c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

KULTURA

25 Juni 2025

09:51 WIB

Pengaruh Budaya China Dalam Motif Dan Warna Wastra Nusantara

Wastra dan warna wastra tradisional banyak dipengaruhi gaya budaya China. Akulturasi budaya memilki simbol dan filosofi.

<p>Pengaruh Budaya China Dalam Motif Dan Warna Wastra Nusantara</p>
<p>Pengaruh Budaya China Dalam Motif Dan Warna Wastra Nusantara</p>

Sejumlah model menampilkan busana Wastra Jakarta saat penutupan Gernas BBI dan BBWI di Taman Fatahil ah Kota Tua, Jakarta, Minggu (19/11/2023). Antara Foto/Asprilla Dwi Adha

JAKARTA - Beberapa abad silam, Indonesia menjadi salah satu jalur perdagangan dunia, menjadi tempat persinggahan dan pertemuan berbagai budaya, antara lain Belanda, Arab, India dan China.

Dari sini, akulturasi budaya pun terjadi. Salah satunya bisa dilihat sampai saat ini adalah motif wastra tradisional yang menunjukkan akulturasi budaya Indonesia dan China sudah terjadi sejak berabad-abad yang lalu.

Dosen Program Studi China Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya UI, Prof. Hermina Sutami menyatakan, hasil akulturasi budaya dapat dilihat pada wastra yang mengandung simbol dan filosofi dari berbagai tempat yang menjadi pengaruh.

Akulturasi budaya, kata Prof. Hermina, juga ditemukan di berbagai daerah di Indonesia sehingga menimbulkan budaya peranakan yang unik, yang juga tampak pada wastra.

Salah satu contoh motif yang kerap ditemukan pada wastra Nusantara ialah naga. Jika dalam budaya Barat naga dianggap sebagai sosok jahat, di China hewan mitologi itu ialah simbol kekuatan, kesehatan dan keberuntungan.

Naga juga diyakini sebagai sosok yang dihormati dan memiliki pengaruh besar terhadap alam, seperti bisa mengendalikan air hujan. Warna merah dari budaya China juga memengaruhi wastra Indonesia, yang bermakna warna keberuntungan dan memberikan kekuatan serta perlindungan.

"Dalam budaya Tionghoa, warna merah juga berperan dalam mengusir roh jahat sekaligus memberikan energi positif. Sementara warna merah yang dikombinasikan dengan emas memberikan makna kekayaan dan kemakmuran," terangnya.

Ketua Umum Himpunan Wastraprema, Neneng Iskandar menyatakan, kebudayaan China banyak diserap dalam wastra Indonesia. Selain motif naga, ada juga motif bunga teratai, bunga peoni, burung hong dan burung kilin.

Motif-motif tersebut, yang banyak muncul pada kain batik dan tenun, didapat dari keramik China yang ditemukan di Indonesia, yang diolah secara kreatif oleh masyarakat lokal.

"Akulturasi tidak menghilangkan identitas budaya Indonesia, namun, justru memperkaya khazanah budaya dengan ragam motif, warna, teknik dan filosofi," kata Neneng.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar