09 Desember 2024
09:41 WIB
Pemahaman Fungsi AI Jaga Relevansi Pekerja Di Era Digital
Upgrading skill maupun reskilling dibutuhkan para pekerja agar dapat tetap bersaing di masa depan dan memastikan mereka tetap relevan di pasar kerja.
Penulis: Arief Tirtana
Editor: Rendi Widodo
Ilustrasi AI. Unsplash
JAKARTA - Penggunaan kecerdasan buatan (AI) yang meningkat menimbulkan kekhawatiran teknologi ini akan menggantikan banyak pekerjaan. Namun, sebuah riset dari Universitas Gadjah Mada (UGM) menunjukkan sebaliknya.
Riset Tim Microeconomics Dashboard (Micdash) UGM menunjukkan bahwa AI justru akan memberi dampak signifikan pada cara kerja manusia, semakin mempermudah pencarian informasi dan meningkatnya produktivitas.
Koordinator bidang kajian Micdash, Qisha Quarina, mengungkapkan bahwa saat ini memang ada sebanyak 77% orang yang masih khawatir bahwa teknologi AI dapat berpotensi menghilangkan pekerjaan dan menggantikan tugas-tugas manusia. Padahal menurutnya, AI sesungguhnya dapat mengoptimalkan pekerjaan dan melengkapi kekurangan sumber daya manusia.
Memang sudah mulai ada pekerjaan yang digantikan oleh mesin dan robot, tetapi diyakininya teknologi AI sebenarnya kurang mampu dimanfaatkan secara maksimal untuk hal-hal yang tak terprediksi.
Ia berpendapat sektor pendidikan dan perusahaan sebaiknya memberikan fasilitas kebutuhan upgrading skills maupun reskilling yang dibutuhkan para pekerja agar dapat bersaing di masa depan dan memastikan pekerja tetap relevan di pasar kerja.
Peneliti Micdash lainnya, Raniah Salsabila, juga mengakui bahwa penerapan AI di pasar tenaga kerja memang sudah tidak bisa dihindari lagi. Namun, inovasi ini pada dasarnya dirancang untuk membantu manusia dalam menyelesaikan pekerjaan dan meningkatkan produktivitas.
Di masa depan, keterampilan yang dibutuhkan tidak hanya terbatas pada keterampilan yang berkaitan dengan teknologi, namun juga mencakup kecerdasan manusia, seperti analytical thinking and innovation, complex problem-solving, critical thinking and analysis, creativity, originality and initiative, serta reasoning, problem-solving and ideation.
Keterampilan-keterampilan tersebut menjadi semakin penting, dan bisa dikuasai AI. Tetapi, kendati mampu menjalankan tugas-tugas tertentu, diyakininya AI tidak akan dapat menggantikan kualitas-kualitas yang terkait dengan kecerdasan manusia.