c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

KULTURA

27 Agustus 2025

13:38 WIB

Pengembangan Kawasan Samota Diyakini Tak Ganggu Ekosistem Hiu Paus 

Samota yang melingkupi tiga kabupaten berupa Kabupaten Sumbawa, Dompu, dan Bima, memiliki banyak potensi sumber daya alam, cagar biosfer dunia, dan menjadi rumah bagi hiu paus dunia.

Editor: Rikando Somba

<p>Pengembangan Kawasan Samota Diyakini Tak Ganggu Ekosistem Hiu Paus&nbsp;</p>
<p>Pengembangan Kawasan Samota Diyakini Tak Ganggu Ekosistem Hiu Paus&nbsp;</p>

Aktris Prilly Latuconsina berenang bersama satwa hiu paus di Teluk Saleh, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. ANTARA FOTO/HO-Yayasan Konservasi Indonesia

MATARAM- Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) memastikan pembangunan kawasan Samota (Teluk Saleh, Pulau Moyo dan Gunung Tambora) di Pulau Sumbawa, tidak berdampak terhadap ekosistem ikan hiu paus. Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB Muslim, Rabu (27/8) mengatakan skema pengelolaan kawasan Samota berbasis ekonomi biru agar pembangunan selaras dengan kesejahteraan masyarakat dan kesehatan ekosistem laut.

Menurut dia, konservasi tidak membatasi nelayan menangkap ikan dan konservasi tidak membatasi investasi yang masuk ke kawasan tersebut.

"Samota termasuk salah satu kawasan yang direkomendasikan sebagai kawasan ekonomi cepat tumbuh," ujar Muslim di Mataram, Rabu.

Muslim menuturkan pemerintah, memperluas cakupan kawasan konservasi untuk memastikan pemanfaatan sumber daya alam kelautan dan perikanan secara arif dan bijak, sehingga hiu paus yang bernama latin Rhincodon typus tidak akan terganggu atas pembangunan yang dilakukan di Samota.

"Inti konservasi adalah mengatur optimalisasi pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan secara arif dan bijak tanpa menyentuh zona inti yang menjadi tabungan ekologi kita dalam jangka panjang," pungkas Muslim.

Dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) 2025-2045, Pemerintah Provinsi NTB menetapkan Samota sebagai episentrum pembangunan ekonomi biru di Pulau Sumbawa. Samota merupakan kawasan yang strategis karena memiliki banyak potensi sumber daya alam, cagar biosfer dunia, dan melingkupi tiga kabupaten berupa Kabupaten Sumbawa, Dompu, dan Bima.


Perjuangkan Jadi KEK
Salah satu hewan yang menjadi perhatian dunia adalah hiu paus. Ikan terbesar yang memakan plankton itu adalah spesies kunci di Teluk Saleh.

Keberadaan hiu pas didata oleh Yayasan Konservasi Indonesia yang pada tahun 2017 sampai 2022 mencatat, Teluk Saleh memiliki 108 hiu paus. Ini menjadikan kawasan perairan di sana sebagai habitat hiu paus terbesar kedua setelah Teluk Cenderawasih di Papua Barat.

Sebelumnya, Kepala Bidang Perencanaan, Pengendalian, dam Evaluasi Pembangunan Daerah (P2EPD) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) NTB Firmansyah di Mataram, Rabu (30/7) mengatakan, penerapan kawasan ekonomi biru di Samota   dilakukan dengan pendekatan berbasis teknologi dan pemberdayaan masyarakat.

Baca jugaBerenang Bersama Hiu Paus Jadi Daya Tarik Baru Wisata Pulau Miang

                   Spesies Baru Ikan Gobi Kerdil Ditemukan Di Teluk Saleh NTB

Dikutip dari Antara, Firmansyah mengatakan ekonomi biru berangkat dari mimpi pemerintah daerah sampai 20 tahun ke depan untuk menjadikan Nusa Tenggara Barat sebagai provinsi kepulauan yang kuat, kompetitif, unggul, andal, dan takwa.

Menurutnya, Samota adalah kawasan yang strategis di Pulau Sumbawa karena memiliki potensi sumber daya alam melimpah, cagar biosfer dunia, dan melingkupi dua kabupaten yakni Kabupaten Dompu dan Kabupaten Sumbawa.

“Itu menjadi hal yang penting untuk kami bangun sebagai pemantik pengembangan ekonomi biru,” ucap Firmansyah.

Pemerintah NTB juga mendorong agar wilayah Samota bisa menjadi salah satu Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Nusa Tenggara Barat, seperti halnya KEK Mandalika yang berada di Pulau Lombok. “Kami berharap lima tahun bisa kami dorong pengembangan ekonomi biru yang lebih spesifik di Samota,” pungkas Firmansyah.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar