06 Januari 2023
13:04 WIB
Penulis: Gemma Fitri Purbaya
Editor: Rendi Widodo
JAKARTA - Ada banyak alasan orang melakukan masturbasi, mulai dari ingin melepaskan hasrat seks yang muncul, alternatif seks bagi orang-orang yang menghindari kehamilan yang tidak diinginkan dan penyakit menular seksual, membantu agar mudah tertidur, dan masih banyak lagi. Namun, bagaimana dengan selama pandemi Covid-19?
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Archives of Sexual Behavior pada Desember 2022 menemukan alasan yang banyak digunakan ketika orang bermasturbasi selama masa pandemi.
Penelitian tersebut menganalisis data dari 2021 National Survey of Sexual Wellbeing di Amerika Serikat dan melibatkan sekitar 3.800 partisipan.
Partisipan ditanya seputar frekuensi mereka bermasturbasi, alasan untuk melakukannya, dan frekuensi berhubungan seks dengan pasangan mereka selama satu tahun ke belakang.
Hasilnya, di antara partisipan yang memiliki pasangan ada 34,3% partisipan yang tidak berhubungan seks dengan pasangan mereka. Padahal sekitar 40% partisipan pria menginginkan lebih banyak aktivitas seks dengan pasangan mereka.
Sementara terkait masturbasi, para peneliti menemukan 60% partisipan pria bermasturbasi sedikitnya satu kali per bulan, dan hanya 36,5% partisipan wanita yang melakukannya. Bahkan 25% wanita dilaporkan tidak pernah masturbasi sepanjang hidupnya, termasuk selama pandemi.
Ketika ditanya alasan bermasturbasi, para partisipan menjawab adalah untuk merasa senang, meredakan stres, merasa bergairah, dan membantu mereka untuk lebih mudah tidur. Hanya kurang dari 5% partisipan yang menjawab kalau masturbasi merupakan cara yang 'aman' untuk melakukan aktivitas seks selama pandemi Covid-19.
"Penelitian kami menambah pemahaman baru tentang masturbasi solo, khususnya pada kurun waktu tertentu yakni seperti pandemi Covid-19, sehingga membantu peneliti lain untuk memahami perubahan aktivitas seks sendiri dan bersama pasangan," tulis para peneliti.
Sebagai tambahan, para peneliti juga menemukan alasan partisipan tidak bermasturbasi selama pandemi.
Alasan yang paling banyak adalah karena mereka tidak tertarik, telah menjalin hubungan, dan bertentangan dengan agama yang dianut.
Meski demikian, penelitian ini masih mempunyai keterbatasan. Salah satunya adalah partisipan yang berasal dari Amerika Serikat sehingga tentunya memiliki latar belakang, budaya, dan lingkungan yang berbeda.