18 Juni 2025
13:02 WIB
Pendaki Ilegal Merapi Disanksi Bersihkan Objek Wisata Selama 3 Bulan
Untuk memberikan efek jera, Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) akan memberikan sanksi membersihkan obyek wisata Kalitalang, Klaten selama tiga bulan.
Editor: Satrio Wicaksono
Beberapa pendaki terlihat di kawasan puncak Merapi. Shutterstock/Paramarta Bari |
JAKARTA - Empat pendaki ilegal Gunung Merapi akan dijatuhi sanksi membersihkan kawasan Obyek Wisata Alam (OWA) Kalitalang, Klaten, Jawa Tengah selama tiga bulan. Sanksi tersebut diberikan lantaran mereka nekat masuk kawasan puncak Merapi dan mendaki saat gunung itu masih berstatus Siaga (Level III).
"Sanksi yang kita berikan tentunya juga harus memiliki asas mendidik supaya pelaku tidak mengulangi lagi," kata Kepala Balai Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM), Muhammad Wahyudi.
Mereka dijatuhi sanksi lantaran nekat masuk kawasan puncak Merapi secara ilegal saat gunung itu masih berstatus Siaga (Level III).
Empat pendaki ilegal itu terlibat dalam dua kasus berbeda. Dua orang pertama, Y (42) warga Magelang dan F (22) warga Sragen, Jawa Tengah diketahui mendaki Merapi pada 8 Juni 2025. Aksi mereka terekam dalam video yang kemudian viral di media sosial TikTok.
Berdasarkan pemeriksaan, keduanya saling mengenal melalui media sosial dan berkomunikasi lewat WhatsApp sebelum melakukan pendakian.
Keduanya telah dipanggil dan menjalani pemeriksaan di kantor Balai TNGM pada Selasa (17/6). Berdasarkan hasil pemeriksaan itulah, TNGM menyiapkan sanksi pembinaan berupa pembersihan kawasan OWA Kalitalang.
Dua pendaki lainnya, A (20) dari Bantul dan N (17) dari Ambarawa, tertangkap tangan oleh petugas saat turun dari jalur pendakian Merapi pada Minggu (15/6).
Menurut Wahyudi, mereka diamankan di Bangsal Pecaosan, jalur atas New Selo, setelah petugas mencurigai dua sepeda motor terparkir di area tersebut. Pemeriksaan terhadap keduanya kemudian dilanjutkan di Resort Pengelolaan Taman Nasional (RPTN) Selo.
"Menurut keterangan kedua anak ini termotivasi naik Merapi setelah melihat TikTok dengan akun Chandra Kusuma yang viral sebelumnya," ujar dia.
Wahyudi menegaskan, seluruh aktivitas pendakian Gunung Merapi ditutup sejak November 2020 menyusul penetapan status Siaga (Level III) berdasarkan rekomendasi Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG).
Penutupan bertujuan mencegah jatuhnya korban akibat potensi bahaya guguran lava, awan panas, maupun lontaran material vulkanik yang bisa menjangkau radius 3-7 kilometer dari puncak.
"Penutupan pendakian semata-mata untuk mencegah kejadian yang tidak diinginkan. Untuk itu seluruh masyarakat dihimbau untuk taat terhadap ketentuan larangan pendakian Gunung Merapi," ujar Wahyudi.