24 Juni 2024
19:11 WIB
Peneliti Ungkap Pria Dengan IQ Rendah Rentan Berselingkuh
Sebuah penelitian menunjukkan kalau kesetiaan bisa dilihat dari tingkat kecerdasan seseorang. Pria dengan IQ rendah memiliki kecenderungan untuk berselingkuh.
Penulis: Annisa Nur Jannah
Editor: Satrio Wicaksono
Ilustrasi perselingkuhan suami isteri. Shutterstock/Kmpzzz
JAKARTA - Perselingkuhan tidak hanya merusak kepercayaan dan kenyamanan dalam hubungan. Di sisi lain bagi mereka yang dikhianati tentu dapat mengakibatkan trauma emosional yang berkepanjangan.
Ada banyak faktor yang membuat khususnya seorang pria berselingkuh seperti dorongan biologis, ketidakpuasan dalam hubungan, kurangnya komunikasi, godaan dari lingkungan sekitar, atau bahkan kesempatan yang muncul secara tidak terduga. Namun, ada satu faktor yang menarik untuk dibahas terkait pria berselingkuh, yaitu tingkat kesetiaan kepada pasangan ternyata dapat mencerminkan tingkat Intelligence Quotient (IQ) seorang pria.
Melansir laman Daily Mail, sebuah penelitian yang dilakukan oleh psikolog evolusioner dari London School of Economics and Political Science, Dr. Satoshi Kanazawa pada 2010 menunjukkan, pria yang sering berselingkuh cenderung memiliki IQ lebih rendah. Para peneliti percaya bahwa kesetiaan pada pasangan dapat menjadi indikator dari tingkat kecerdasan seseorang.
Satoshi menambahkan, semakin cerdas seorang pria, semakin kecil kemungkinan dia untuk berselingkuh dari pasangannya. "Menurut teori evolusi, pria pada dasarnya tidak memiliki kecenderungan alami untuk setia kepada satu pasangan," jelasnya.
Namun, seiring dengan meningkatnya kecerdasan dan perkembangan masyarakat, pria yang lebih cerdas lebih memahami manfaat kesetiaan dan monogami dalam hubungan, baik secara emosional maupun sosial. Dengan begitu, mereka lebih cenderung setia pada satu pasangan.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa sikap mementingkan diri sendiri dan konservatif dianggap sebagai sikap primitif dalam teori evolusi. Orang yang lebih cerdas cenderung lebih terbuka terhadap ide-ide baru, termasuk konsep monogami.
Seperti diketahui, IQ dibagi menjadi beberapa kategori yang berbeda. Rata-rata IQ berada di rentang skor 90-109. IQ yang lebih tinggi dari 109 dapat diklasifikasikan seperti superior (skor 120-129), berbakat (skor 130-144), sangat berbakat (skor 145-159), hingga teramat sangat berbakat (skor 160-175).
Di sisi lain, IQ di bawah 90 masuk ke dalam kategori seperti di bawah rata-rata (skor 80-89), batas tertinggal (skor 70-79), sedikit tertinggal (skor 55-69), atau cukup tertinggal (skor 40-54). Untuk mengetahui IQ seseorang, bisa dilakukan dengan melakukan tes IQ.
Tes ini dirancang untuk mengukur kemampuan kognitif seseorang dalam berbagai bidang seperti logika, memori, keterampilan verbal, dan pemecahan masalah. Tes IQ umumnya dilakukan oleh psikolog atau spesialis dalam bidang psikometri dan hasilnya memberikan gambaran tentang tingkat kecerdasan seseorang dalam kategori yang telah disebutkan sebelumnya.