c

Selamat

Rabu, 5 November 2025

KULTURA

14 Oktober 2025

11:24 WIB

Peneliti IPB Ubah Limbah Mata Ikan Tuna Jadi Suplemen Kaya DHA

Biasanya mata ikan tuna hanya menjadi limbah. Namun di tangan peneliti IPB, Prof. Wini, mata ikan yang kaya omega-3 diubah menjadi suplemen kaya gizi. 

Penulis: Arief Rachman

<p>Peneliti IPB Ubah Limbah Mata Ikan Tuna Jadi Suplemen Kaya DHA</p>
<p>Peneliti IPB Ubah Limbah Mata Ikan Tuna Jadi Suplemen Kaya DHA</p>

Vita Docosa, suplemen omega-3. Foto: IPB.

JAKARTA - Di Indonesia, mata ikan tuna umumnya dibuang begitu saja menjadi limbah industri. karena dianggap tidak memiliki nilai untuk bisa diolah. Berbeda dengan Jepang yang menjadikan mata ikan tuna sebagai hidangan bernama Maguro no Medama.

Padahal mata ikan tuna mengandung omega-3, khususnya DHA yang sangat bermanfaat bagi perkembangan otak dan kesehatan tubuh. Kandungan DHA pada mata tuna bisa mencapai 32–38%, jauh lebih tinggi dibandingkan ikan impor, seperti salmon dan kod yang hanya sekitar 12–17%. 

Bahkan, Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB University, Prof. Wini Trilaksani mengatakan kandungannya bisa mencapai 40%, tanpa perlu dikonsentratkan.

"Minyak mata tuna ini tidak perlu lagi dikonsentratkan. Dengan sedikit proses pemurnian, kadar DHA sudah bisa mencapai 40%,” jelas Prof. Wini, dikutip dari halaman IPB University.

Dengan potensi sumber gizi itulah yang akhirnya membuat Prof. Wini memanfaatkan mata ikan tuna menjadi suplemen kesehatan yang dinamakan Vita Docosa. Inovasi ini juga berangkat dari tingginya produk impor omega-3 di Indonesia. Kalaupun ada produk lokal, umumnya terbuat dari bahan baku luar negeri.

"Pasar suplemen kita masih dibanjiri produk luar negeri, sementara dari dalam negeri nyaris tidak ada. Kalau pun ada, bahan bakunya juga impor," katanya.

Vita Docosa dirancang untuk mendukung pemenuhan gizi ibu hamil, ibu menyusui, dan anak-anak. Kehadiran suplemen ini diharapkan membantu menekan angka stunting yang masih menjadi persoalan serius di Indonesia.

Harapannya, dengan harga lebih terjangkau ini, produk ini bisa menjadi alternatif sumber gizi yang terjangkau. Seraya menjelaskan, kekurangan DHA menjadi salah satu faktor utama rendahnya kemampuan kognitif anak. 

Dengan kandungan omega-3 (EPA dan DHA), bahkan juga virgin coconut oil, minyak ikan, serta vitamin E, diharapkan keberadaan produk ini dapat memenuhi angka kecukupan gizi (AKG).

"Yang kita khawatirkan, anak-anak stunting nantinya juga memiliki kemampuan kognitif rendah. Itu berdasarkan hasil penelitian, salah satunya karena kurang asupan DHA," jelasnya.

Selain untuk mengatasi stunting, Vita Docosa bermanfaat untuk pemenuhan asupan gizi optimal. Sebab selain bisa mendukung perkembangan otak, DHA juga bermanfaat bagi kesehatan retina mata, menjaga fungsi jantung, membantu metabolisme tubuh, hingga meningkatkan daya ingat.

 "Indonesia memiliki laut yang luas dengan hasil perikanan melimpah. Sudah seharusnya kita bisa memanfaatkan potensi lokal untuk kesehatan dan kecerdasan generasi bangsa," tutupnya. 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar