19 Juni 2025
10:01 WIB
Pentingnya Air Murni Untuk Menjaga Kesehatan Organ Vital
Air murni merupakan air minum terbaik yang telah melalui proses purifikasi dan multifiltrasi, sehingga bebas dari kandungan logam berat maupun zat berbahaya lainnya.
Penulis: Annisa Nur Jannah
Editor: Andesta Herli Wijaya
Ilustrasi Gelas berisi air. Shutterstock/dok.
JAKARTA - Setiap orang tahu bahwa saat tidur, tubuh tampak sedang beristirahat. Namun kenyataannya, organ-organ vital di dalam tubuh tetap bekerja tanpa henti sepanjang hidup kita.
Ginjal terus menyaring limbah, hati menetralisir racun, dan otak mengatur seluruh sistem tubuh agar tetap berjalan dengan baik. Semuanya beroperasi tanpa jeda, bahkan ketika kita tertidur lelap.
Sayangnya, banyak orang baru menyadari betapa berat beban kerja ketika tubuh mulai melemah dan jatuh sakit. Saat itulah kelelahan yang selama ini tersembunyi mulai terasa dan menunjukkan dampaknya.
Untuk merawat tubuh, sejatinya seseorang perlu menerapkan pola hidup sehat sekaligus memperhatikan asupan air putih. Selama ini, kebanyakan orang hanya fokus pada jumlah air yang diminum, padahal kualitas air juga memegang peran tak kalah penting.
Air putih yang baik sangat vital bagi kesehatan ginjal dan organ tubuh lainnya, karena air berperan dalam membawa zat gizi, membuang racun, serta menjaga keseimbangan sistem tubuh. Namun, jika keliru memilih air minum, fungsi penting ini bisa terganggu bahkan berisiko membahayakan kesehatan dalam jangka panjang.
Dikutip dari penelitian Maria Latif yang diterbitkan dalam jurnal Applied Water Science, (Vol. 15 issue 12 tahun 2025), komponen mineral dan logam berat di dalam air minum memiliki dampak signifikan dalam meningkatkan penyakit karsinogenik dan penyakit ginjal kronis. Merujuk pada hasil studi tersebut, air murni merupakan air minum terbaik yang telah melalui proses purifikasi dan multifiltrasi, sehingga bebas dari kandungan logam berat maupun zat berbahaya lainnya.
Senada dengan temuan itu, dr. Ikhsanuddin Qoth’i, dokter sekaligus content creator, menegaskan pentingnya menjaga asupan cairan harian.
"Kebutuhan cairan harian seseorang berkisar antara 30 hingga 40 cc atau ml per kilogram berat badan per hari, setara dengan sekitar 1.500 ml bagi orang dewasa pada umumnya," ujar dr. Ikhsanuddin dalam keterangannya, dikutip Kamis (19/6).
Ia juga merekomendasikan salah satu produk air murni yang telah melalui proses penyaringan berulang, yakni Amidis. Air ini diproses lebih lanjut melalui metode distilasi atau pemanasan hingga suhu 110 derajat Celsius. Uap yang dihasilkan dari proses tersebut kemudian didinginkan dan hanya uap murninya yang dikumpulkan menjadi air siap minum.
Air murni ini melalui tiga tahap utama pemurnian yakni multi filtration, purification atau dikenal sebagai pemurnian lanjutan, dan distilasi proses penyulingan. Pada tahap distilasi, air dipanaskan hingga suhu di atas 110 derajat Celcius.
Uap hasil pemanasan kemudian dikondensasi menjadi air murni dengan tingkat kemurnian 0 PPM, yang artinya tidak mengandung zat terlarut, termasuk mineral atau senyawa lain dan benar-benar H2O murni.
Air murni memiliki sejumlah keunggulan yang mendukung kesehatan tubuh secara menyeluruh. Karena bebas dari partikel asing, air murni lebih cepat dan mudah diserap oleh sel serta jaringan tubuh, sehingga memberikan hidrasi optimal.
Baca juga: Asupan Protein Dari Buncis Dan Lentil Sama Seperti Daging
Kandungan 0 PPM dalam air murni juga membantu proses detoksifikasi dan meringankan beban kerja ginjal dalam menyaring limbah, menjadikannya pilihan tepat untuk mendukung gaya hidup aktif dan sehat. Selain itu, air murni memiliki pH seimbang yang aman untuk dikonsumsi segala usia, termasuk bagi mereka yang sedang dalam masa pemulihan atau memiliki gangguan lambung.
Selain itu, bebas dari kontaminan seperti timbal, arsenik, dan zat berbahaya lainnya, air murni dari Amidis memberikan perlindungan jangka panjang bagi kesehatan tanpa risiko tersembunyi.
"Pada prinsipnya, ini merupakan air murni tanpa kandungan mineral, sehingga dapat meringankan peran ginjal dalam proses filtrasi," pungkas dr. Ikhsanuddin.