c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

KULTURA

11 Januari 2025

17:57 WIB

Penetapan WBTb Reog Ponorogo Sebagai Daya Tarik Wisata

Penetapan Reog Ponorogo sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) dari UNESCO harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, setidaknya sebagai daya tarik baru pariwisata ke daerah seni itu berasal.

Editor: Satrio Wicaksono

<p>Penetapan WBTb Reog Ponorogo Sebagai Daya Tarik Wisata</p>
<p>Penetapan WBTb Reog Ponorogo Sebagai Daya Tarik Wisata</p>

Deretan Reyog Ponorogo yang sedang menghibur para penonton. (ANTARA/Chairul Rohman)

JAKARTA - Penetapan Reog Ponorogo sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) dari UNESCO, memiliki potensi positif untuk menarik kunjungan turis lokal maupun mancanegara berkunjung ke kota tersebut.

Sekretaris Kementerian Koordinator (Sesmenko) Bidang Perekonomian Republik Indonesia, Susiwijono Moegiarso mengatakan, momentum ini harus bisa dimanfaatkan dengan sangat baik, setidaknya untuk meningkatkan pertumbuhan perekonomian melalui elemen pariwisata.

"Dengan memanfaatkan seni budaya Reog Ponorogo ini sebagai satu potensi tidak hanya dari sisi budaya, tapi juga bagaimana memanfaatkan ini menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru bagi Ponorogo," kata Susiwijono Moegiarso di Jakarta, Sabtu, seperti dikutip dari Antara.

Untuk bisa menarik perhatian masyarakat Indonesia dan juga mancanegara, pihaknya tengah mempersiapkan berbagai infrastruktur yang dapat menunjang industri pariwisata itu dapat diminati masyarakat.

Persiapan yang sudah dilangsungkan sejak lama ini, meliputi pembangunan monumen Reog Ponorogo dan juga Museum Peradaban. Monumen Reog Ponorogo ini diklaim bakal memiliki 26 lantai dengan ketinggian mencapai 126 meter, digadang akan lebih tinggi dibandingkan dengan monumen Garuda Wisnu Kencana yang ada di Bali.

Hingga saat ini, pembangunan monumen yang terletak di atas lahan aset daerah setempat di Gunung Gamping, Desa Sampu, Kabupaten Ponorogo dan menelan anggaran sebesar Rp76,6 miliar itu sudah mencapai 95%.

Pada tahun ini, baik monumen dan juga museum ditargetkan harus rampung dan sudah mulai bisa dioperasikan pada tahun 2025. Sehingga, kebijakan pemerintah yang menargetkan pertumbuhan ekonomi delapan persen dan salah satu yang dapat memberikan kontribusinya itu adalah pariwisata, bisa tercapai.

"Ini bagian dari kebijakan pemerintah bahwa Presiden memberi arahan pertumbuhan 8 persen, salah satunya dari sektor turisme, khususnya destinasi wisata yang berbasis seni budaya Reog ini," ujar dia.

Oleh karena itu, kerja sama atau kolaborasi dari berbagai pihak sangat dibutuhkan untuk menyukseskan Ponorogo menjadi kota wisata baru di Indonesia bisa dicapai dengan mudah dan cepat.

"Selain pembiayaan, nanti kita akan didampingi dengan program-program dari Kementerian Pariwisata karena akan menjadikan ini sebagai satu destinasi wisata," tutur Susiwijono.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar