c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

KULTURA

20 Februari 2025

10:41 WIB

Pentingnya Memahami Irama Jantung Normal Untuk Cegah Aritmia

Memahami irama jantung yang normal menjadi langkah pertama dalam mencegah kondisi ini agar tidak berkembang menjadi masalah yang lebih serius.

Penulis: Annisa Nur Jannah

Editor: Rendi Widodo

<p>Pentingnya Memahami Irama Jantung Normal Untuk Cegah Aritmia</p>
<p>Pentingnya Memahami Irama Jantung Normal Untuk Cegah Aritmia</p>

dr. Ignatius Yansen Konsultan Intervensi Jantung & Aritmia Eka Hospital BSD. Validnews/Njenissa

JAKARTA - Pernahkah Anda merasa jantung berdetak lebih kencang dari biasanya? Sensasi ini sering terjadi ketika Anda sedang berolahraga, merasa cemas, atau bahkan sekadar setelah minum kopi.

Namun, jika detak jantung terasa sangat cepat, sangat lambat, atau tidak beraturan saat Anda sedang beristirahat, ini bisa menjadi tanda adanya gangguan irama jantung yang disebut aritmia. Menurut dr. Ignatius Yansen Ng, Konsultan Intervensi Jantung & Aritmia dari Eka Hospital BSD, aritmia merupakan kondisi ketika irama jantung tidak berjalan sebagaimana mestinya.  

Ia menyebut bahwa aritmia bisa menyebabkan jantung berdetak terlalu cepat (takikardia) atau terlalu lambat (bradikardia). Memahami irama jantung yang normal menjadi langkah pertama dalam mencegah kondisi ini agar tidak berkembang menjadi masalah yang lebih serius.

"Irama jantung normal manusia dewasa saat beristirahat berada di kisaran 60-100 detak per menit. Anda dapat mengukurnya secara manual dengan menghitung denyut nadi menggunakan stopwatch atau dengan bantuan alat seperti smartwatch, oximeter, atau tensimeter digital," ujar dr. Yansen di Jakarta baru-baru ini.

Yansen mengatakan, ketika seseorang merasa jantungnya berdebar tetapi jumlah detak jantungnya masih dalam kisaran normal 60-100 kali per menit, itu bukanlah kondisi yang perlu dikhawatirkan. Biasanya, ini terjadi karena faktor psikologis atau lingkungan, misalnya saat suasana lebih tenang menjelang tidur.

Namun, apabila detak jantung berada di bawah 60 kali per menit bradikardia atau di atas 100 kali per menit takikardia dalam keadaan istirahat, maka bisa jadi ada masalah pada irama jantung.

“Ada pasien yang mengalami detak jantung sangat cepat, bahkan mencapai 108-200 kali per menit. Sebaliknya, ada juga yang detaknya terlalu pelan, hanya 20-40 kali per menit. Kondisi ini berbahaya karena bisa menyebabkan pingsan, nyeri dada, atau bahkan henti jantung,” tuturnya.

Oleh karena itu, jika Anda mengalami jantung berdebar tanpa alasan yang jelas, pusing atau merasa hampir pingsan, sesak napas, nyeri dada, atau kelelahan yang tidak biasa, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter. Dengan memahami irama jantung yang normal dan mengenali tanda-tanda aritmia lebih dini, Anda bisa segera mendapatkan pemeriksaan dan perawatan yang tepat.

Menjaga kesehatan jantung dengan pola hidup sehat, seperti berolahraga teratur, mengelola stres, serta menghindari konsumsi kafein dan alkohol berlebihan, juga menjadi kunci untuk mencegah gangguan irama jantung.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar