagian kehidupan Nabi Muhammad dengan penggambaran yang dianggap sebagai penghinaan oleh sebagian pemeluk Islam di seluruh dunia.

Selama puluhan tahun, Rushdie mendapat larangan oleh Iran. Ayatollah Ruhollah Khomeini, yang memimpin Iran setelah revolusi 1979, mengeluarkan fatwa yang dikenal sebagai fatwa pada 14 Februari 1989, yang menghalalkan umat Islam untuk membunuh Rushdie.

Kecaman dari seluruh dunia itu membuat Rushdie dan keluarganya harus hidup secara semi rahasia demi alasan keamanan. Ia baru memulai hidup secara terbuka sejak beberapa tahun terakhir, namun nahas pilihan untuk lebih terbuka nyatanya membuka peluang lebih luas bagi pembencinya untuk bertindak jauh.

Menurut keterangan agensi, akibat serangan ini, Rushdie diperkirakan bisa kehilangan mata, sementara hatinya telah dipastikan rusak dan saraf di lengannya terputus.

Putra Rushdie, Zafar Rushdie mengatakan, pada hari Minggu bahwa ayahnya tetap dalam kondisi kritis dan menerima perawatan ekstensif. Sang putra menyampaikan terima kasihnya kepada mereka yang telah memberi pertolongan segera kepada Rushdie saat kejadian.

"Meskipun cedera yang mengubah hidupnya parah, selera humornya yang penuh semangat dan menantang tetap utuh. Kami sangat berterima kasih kepada semua penonton yang dengan berani membelanya dan memberikan pertolongan pertama, bersama dengan polisi dan dokter yang telah merawatnya dan atas curahan cinta dan dukungan dari seluruh dunia,” ucap Zafar Rushdie.

Kebencian terhadap Rushdie dari sejumlah kalangan memang begitu besar. Sampai-sampai, siapa saja yang mendukungnya, bisa saja tak luput dari ancaman pembunuhan.

Itu yang dialami penulis J.K. Rowling yang menyampaikan dukungannya secara terbuka melalui media sosial, Jumat. Pengarang Harry Potter itu menyatakan simpatinya atas kejadian yang menimpa Rushdie, dan langsung menerima ancaman dari seorang pengguna Twitter yang mengatakan bahwa J.K. Rowling adalah “target” selanjutnya.

J.K. Rowling merespons ancaman itu dengan berbagai upaya, mulai dari meminta bantuan keamanan Twitter hingga melaporkannya kepada polisi.

 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar