12 September 2025
11:59 WIB
Peneliti ITB Temukan Kadal Buta Tak Bertungkai, Endemik Pulau Buton
Dibamus oetamai spesies kadal buta endemik Pulau Buton, yang memiliki beberapa karakter morfologi unik yang membedakannya dari Dibamus lain, terutama pada bagian kepala.
Penulis: Arief Tirtana
Editor: Andesta Herli Wijaya
Spesies kadal buta ditemukan di Pulau Buton, Sulawesi Tenggara. Dok: ITB. Dibamus oetamai spesies kadal buta endemik
JAKARTA - Keanekaragaman hayati dan hewani Indonesia masih menyimpan banyak hal yang belum banyak diketahui. Misalnya hingga kini selalu ada saja spesies baru yang bisa teridentifikasi merupakan endemik sebuah wilayah.
Belum lama ini, lewat proses penelitian yang panjang, dosen sekaligus peneliti dari Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada, Donan Satria Yudha, S.S., M.Sc., bersama tim kolaborator BRIN berhasil mengidentifikasi spesies baru kadal buta tak bertungkai (genus Dibamus) dari Pulau Buton, Sulawesi Tenggara. Spesies yang diberi nama Dibamus oetamai ini tidak hanya memperkaya keragaman hayati Indonesia, tetapi juga menjadi pengingat pentingnya menjaga hutan tropis yang menjadi habitat utama satwa endemik.
Hasil identifikasi Donan Satria dipublikasikan di Journal of Asian Biodiversity Taprobanica, pada April lalu. Penemuan spesies ini dimulai pada 2023, ketika Ekspedisi NKRI Koridor , seorang mahasiswa menemukan spesimen kadal tak bertungkai yang aneh dan mencurigakan. Sampel itu kemudian dikirimkan kepada Donan di Laboratorium Sistematika Hewan, Fakultas Biologi UGM.
Sampel yang ditemukan kemudian dikaji oleh Donan bersama Awal Riyanto, ahli herpetologi dari LIPI (kini di Kelompok Riset Herpetologi, Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi, BRIN). Kolaborasi dalam proses identifikasi ini juga melibatkan mahasiswa bimbingannya, Maximilianus Dwi Prasetyo, yang menjadikan penelitian ini sebagai topik skripsinya.
"Penelitian Mas Maxi yang saya bimbing ini kemudian dibantu oleh Bapak Thasun Amarashinge dari BRIN beserta kolega beliau. Akhirnya teridentifikasi sebagai spesies baru dan diterbitkan dalam jurnal tersebut," kata Donan ketika pada Kamis (11/9), dilansir dari laman resmi UGM.
Temuan ini menjadi sesuatu yang menarik, sebab spesies kadal buta memiliki beberapa karakter morfologi yang membedakannya dari Dibamus lain, terutama pada bagian kepala. Perbedaan utamanya terletak dibagian kepala, yakni tidak adanya sutura (garis-garis) pada bagian medial dan lateral dari rostral (moncong), juga sutura di bagian labial dan nasal lengkap.
Baca juga: BRIN Temukan Spesies Baru Tikus Hutan Endemik Sulawesi
Sisik bagian frontalnya juga lebih besar daripada frontonasal, sisik interparietal tampak jelas lebih kecil dari frontonasal, sisik nuchal berjumlah 4-6 buah, sisik postocular dua buah, sisik supralabial satu buah, dan masih ada lagi karakter pembeda di bagian badan dan ekornya.
Selain karakteristiknya yang beda, keberhasilan Donan mengidentifikasi spesies ini juga menjadi hal yang penting. Sebab keberadaan Dibamus oetamai ini berpotensi terancam. Hal ini dikarenakan spesies tersebut bersifat endemik Pulau Buton, dengan sebaran yang sejauh ini baru diketahui di kawasan hutan lindung Kakenauwe dan Lambusango pada ketinggian di bawah 400 mdpl. Habitat spesies ini adalah hutan hujan musiman dengan serasah tebal.
"Jadi kemungkinan besar kelestarian spesies ini terancam di masa depan karena spesies ini hidupnya tergantung pada keberadaan hutan," terang Donan.
Temuan ini juga sekaligus membuktikan bahwa masih banyak spesies baru di kawasan hutan Indonesia, khususnya di pulau-pulau. Karena itu, Donan juga mengharapkan pemerintah tidak membuka hutan atau mengubah hutan sebagai tempat aktivitas manusia, karena masih banyak spesies baru di dalam area berhutan.