c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

KULTURA

12 Oktober 2023

20:37 WIB

Pemerintah Diminta Lindungi Temuan Bebatuan Purba Di Padang Pariaman 

Temuan bebatuan di Lubuk Alung, Padang Pariaman, Sumatera Barat diduga antara kekar kolom atau columnar joint atau Cagar Budaya Zaman Megalitikum

Pemerintah Diminta Lindungi Temuan Bebatuan Purba Di Padang Pariaman 
Pemerintah Diminta Lindungi Temuan Bebatuan Purba Di Padang Pariaman 
Peneliti melihat objek diduga cagar budaya (ODCB) di Korong Surantiah, Nagari Lubuk Alung, Padang Pa riaman, Sumatera Barat, Kamis (12/10/2023). Antara Foto/Iggoy el Fitra

PADANG - Ahli Geologi dan Vulkanologi Sumatera Barat Ade Edward meminta pemerintah atau pemangku kepentingan terkait, segera melindungi dugaan kekar kolom atau columnar joint yang ditemukan di Lubuk Alung, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat. Pendapat lain menyatakan, temuan batu-batuan tersebut diduga juga merupakan cagar budaya dari zaman megalitikum
 
"Kami berharap temuan ini (columnar joint) segera dilindungi. Karena sebagian masih orisinal," kata Ade Edward di Kabupaten Padang Pariaman, Kamis (12/10) seperti dilansir Antara. 

Permintaan ini, ia sampaikan mengingat temuan kekar kolom sebelumnya di Kabupaten Pesisir Selatan, habis karena ditambang untuk kebutuhan material bangunan. Oleh karena itu, agar kejadian itu tidak terulang, Ade menyarankan pemerintah segera mengambil langkah cepat dengan melindungi temuan geologi tersebut.

Apalagi, columnar joint yang ditemukan di Kabupaten Padang Pariaman tersebut tergolong unik dan langka. Sebab, beberapa batangan kekar kolom diketahui mencapai empat meter.  

Kemudian, jika dibandingkan columnar joint di Merangin, Provinsi Jambi, temuan di Padang Pariaman bisa dikatakan lebih baik karena muncul ke permukaan bumi serta berada di atas perbukitan. Sementara, kekar kolom di Merangin posisinya di bawah.
 
 Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Padang Pariaman Anwar mengatakan, dugaan kekar kolom yang ditemukan di Korong (dusun) Surantih, Kecamatan Lubuk Alung tersebut awalnya dilaporkan masyarakat setempat.
 
Setelah mendapatkan informasi tersebut pihaknya langsung berkoordinasi dengan instansi terkait untuk menindaklanjuti dugaan columnar joint. Hal itu juga selaras dengan amanat Undang-Undang Nomor 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya menyebutkan setiap temuan benda yang diduga cagar budaya, wajib diinformasikan kepada pihak berwenang.
 
 Hasil kunjungan bersama ahli yang terdiri dari ahli cagar budaya Sumatera Barat dan Balai Pelestarian Kebudayaan Sumatera Barat, diduga gundukan batuan tersebut merupakan benda cagar budaya. Akan tetapi, Anwar menegaskan kepastian temuan tersebut termasuk cagar budaya atau bukan, merupakan kewenangan para ahli yang dibarengi dengan penelitian mendalam.

Andesit Basaltik
 Berdasarkan hasil pengamatan fisik di lapangan, Ade mengatakan, bebatuan pada gundukan yang ditemukan di Lubuk Alung merupakan jenis batuan andesit basaltik atau antara batuan andesit dengan basaltik. Ia menjelaskan, batu andesit berwarna abu-abu muda dan batuan basaltik warnanya lebih ke abu-abu atau mendekati hitam.

Ade menuturkan, bebatuan itu terbentuk akibat proses pembekuan magma di bawah permukaan bumi yang kemudian menyelusup melalui celah retakan atau patahan.

"Magma tersebut mendapatkan tekanan dan menyelusup ke dalam sela-sela batuan sehingga membeku," cetusnya.

Dalam proses perubahan masa dari cair menjadi padat, ia melanjutkan, ter-jadi penyusutan dan pengerasan. "Ketika itulah terjadi fenomena yang membentuk kolom-kolom yang nama disebut columnar joint (kekar kolom)," katanya.

Ade mengemukakan, usia bebatuan yang diduga merupakan kekar kolom di Lubuk Alung diperkirakan antara 40 sampai 60 juta tahun. Menurut dia, diperlukan penelitian dan pengkajian untuk menentukan lebih tepat usia bebatuan tersebut.

Ia menyampaikan, kekar kolom juga dapat dijumpai di area air terjun Lembah Anai, Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat. Menurut dia, struktur batuan pada kekar kolom di Padang Pariaman ini, juga jauh lebih rapi dibandingkan dengan susunan bebatuan pada gundukan yang ditemukan di wilayah Lembah Anai.

Peninggalan Manusia
 Sementara itu, dugaan soal cagar budaya di lokasi tersebut, diungkapkan Sejarawan dari Universitas Andalas, Sumatera Barat (Sumbar) Prof Herwandi. "Di lokasi ini kami menemukan beberapa objek yang diduga produk budaya, atau objek diduga cagar budaya," kata Herwandi, Kamis.

Alasannya, kata Prof Herwandi, di lokasi tersebut ditemukan benda-benda yang diduga kuat peninggalan manusia. Seperti lesung yang terbuat dari batu, batu berbentuk balok dengan motif lurus (ulir), hingga benda mirip pisau atau kapak di sekitar lokasi tumpukan bebatuan tersebut.

Ia menjelaskan, berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2010 disebutkan bahwa benda alam dan benda hasil tangan manusia bisa dijadikan sebagai cagar budaya. Namun, sebelum ditetapkan sebagai cagar budaya, maka dibutuhkan kajian mendalam.

"Posisinya sementara itu adalah objek diduga cagar budaya," Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas tersebut.

Akan tetapi, ia menegaskan tidak tertutup kemungkinan temuan tersebut merupakan kekar kolom atau columnar joint seperti pandangan para arkeolog. Jika terbukti kekar kolom, maka hal itu merupakan satu dari sedikit columnar joint di dunia.

"Columnar joint itu di dunia tidak banyak. Di Rusia, Selandia Baru, Amerika Serikat, dan Korea Selatan masing-masing ada satu," sebut dia.

Ade Edward sendiri memang cenderung berpendapat tumpukan bebatuan tersebut diduga kuat adalah kekar kolom atau columnar joint. Ade menjelaskan batuan tersebut terbentuk akibat proses pembekuan magma di bawah permukaan bumi yang kemudian menyelusup melalui celah retakan, atau akibat adanya patahan.

"Magma tersebut mendapatkan tekanan dan menyelusup ke dalam sela-sela batuan sehingga membeku," jelas dia.
 
 Namun, hal tersebut masih membutuhkan kajian atau penelitian mendalam dari pakar. Sementara terkait benda berbentuk lesung, Ade menilai hal itu bisa saja terjadi karena adanya proses alamiah. Dengan kata lain, cekungan benda mirip lesung itu terbentuk akibat pelapukan kimia.

 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar